Hati-Hati, Makanan Ini Bisa Picu Kanker Payudara
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh American Society of Clinical Oncology (ASCO), disebutkan makanan dapat memicu kanker payudara. Daging merah dan olahan memiliki risiko paling kuat terkait kanker payudara.
Sebenarnya selain jenis makanan, bagaimana makanan tersebut diolah ataupun dimasak juga dapat memengaruhi kemunculan tumor payudara. Informasi selengkapnya mengenai interaksi makanan dan kanker payudara bisa dibaca di bawah ini!
Makanan yang Perlu Dihindari
Tadi sudah disebutkan bagaimana makanan dapat sangat memengaruhi pertumbuhan kanker payudara. Berikut ini detail lebih lengkap makanan yang sebaiknya dihindari:
- Daging dan produk susu tinggi lemak
Makanan-makanan ini kaya akan lemak jenuh yang tidak sehat. Batasi daging merah berlemak (burger, daging organ), susu murni, mentega, dan krim.
- Alkohol
Bir, anggur, dan minuman keras dapat berinteraksi dengan obat kanker yang kamu konsumsi gunakan.
- Permen
Kue, kue, permen, soda, dan makanan manis lainnya menyebabkan kenaikan berat badan.
4. Makanan yang kurang matang
Perawatan kanker dapat membuat jumlah sel darah putih turun. Tanpa cukup sel-sel yang melawan kekebalan ini, tubuh akan lebih rentan terhadap infeksi. Hindari makanan mentah, seperti sushi dan tiram selama perawatan.
Masak semua daging, ikan, dan unggas ke suhu yang aman sebelum memakannya. Kanker payudara erat kaitannya dengan produksi hormon estrogen. Karena itu, mengonsumsi makananan yang tidak meningkatkan produksi estrogen sangat disarankan.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Cara Ini
Makanan Anti-Kanker
Makanan utuh yang terbuat dari kacang kedelai mengandung senyawa estrogen phyto (tanaman) yang disebut isoflavon. Ketika dikonsumsi dalam bentuk makanan utuh, isoflavon berperilaku sebagai bentuk estrogen yang sangat lemah pada reseptor estrogen "alfa" dalam tubuh.
Jadi, alih-alih merangsang pertumbuhan kanker, ketika isoflavon berikatan dengan reseptor estrogen alfa, mereka menghambat kemampuan estrogen untuk mengikat dan mengirim sinyal ke sel kanker untuk berkembang biak dan membelah.
Singkatnya konsumsi makanan dari kacang kedelai dapat menurunkan tingkat estrogen yang dapat berpotensi untuk timbulnya kanker. Mengonsumsi makanan dengan kedelai setidaknya 1–2 porsi per hari bisa membantu penurunan risiko kanker.
Baca juga: Kenali Sejak Dini Gejala Kanker Payudara
Pilih tahu organik, tahu yang tidak diolah, tempe, edamame, kedelai, atau susu kedelai tanpa pemanis. Selain kedelai, jamur ternyata juga berpotensi sebagai makanan pencegah kanker. Phytochemical dalam jamur tidak hanya mengurangi risiko kanker payudara, tetapi juga membantu melawannya dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghentikan pertumbuhan tumor, bahkan membunuh sel-sel kanker.
Jamur juga merupakan sumber Vitamin D, yang dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap pertumbuhan kanker payudara. Konsumsi makanan kaya serat juga disarankan. Semua buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh yang belum diproses menyediakan serat, jadi pastikan untuk makan makanan ini setiap kali makan dan camilan.
Contohnya apa? Kamu bisa memulainya dengan apel, gandum, dedak, kacang polong, dan alpukat. Makanan berserat juga merupakan sumber fitokimia yang merupakan penangkal kanker. Mengonsumsi makanan yang anti-estrogenik ini dapat mencegah pertumbuhan kanker dan kanker datang kembali.
Butuh informasi lebih lengkap mengenai kaitan makanan dan kanker payudara, bisa ditanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Breast Cancer and Nutrition: Tips for Maintaining a Healthy Diet.
Pink Lotus. Diakses pada 2020. The Top 6 Anti-Estrogen Foods for Breast Cancer Risk Reduction.
Cancer.net. Diakses pada 2020. Food and Cancer Risk.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan