Ini Alasan Pengidap Kanker Dapat Terkena Kifosis
Halodoc, Jakarta - Hampir seluruh penelitian yang dilakukan terkait kanker menyatakan ini adalah kondisi yang membahayakan. Bahaya kanker ini muncul karena sel-sel kanker tumbuh tidak terkendali dan menyerang sel tubuh yang sehat. Beberapa langkah pengobatan dapat dilakukan untuk mengatasi kanker, antara lain dengan radioterapi dan kemoterapi.
Namun, tahukah dua proses pengobatan kanker ini dapat menyebabkan penyakit kifosis? Akibat penyebaran kanker pada tulang belakang, kedua jenis pengobatan ini membuat tulang belakang melemah dan rentan mengalami patah tulang. Berikut ini hal lain yang wajib kamu ketahui tentang penyakit kifosis:
Apa itu Kifosis?
Kifosis adalah kelainan di lengkungan tulang belakang yang membuat punggung bagian atas seseorang tampak membulat atau bengkok tidak normal. Setiap orang memiliki tulang belakang yang melengkung, pada kisaran 25 sampai 45 derajat, tetapi pada pengidap kifosis, kelengkungan tulang belakang ini mencapai 50 derajat atau lebih. Alhasil, seseorang jadi terlihat bungkuk.
Penyakit kifosis hanya menimbulkan sedikit masalah dan tidak perlu ditangani. Namun, pada kondisi yang parah, kifosis menyebabkan nyeri, serta gangguan pernapasan. Jika sudah begini, maka pengidapnya perlu menjalani prosedur bedah.
Baca Juga: Waspada Kebiasaan Duduk Penyebab Kifosis
Gejala Kifosis
Penyakit kifosis menunjukkan gejala yang berbeda, tetapi umumnya penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala, antara lain:
-
Tinggi bahu kanan dan kiri yang berbeda.
-
Tinggi atau posisi skapula (tulang belikat) yang berbeda.
-
Kepala terlihat lebih condong ke depan dibanding bagian tubuh lain.
-
Saat membungkuk, tinggi punggung atas terlihat tidak normal.
-
Otot hamstring (otot belakang paha) terasa kencang.
-
Nyeri punggung dan kaku.
Namun, penyakit kifosis yang masuk dalam kategori ringan tidak menunjukkan gejala.
Komplikasi Penyakit Kifosis
Jika tidak ditangani dengan benar, kifosis dapat menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:
-
Gangguan napas. Pada kasus yang parah, kifosis dapat menekan paru-paru dan menyebabkan seseorang mengalami sesak napas.
-
Gangguan pencernaan. Kifosis yang parah menekan saluran cerna dan memicu gangguan, seperti sakit maag atau sulit menelan.
-
Gerak tubuh yang terbatas. Kifosis dapat menyebabkan pengidapnya sulit berjalan, bangkit dari kursi, atau menengadahkan kepala. Tulang punggung yang melengkung juga menimbulkan nyeri bila penderita berbaring.
-
Penampilan tubuh yang tidak menarik. Kifosis membuat pengidapnya terlihat tidak menarik, karena bungkuk atau memakai penyangga punggung untuk memperbaiki kondisinya.
Pengobatan Kifosis
Penyakit kifosis yang muncul setelah pengobatan kanker seperti yang sebelumnya disebutkan, biasanya tidak memerlukan pengobatan. Hal ini disebabkan postur tubuh yang salah, sehingga penyakit kifosis hanya perlu memperbaiki postur tubuh dengan fisioterapi.
Sementara kifosis akibat kelainan tulang belakang, maka metode pengobatan tergantung pada beberapa faktor, seperti usia dan jenis kelamin pasien, serta tingkat keparahan dan fleksibilitas lengkungan tulang punggung. Penanganan yang disarankan oleh dokter adalah pemberian obat-obatan seperti pereda nyeri dan obat untuk osteoporosis.
Selain meresepkan obat, dokter juga menyarankan untuk rutin melakukan peregangan supaya memperbaiki fleksibilitas dan meredakan nyeri tulang belakang. Pada anak-anak dengan Scheuermann’s kyphosis, dokter menganjurkan penyangga punggung, agar tulang belakang tidak makin melengkung selama masa pertumbuhan.
Pada kifosis yang parah, terutama yang menjepit saraf tulang belakang, dokter menyarankan tindakan spinal fusion. Dalam prosedur ini, dokter memasukkan potongan tulang di antara ruas tulang belakang, kemudian menyangganya dengan pen logam hingga posisi yang normal.
Untuk membantu menjaga kepadatan tulang, dokter menyarankan konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, membatasi konsumsi alkohol, dan menghindari rokok dan melindungi kesehatan tubuh dari bahaya kanker.
Baca Juga: Penyebab 3 Kelainan Tulang Belakang
Untuk menanyakan masalah kesehatan secara rutin, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Ada banyak dokter pilihan yang bisa dihubungi sebelum kamu melakukan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit. Hubungi dokter melalui Voice/Video Call dan Chat menggunakan aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc. di App Store dan Google Play sekarang!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan