Hepatitis E Bisa Ditularkan Tikus pada Manusia
Halodoc, Jakarta - Hepatitis E adalah sebuah infeksi hati akut yang disebabkan oleh virus HEV. Selain oleh virus, penyebab lain hepatitis jenis ini adalah karena kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, zat racun, obat-obatan tertentu, dan juga bisa disebabkan oleh tikus.
Penyebab dari hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Penularan bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi air atau makanan yang telah terinfeksi virus. Infeksi virus tersebut bisa disebabkan oleh kontaminasi feses pengidap hepatitis E atau tikus.
Dikabarkan seorang pria dari Hongkong berusia 56 tahun menjadi orang yang pertama kali di dunia terinfeksi hepatitis E oleh tikus. Tikus yang mengidap hepatitis E memiliki ciri-ciri genetis yang berbeda dibanding hepatitis E pada manusia.
Pria itu pernah mengalami operasi transplantasi hati pada Mei 2017. Setelah itu, ia baru mendapat diagnosis telah terinfeksi hepatitis E pada September 2017. Terbukti bahwa virus tersebut bukan berasal dari manusia, karena pendonor hati dan darah yang ditransfer ke pria itu dinyatakan negatif. Selain itu, diduga bahwa pria tersebut memakan makanan yang telah terkontaminasi hepatitis E oleh kotoran tikus karena tinggal di dekat tempat sampah.
Pria yang terkontaminasi hepatitis E tersebut mengalami gejala yang mirip dengan hepatitis A, tetapi sama seperti hepatitis C yang merupakan jenis penyakit ditularkan antar tikus. Untuk memastikan bahwa hepatitis C dapat bermutasi dan menular ke manusia, maka akan dilakukan penelitian lanjutan.
Sebelumnya dilakukan peninjauan pada sampel tikus di daerah tersebut, ditemukan bahwa salah satu dari tikus tersebut mengidap Hepatitis C. Walaupun belum dapat dipastikan apabila tikus tersebut yang menjadi sumber infeksi dari hepatitis C.
Para peneliti menyatakan dugaan lain yaitu tanda genetik dari virus hepatitis juga dapat berubah, yang dapat membuat tikus dapat menginfeksi manusia. Pengidap hepatitis E tersebut telah dapat diobati dengan obat anti-virus yang digunakan untuk mengurangi penyebaran virus tersebut.
Jika kamu merasakan gejala dari hepatitis E yang dapat muncul sekitar 2 hingga 7 minggu setelah terinfeksi virus dan dapat berlangsung sekitar 2 bulan. Gejala dari hepatitis E adalah urine berwarna gelap, penyakit kuning, nyeri pada sendi, hilang nafsu makan, mual, muntah, serta pembengkakan hati.
Kebanyakan seseorang yang mengidap HEV ketika dewasa dapat pulih sepenuhnya dengan sedikit komplikasi. Disebutkan bahwa angka kematian untuk virus hepatitis E terbilang rendah. Walau begitu, pada kasus yang jarang terjadi, gagal hati dapat terjadi dan mengancam nyawa pengidap.
Cara mengobati hepatitis E adalah dengan menyingkirkan virus dari tubuh. Apabila seseorang yang mengidapnya mempunyai sistem kekebalan tubuh yang kuat, konsumsi obat-obatan tidak dibutuhkan. Selain itu, pengidap juga dianjurkan untuk banyak beristirahat, sehingga tubuh berfungsi kembali seperti semula.
Selain itu, pengobatan hepatitis E dapat dilakukan dengan terapi imunosupresi. Terapi tersebut dapat mengurangi virus HEV di dalam darah hingga 30 persen. Jika terapi ini gagal, pengidap dianjurkan untuk melakukan terapi antivirus. Konsumsilah monoterapi ribavirin sebanyak 600-1.000 miligram per hari dan minimal 3 bulan. Obat tersebut akan diresepkan sebagai alternatif pertama.
Itulah pembahasan tentang hepatitis E yang disebarkan oleh tikus. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal hepatitis E, kamu dapat berdiskusi dengan dokter-dokter dari Halodoc. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan