Ibu Hamil Perlu Tahu Tanda Mengalami Air Ketuban Berlebihan
Halodoc, Jakarta - Ibu, perhatikan kesehatan tubuh dan janin ketika sedang hamil. Bukan tanpa alasan, karena ada banyak sekali komplikasi yang mungkin dialami ibu hamil. Selain plasenta previa, plasenta akreta, ibu hamil juga rentan mengalami air ketuban berlebihan atau yang dalam istilah medis disebut dengan polihidramnion.
Ketika hamil, akan terdapat kantong di dalam rahim ibu yang kemudian terisi dengan air ketuban. Cairan ini memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuh kembang sang janin di dalamnya, terlebih untuk menunjang perkembangan organ ginjal dan paru-paru. Tidak hanya itu, cairan ketuban dapat melindungi sang janin dari infeksi, benturan, dan menjaganya tetap hangat.
Namun, volume air ketuban juga perlu ibu perhatikan, karena tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. Hal ini disebabkan karena volume air ketuban bisa berpengaruh pada kondisi kehamilan ibu. Nah, ibu hamil tentu perlu tahu, apa tanda-tandanya jika mengalami air ketuban berlebihan.
Tanda Jika Air Ketuban Berlebihan
Jadi, apa saja sih tandanya jika ibu mengalami polihidramnion ketika hamil? Jika yang ibu alami masih tergolong ringan, gejala yang muncul mungkin jarang, atau tidak menunjukkan gejala. Namun, jika ibu mengalami polihidramnion yang cukup parah, ibu akan merasakan gejala tidak nyaman dalam tubuh, seperti napas menjadi lebih pendek seperti tersengal-sengal ketika ibu berbaring atau duduk.
Selain itu, ibu bisa mengalami pembengkakan pada bagian bawah perut, pergelangan kaki, dan kaki. Ibu juga dapat merasakan nyeri pada bagian punggung yang disertai dengan berkurangnya produksi air seni. Jika ibu memerhatikan, ukuran rahim ibu terlihat sedikit lebih besar, yang membuat ibu kesulitan merasakan gerakan sang janin maupun detak jantungnya.
Memang, air ketuban berlebihan jarang terjadi pada ibu hamil, mungkin hanya sebesar 1 persen. Namun, meski kemungkinannya kecil, ibu perlu tetap waspada karena dampak yang ditimbulkan bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin di dalam kandungan. Risiko yang dapat terjadi adalah bayi mengalami lahir prematur, gangguan perkembangan pada janin, hingga kelahiran mati atau stillbirth.
Selain pada janin, dampak polihidramnion pada ibu seperti infeksi pada saluran kemih, tekanan darah tinggi, ketuban pecah dini, placental abruption, keluarnya tali pusat terlebih dahulu ketika melahirkan atau prolaps tali pusat, dan perdarahan hebat setelah melahirkan.
Deteksi Dini Sangat Penting
Jangan panik jika ternyata ibu didiagnosis mengalami air ketuban berlebihan. Rutin periksakan kehamilan ke dokter dan kurangi aktivitas berat yang membuat ibu kelelahan. Deteksi dini membuat ibu terhindar dari risiko komplikasi yang mungkin terjadi, karena bisa ditangani dengan segera.
Dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan proses persalinan secara caesar, karena bisa saja ukuran bayi terlalu besar atau berada dalam posisi sungsang sehingga tidak mungkin untuk melakukan persalinan secara normal.
Setiap keluhan atau pertanyaan seputar kehamilan, dapat ibu tanyakan langsung pada dokter ahli kandungan melalui layanan Tanya Dokter di aplikasi Halodoc. Aplikasi ini bisa ibu download di App Store dan Play Store. Selain Tanya Dokter, aplikasi Halodoc juga bisa ibu manfaatkan untuk beli obat, vitamin, dan melakukan cek lab di mana saja, kapan saja.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan