Ibu Hamil Berisiko Mengalami Penyumbatan Pembuluh Darah karena Ketuban
Halodoc, Jakarta – Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kelahiran sang buah hati, mulai dari perlengkapan Si Kecil hingga masalah mental dan fisik ibu yang akan menjalani proses persalinan. Tidak hanya itu, ibu hamil perlu mencari tahu risiko yang bisa terjadi saat proses persalinan. Salah satu yang perlu ibu waspadai adalah penyumbatan pembuluh darah akibat ketuban atau komponen lain yang masuk dalam pembuluh darah yang pecah. Kondisi ini dikenal juga emboli.
Sebenarnya emboli tidak hanya terjadi pada ibu yang baru mengalami persalinan. Emboli dapat terjadi pada siapa saja dan dikenal sebagai emboli udara. Emboli udara adalah kondisi adanya udara yang masuk dalam pembuluh darah dan menghambat proses fungsi kerja tubuh. Namun, pada ibu hamil atau ibu yang menjalani proses persalinan, kondisi ini dikenal sebagai emboli air ketuban.
Emboli air ketuban terjadi ketika cairan amino atau air ketuban masuk melalui rahim atau plasenta ke dalam sirkulasi darah. Ketika cairan yang masuk dan mencapai pembuluh darah, maka reaksi selanjutnya bergantung pada lokasi yang mengalami hambatan. Ketika sirkulasi darah menuju jantung, maka risiko gagal jantung pada ibu meningkat. Jika saluran darah menuju paru-paru, maka risiko gagal pernapasan pada ibu juga meningkat.
Kondisi emboli air ketuban ini dapat terjadi tiba-tiba sehingga angka kematian yang disebabkan oleh emboli air ketuban pada ibu yang mengalami persalinan cukup tinggi sekitar 80 persen.
Gejala Emboli Air Ketuban
Ada beberapa gejala yang bisa dideteksi pada ibu hamil yang mengalami kondisi emboli air ketuban ketika menjalani persalinan. Saat ibu mengalami kejang, turunan tekanan darah secara drastis, turunnya kesadaran, perdarahan, dan adanya pembekuan darah sebaiknya ibu segera mendapatkan pertolongan dari tim medis untuk mengurangi gejala emboli air ketuban yang dialami oleh ibu.
Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari penyakit emboli air ketuban, seperti memberikan alat pernapasan bantuan, memberikan transfusi darah dan, memberikan cairan untuk meningkatkan tekanan darah pada tubuh.
Faktor Penyebab Emboli Air Ketuban
Sebelum menjalani masa persalinan, ibu wajib memeriksakan kandungan atau kondisi kesehatan ibu pada dokter. Berikut ini faktor yang meningkatkan risiko emboli air ketuban pada ibu hamil:
-
Kehamilan memiliki kelainan plasenta membuat ibu berisiko mengalami kondisi emboli air ketuban.
-
Ibu yang menjalani masa kehamilan di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami kondisi emboli air ketuban.
-
Saat hamil, sebaiknya mencukupi kebutuhan air agar terhindar dari kekurangan air ketuban. Namun, kelebihan air ketuban atau polihidramnion memiliki risiko yang kurang baik bagi ibu dan janin. Salah satunya adalah berisiko mengalami emboli air ketuban.
-
Kondisi eklampsia termasuk cukup langka dan serius. Kondisi ini menyebabkan ibu mengalami emboli air ketuban.
-
Luka pada bibir rahim menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan kondisi emboli air ketuban pada ibu. Sebaiknya jaga kesehatan dan kebersihan dari jalan lahir bayi. Ibu juga bisa melakukan senam hamil, agar jalan lahir menjadi lentur.
Mempersiapkan mental dan fisik adalah hal yang penting bagi ibu hamil. Jika ibu mengalami masalah atau memiliki keluhan pada masa kehamilan, gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter. Yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan