Hati-Hati, Ini Bahaya Berhubungan Intim saat Hamil Muda

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Mei 2023
Hati-Hati, Ini Bahaya Berhubungan Intim saat Hamil MudaHati-Hati, Ini Bahaya Berhubungan Intim saat Hamil Muda

“Berhubungan intim saat hamil muda tidak selalu aman. Pastikan untuk menghindari hubungan intim anal, jaga kebersihan alat bantu yang digunakan, dan cek kesehatan terlebih dahulu. Sebab, infeksi menular seksual saat hamil trimester awal bisa membahayakan janin.”

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan terkait kehamilan, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter tepercaya di Halodoc!

Halodoc, Jakarta – Walaupun berhubungan intim termasuk kegiatan yang aman dilakukan selama masa kehamilan, namun ibu tetap perlu memerhatikan aturannya atau anjuran dari dokter, apalagi bila usia kehamilan ibu masih terbilang cukup muda. Jangan sampai berhubungan intim membuat kondisi janin di dalam kandungan jadi terganggu. Berikut bahaya yang bisa mengintai ibu hamil dan janin bila berhubungan intim saat hamil muda.

Sebenarnya berhubungan intim saat hamil muda terbilang aman. Hanya saja, sebagian wanita yang sedang hamil muda enggan untuk melakukannya karena masih sering mengalami rasa mual dan mudah lelah akibat morning sickness yang berlangsung di masa ini. Selain itu, ibu hamil yang punya kondisi kesehatan tertentu juga dianjurkan untuk menghindari hubungan seksual selama masa kehamilan. Kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan ibu untuk melakukan hubungan intim antara lain, ketuban bocor, mengidap plasenta previa, memiliki riwayat melahirkan bayi prematur, mengandung janin kembar, dan terjadi pendarahan pada Miss V yang tidak diketahui penyebabnya.

Namun, bila kondisi kandungan ibu cukup sehat dan kuat, dan ibu tidak mengalami masalah-masalah kesehatan seperti yang disebutkan di atas, maka hubungan intim saat hamil muda aman untuk dilakukan. Walaupun demikian, ibu perlu tahu bahaya apa saja yang bisa terjadi akibat berhubungan intim saat hamil muda.

1. Pendarahan

Ibu yang sedang hamil muda berisiko mengalami pendarahan saat berhubungan intim, apalagi bila melakukan seks anal. Hal ini karena seks anal pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya trauma plasenta yang memicu pendarahan serius yang berbahaya bagi diri ibu dan juga janin. Jadi, ibu perlu berhati-hati saat melakukan seks anal karena aktivitas seksual ini juga dapat melukai jaringan dan pembuluh darah pada anus. Ibu hamil yang mengidap plasenta previa dan wasir sangat tidak dianjurkan untuk melakukan seks anal, karena dapat memperburuk kondisi kesehatan yang dialami.

2. Berisiko Terinfeksi Penyakit Kelamin

Bila ibu dan suami ingin menggunakan sex toy untuk membantu meningkatkan gairah seksual, pastikan sex toy yang dipakai seperti dildo atau vibrator sudah dibersihkan terlebih dahulu. Vibrator yang kotor bisa membuat ibu berisiko terinfeksi penyakit kelamin. Selain kebersihannya, ibu juga perlu mengetahui batasan-batasan dalam menggunakan sex toy. Hindari menggunakan alat bantu seks ini terlalu keras pada Miss V.

Baca lebih lanjut mengenai kaitan penyakit menular seksual dengan ibu hamil dan dampaknya pada janin: Ibu Hamil Kena Penyakit Menular Seksual, Ini Dampak untuk Janin.

3. Mengancam Keselamatan Bayi dalam Kandungan

Melakukan hubungan intim saat hamil muda dengan cara yang kurang tepat juga dapat berakibat fatal hingga menyebabkan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan jadi terancam. Ibu hamil dan suami perlu berhati-hati bila ingin melakukan seks oral. Hindari meniup Miss V karena dapat memicu terjadinya emboli udara. Jadi, saat meniup Miss V, gelembung udara akan masuk ke dalam Miss V sampai ke sirkulasi darah sehingga dapat berakibat fatal bagi nyawa bayi dan diri ibu. Saat melakukan seks oral, sebaiknya gunakan pengaman untuk menghindari diri dari penyakit menular seksual.

4. Menyebabkan Bayi Lahir Cacat Bahkan Keguguran

Ibu hamil atau suami yang memiliki riwayat mengidap penyakit kelamin seperti herpes genital disarankan untuk tidak berhubungan intim saat usia kehamilan masih muda, karena berisiko menyebabkan bayi lahir cacat bahkan keguguran. Walaupun jarang terjadi, ibu hamil dapat terkena infeksi herpes di awal trimester pertama dan berpotensi menularkan virusnya ke janin melalui plasenta. Virus herpes yang menyerang janin dapat menyebabkan ia lahir cacat atau bahkan keguguran. Bayi yang baru lahir pun masih berisiko tertular penyakit herpes dan mengakibatkan komplikasi yang parah.