Indonesia Darurat Asap, Ketahui 8 Cara Mencegah ISPA
Halodoc, Jakarta – Sebulan sudah lamanya, tagar-tagar berita diramaikan oleh masalah kebakaran hutan yang terjadi pada sejumlah daerah di Indonesia. Setiap tahunnya, beberapa daerah di Indonesia, seperti Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera mengalami kebakaran hutan akibat musim kemarau panjang, sengaja dibakar maupun pembuangan puntung rokok secara sembarangan.
Baca Juga: 3 Jenis Pemeriksaan untuk Diagnosis ISPA
Indonesia kini mengalami krisis kebakaran hutan yang sulit sekali dihentikan akibat hujan yang tidak kunjung tiba. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyebabkan sejumlah masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang terkena dampak. Salah satu penyakit yang mengancam adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Karhutla Penyebab ISPA
Asap karhutla yang mencemari kualitas udara memberikan dampak buruk kepada masyarakat. Selain mengganggu pandangan karena tebalnya kabut asap, polusi udara memicu masalah kesehatan, salah satunya adalah ISPA. ISPA adalah infeksi yang memengaruhi sistem pernapasan atas dimulai dari hidung dan berakhir pada pita suara atau pada sistem pernapasan bawah yang dimulai pada pita suara dan berakhir di paru-paru.
Infeksi ini berbahaya untuk anak-anak, lansia, dan orang-orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, mereka merasakan gejala, di antaranya:
-
Hidung mampet dan beringus;
-
Batuk;
-
Sakit tenggorokan;
-
Pegal-pegal;
-
Kelelahan;
-
Demam lebih dari 39 derajat Celcius;
-
Menggigil;
-
Sulit bernapas;
-
Pusing;
-
Kehilangan kesadaran.
Baca Juga: Alasan Anak Lebih Rentan Kena Infeksi Saluran Pernapasan
Perawatan ISPA yang Wajib Diketahui
Bagi individu yang mengidap ISPA, pastikan minum banyak cairan dan istirahat untuk membantu meringankan gejala. ISPA umumnya membaik tanpa perawatan medis. Namun, terkadang ISPA menyebabkan penyakit lain dan memiliki gejala awal yang mirip dengan kondisi lain, seperti reaksi alergi, asma, bronkitis, radang selaput pembungkus paru, flu, dan pneumonia.
Perawatan untuk ISPA biasanya berfokus menghindari pemicunya. Ada perawatan yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala ISPA, seperti :
-
Mengoleskan petroleum jelly ke bagian hidung dan bibir untuk menghindari iritasi mukosa hidung dan bibir;
-
Menghindari area yang berasap atau dipenuhi asap;
-
Hindari perubahan suhu ekstrem;
-
Minum banyak cairan;
-
Meningkatkan kelembapan dalam ruangan;
-
Memiliki waktu istirahat yang cukup.
Beberapa obat dapat dikonsumsi untuk membantu mengurangi gejala, seperti antihistamin, penghilang rasa sakit, dan dekongestan. Jika kamu membutuhkan obat-obatan tersebut, tidak perlu repot pergi ke apotek karena sekarang kamu bisa memesannya lewat Halodoc. Melalui aplikasi kamu bisa memilih obat yang dibutuhkan dan obat akan diantar dalam waktu satu jam ke tempat tujuan.
Langkah Pencegahan ISPA
Bagi masyarakat yang terkena dampak karhutla mungkin cukup sulit untuk menghindari asap pemicu ISPA. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya, yaitu:
-
Hindari melakukan aktivitas di luar rumah untuk mengurangi paparan asap karhutla;
-
Jika terpaksa harus melakukan aktivitas di luar rumah, pastikan untuk menggunakan masker yang dilengkapi oleh filter udara, contohnya seperti masker N95;
-
Hindari berbagi peralatan makan dan minum dengan pengidap ISPA;
-
Bersihkan dan sterilisasi area yang disentuh orang lain dan seseorang yang diduga mengidap ISPA;
-
Menutupi mulut dan hidung saat bersin dan batuk;
-
Konsumsi makan makanan yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh;
-
Rutin minum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan harian;
-
Rajin mencuci tangan.
Baca Juga: Cegah ISPA pada Bayi dengan 4 Cara Ini
Itulah langkah pencegahan ISPA yang perlu dilakukan, terutama bagi masyarakat yang terkena dampak karhutla. Komplikasi infeksi saluran pernapasan akut bisa sangat serius dan dapat menyebabkan kerusakan permanen sampai kematian. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu, berhentinya fungsi paru-paru, kegagalan pernapasan akibat tingginya CO2 dalam darah, dan gagal jantung kongestif.