Hobi Makan Pedas Bisa Picu Kerusakan Otak?
Halodoc, Jakarta - Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai makanan pedas. Coba saja perhatikan, dari ujung Sabang hingga ke penjuru Merauke, makanan pedas tidak pernah alpa menjadi salah satu makanan khas. Memang, katanya, tidak pernah enak rasa makanan jika tidak ada rasa pedasnya, meski kadang membuat keringat bercucuran dan bibir merah karena kepedasan.
Kamu harus tahu ada banyak manfaat mengonsumsi makanan pedas untuk kesehatan tubuh. Tiap 100 gram cabai mengandung vitamin C yang baik untuk menunjang imunitas tubuh. Kabarnya, konsumsi makanan pedas juga baik untuk menurunkan berat badan dan mengontrol tekanan darah, lho! Lalu, benarkah jika makanan yang dibilang enak oleh mayoritas orang ini bisa memicu terjadinya kerusakan otak?
Cabai dan Kerusakan Otak
Berdasarkan penelitian berjudul High Chili Intake and Cognitive Function among 4582 Adults: An Open Cohort Study over 15 Years yang dimuat dalam jurnal Nutrients Vol. 11 Issue 5 baru-baru ini membuktikan konsumsi cabai dalam jumlah besar secara konsisten mempercepat penurunan kognitif dan meningkatkan risiko demensia pada seseorang. Studi ini dipimpin oleh Zumin Shi, Ph.D. dari Qatar University.
Baca juga: Benarkah Sering Makan Pedas Bisa Idap Penyakit Pemfigus?
Studi ini melibatkan sebesar 4.582 partisipan asal Tiongkok yang berusia lebih dari 55 tahun dengan berfokus pada kandungan capsaicin, komponen aktif yang terkandung dalam cabai. Komponen ini disinyalir menghambat gangguan pembuluh darah dan mempercepat metabolisme. Lalu, di bagian mana cabai bisa membuktikan terjadinya kerusakan otak dan faktor yang terkait dengan demensia?
Zumin dan para peneliti lain yang terlibat dalam studi ini mengemukakan para koresponden yang mengonsumsi cabai lebih dari 50 gram per hari secara rutin memiliki risiko lebih tinggi terkait dengan penurunan kognitif. Namun, cabai yang dimaksud adalah cabai segar dan kering, bukan lada hitam atau capsicum.
Baca juga: Manfaat dan Bahaya Makanan Pedas untuk Kesehatan
Kesimpulan lainnya juga orang-orang yang lebih tinggi konsumsi cabai memiliki indeks massa tubuh lebih rendah. Ini artinya, koresponden yang memiliki tubuh lebih kurus dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal disinyalir lebih cepat mengalami penurunan memori dan kognitif.
Salah satu peneliti yang terlibat, Dr. Ming Li menuturkan bahwa cabai merupakan jenis rempah yang umum digunakan sebagai bahan makanan di dunia. Bahan ini sangat populer di wilayah Asia dibandingkan dengan di negara-negara Eropa. Pada area tertentu, seperti Hunan dan Sichuan yang berada di Tiongkok, kira-kira satu dari tiga orang dewasa rutin mengonsumsi makanan pedas setiap harinya.
Memang, di balik segudang manfaatnya untuk kesehatan, cabai atau makanan pedas menjadi musuh bagi sebagian orang, terlebih jika kamu mengidap penyakit yang berkaitan dengan pencernaan. Pasalnya, makanan pedas juga bisa menjadi pemicu kenaikan asam lambung, dan ini tentu menjadi makanan yang harus dihindari. Nah, supaya tubuh kamu selalu sehat, lakukan cek lab rutin ya, manfaatkan saja fitur Cek Lab yang ada di aplikasi Halodoc.
Terkait dengan penelitian tersebut, Zumin dan para peneliti lain yang berpartisipasi mengungkapkan masih diperlukan studi lanjut untuk meneliti mekanisme yang mendasari penurunan kognitif dan risiko kerusakan otak. Mereka juga menyarankan untuk mengurangi jumlah konsumsinya sehingga risiko bisa ditekan.
Baca juga: Benarkah Makanan Pedas Bisa Sebabkan Diare?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan