Hentikan Kebiasaan Merokok untuk Mencegah Kanker Tenggorokan
Halodoc, Jakarta - Kalau kamu mengira hanya paru-paru dan jantung saja yang rentan terhadap rokok, rasanya sangat tidak tepat. Pasalnya, kebiasaan merokok juga bisa menimbulkan masalah pada tenggorokan, bahkan kanker tenggorokan. Enggak percaya?
Menurut studi dari U.S. Surgeon General (2010) mengatakan, tiap kali kita mengisap asap tembakau, tenggorokan kita akan langsung terpapar lebih dari 7.000 bahan kimia. Ingat, beberapa di antaranya bahan kimia ini bisa menyebabkan kanker. Nah, kondisi inilah yang bisa mengiritasi hingga menimbulkan kanker pada tenggorokan.
Kanker tenggorokan sendiri merupakan tumor ganas yang tumbuh dan berkembang di area tenggorokan. Kanker ini bisa dibagi menjadi tiga berdasarkan area tenggorokan yang terserang. Pertama, kanker faring, laring, dan tonsil.
Baca juga: Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Kanker Tenggorokan
Bertar Rendah, Tak Ada Bedanya
Ternyata, kebiasaan merokok atau mengonsumsi tembakau (meski bukan dalam bentuk rokok), bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker tenggorokan. Alasannya simpel, rokok atau tembakau mengandung ratusan zat pemicu kanker (karsinogenik) yang bisa menyebabkan berbagai macam kanker, termasuk kanker tenggorokan.
Menyoal kebiasaan rokok ini, ada yang percaya kalau rokok bertar rendah katanya lebih “ramah” terhadap kesehatan. Percaya atau tidak? Faktanya menurut World Health Organization (WHO) dalam Framework Convention on Tobacco Control pada tahun 2003, sudah melarang penggunaan istilah pelabelan rokok bertar dan nikotin rendah. Alasannya simpel, pelabelan ini dianggap bisa menyesatkan masyarakat.
Dampak rokok bertar rendah terhadap kesehatan juga telah dibuktikan sejak lama. Menurut artikel penelitian American Journal of Public Health (1982), meski dalam jumlah kecil, kandungan arcolein dan formaldehyde dalam rokok tetap bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan.
Dengan kata lain, meski merokok dengan tar rendah, bukan berarti bisa menurunkan tingkat iritasi pada tenggorokan atau masalah lainnya, seperti kanker.
Baca juga: Waspada, Ini Penyebab Kanker Tenggorokan
Tak Cuma Rokok
Pada dasarnya, kanker tenggorokan ini terjadi karena mutasi pada sel-sel di tenggorokan. Nantinya mutasi ini akan memicu pertumbuhan sel yang tak terkendali.
Meski penyebab utama mutasi ini belum diketahui pasti, tapi merokok dipercaya sangat meningkatkan risiko seseorang terserang kanker tenggorokan. Yang perlu diingat, selain rokok, ada juga faktor lainnya yang bisa memicu kanker tenggorokan. Misalnya:
-
Mengidap infeksi virus HPC (human papillomavirus);
-
Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan;
-
Kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga; dan
-
Konsumsi buah dan sayur yang amat minim.
Awasi Gejalanya
Gejala kanker tenggorokan tak hanya menyoal satu atau dua hal saja. Pasalnya, penyakit yang cukup mematikan ini bisa menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya. Nah, berikut ini gejala-gejala yang umumnya dialami pengidap kanker tenggorokan meliputi:
-
Batuk kronis;
-
Sakit atau nyeri pada tenggorokan;
-
Perubahan menetap pada suara, misalnya serak atau tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali;
-
Benjolan yang tak kunjung sembuh;
-
Telinga terasa sakit atau berdengung;
-
Pembengkakan pada mata, rahang, tenggorokan, atau leher;
-
Kesulitan menelan;
-
Nyeri pada telinga; dan
-
Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!