Ibu Hamil Membutuhkan Tes Imunitas atau Tidak?
Halodoc, Jakarta – Bagi calon ibu, salah satu tes prenatal yang perlu dilakukan adalah skrining antibodi atau tes imunitas. Tujuan dari tes imunitas adalah untuk mencari antibodi atau protein tertentu yang khusus dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Zat antibodi ini bisa didapatkan melalui darah hasil donor atau proses melahirkan sebelumnya. Selain itu, zat antibodi juga bisa muncul ketika ada ketidakcocokan antara golongan darah ibu dan bayi.
Beberapa antibodi dapat ditularkan dari ibu ke aliran darah bayi, yang mana hal ini bisa membahayakan kondisi bayi. Itu sebabnya tes imunitas dilakukan jika ada indikasi, salah satunya perbedaan rhesus. Tes ini sangat berguna untuk menentukan langkah-langkah perlindungan bayi agar segera dilakukan.
Baca Juga: Agar Tak Panik, Ketahui 5 Mitos Kehamilan Ini
Mengapa Tes Imunitas Perlu Dilakukan?
Sistem kekebalan bekerja membentuk antibodi untuk melawan hal-hal yang dianggap asing. Hal ini sangat berguna karena antibodi bisa menargetkan kuman dan virus. Pasalnya saat masa kehamilan, sistem kekebalan berhubungan langsung dengan janin di dalam kandungan. Masalah muncul ketika ada perbedaan antara sel darah merah ibu dengan sel darah bayi.
Sejauh ini, kasus yang paling umum terjadi adalah perbedaan rhesus (Rh). Seseorang yang memiliki Rh-positif berarti memiliki protein pada sel darah merah, sementara Rh-negatif tidak. Maka itu, perbedaan rhesus ibu dan bayi bisa memicu antibodi untuk menyerang sel darah Rh-positif yang masuk ke dalam tubuh.
Jika Rh ibu negatif dan bayi memiliki Rh-positif, darah ibu mungkin memiliki antibodi Rh yang dapat menyebar ke darah bayi. Sel darah ini bisa menyerang dan menghancurkan sel darah merah bayi. Kondisi tersebut menyebabkan jenis anemia yang sangat serius dan bisa berakibat fatal. Tubuh ibu juga mungkin membuat antibodi lain yang bisa menyerang sel darah merah bayi. Itu sebabnya tes imunitas perlu dilakukan untuk menghindari risiko kondisi diatas.
Baca Juga: Makanan Terbaik untuk Kehamilan Trimester Pertama
Bagaimana Tes Imunitas Dilakukan?
Ibu hamil perlu memeriksakan golongan darah pada awal kehamilan, tepatnya pada kunjungan prenatal pertama. Jika ibu memiliki Rh-negatif, tes antibodi perlu dilakukan selama tiga bulan pertama kehamilan. Untuk mengambil sampel, dokter atau petugas laboratorium menggunakan jarum suntik untuk mengambil sampel darah dari vena di tangan atau lengan. Kemudian sampel akan di teliti di laboratorium.
Hasil tes imunitas yang negatif menunjukan bahwa ibu tidak memiliki antibodi berbahaya dalam darah. Namun jika hasil tes imunitas positif, ibu memiliki rhesus negatif dan kemungkinan bayi memiliki Rh-positif dari ayah. Setelah itu, dokter memberikan suntikan obat yang disebut imunoglobulin untuk menghentikan sistem kekebalan membuat antibodi Rh.
Dokter akan terus mengawasi secara ketat perkembangan ibu dan bayi untuk mencegah munculnya masalah lain. Jika terdapat masalah saat hamil, bayi harus dilahirkan lebih awal atau mendapatkan transfusi darah melalui tali pusat.
Baca Juga : Ibu Hamil Harus Tahu Prosedur Penggunaan BPJS
Ini berarti tes imunitas penting dilakukan pada awal kehamilan untuk mencegah masalah yang berdampak pada ibu dan bayi. Kalau ibu masih punya pertanyaan lain seputar tes imunitas, sebaiknya langsung tanyakan saja ke dokter Halodoc. Fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc memudahkan ibu untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan