Hati-Hati, Virus Zika Dapat Menyerang Saat Liburan
Halodoc, Jakarta – Virus zika kerap dikaitkan sebagai penyebab cacat lahir pada bayi yang lahir dari beberapa ibu hamil yang terinfeksi. Bayi yang mengidap virus ini kerap dilahirkan dengan kepala yang belum berkembang dan kerusakan otak. Zika juga telah dikaitkan dengan sindrom Guillain-Barre, suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Penyebaran virus zika pada beberapa kasus bisa lewat penularan seksual.
Berbicara lebih jauh mengenai virus zika, penyebarannya ternyata juga terjadi saat melakukan perjalanan, terutama ke daerah yang memang sering terjadi penularan zika. Virus Zika pertama kali diidentifikasi di Uganda pada tahun 1947, ditularkan oleh nyamuk Aedes, jenis nyamuk yang sama yang membawa demam dengue, demam kuning, dan virus chikungunya.
Seekor nyamuk menggigit orang yang terinfeksi dan kemudian menyebarkan virus itu ke orang lain yang digigitnya. Centers for Disease Control and Prevention, menyatakan bahwa Zika dapat menyebar melalui hubungan intim.
Biasanya setelah seseorang melakukan perjalanan ke suatu daerah di mana Zika mewabah, terkena virus tersebut saat melakukan perjalanan dapat menularkannya kepada pasangan saat melakukan hubungan intim. Virus ini dapat ditemukan dalam darah, air mani, urine, dan air liur dari orang yang terinfeksi, serta cairan di mata.
Orang yang terkena zika dapat mengalami demam, ruam, nyeri sendi, dan kemerahan pada bagian putih mata. Kebanyakan orang tidak menyadari kalau dia sedang terkena virus Zika. Gejala dapat muncul di mana saja dari 3—14 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.
Hubungi dokter jika kamu mengembangkan gejala, tinggal, ataupun akan mengunjungi area di mana zika menyebar. Begitu seseorang telah terinfeksi dan berhasil sembuh, tubuhnya akan terlindungi dari infeksi di masa depan.
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention, beberapa daerah ataupun negara yang terindikasi virus zika adalah sebagai berikut:
Afrika: Angola, Benin, Burkina-Faso, Burundi, Kamerun, Tanjung Verde, Republik Afrika Tengah, Chad, Kongo (Kongo-Brazzaville), Pantai Gading, dan Republik Demokratik Kongo (Kongo-Kinshasa). Kemudian, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya, Liberia, Mali, Niger, Nigeria, Rwanda, Senegal, Sierra Leone, Sudan Selatan, Sudan, Tanzania, Togo, dan Uganda.
Asia: Bangladesh, Myanmar, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maladewa, Pakistan, Filipina, Singapura, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam
Karibia: Anguilla; Antigua dan Barbuda; Aruba; Barbados; Bonaire; Kepulauan Virgin Inggris; Kuba; Curacao; Dominika; Republik Dominika; Grenada; Haiti; Jamaika; dan Montserrat; Persemakmuran Puerto Riko, wilayah AS; Saba; Saint Kitts dan Nevis. Kemudian, Saint Lucia; Saint Martin; Saint Vincent dan Grenadines; Sint Eustatius; Sint Maarten; Trinidad dan Tobago; Kepulauan Turks dan Caicos; dan Kepulauan Virgin AS
Amerika Tengah: Belize, Kosta Rika, El Salvador, Guatemala, Honduras, Nikaragua, dan Panama
Amerika Utara: Meksiko
Kepulauan Pasifik: Fiji, Papua New Guinea, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Tonga
Amerika Selatan: Argentina, Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana Prancis, Guyana, Paraguay, Peru, Suriname, dan Venezuela
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai bagaimana penyebaran virus zika saat melakukan perjalanan serta cara menghindari dan penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
- Ini Perbedaan Demam Berdarah dan Infeksi Virus Zika
- Kenali Tanda dan Cegah Virus Zika
- Ketahui Gejala Virus Zika yang Dapat Menyerang Ibu Hamil
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan