Hati-Hati, Diabetes Insipidus Sebabkan Komplikasi Ini
Halodoc, Jakarta – Saat cuaca sedang panas-panasnya atau sehabis berolahraga, sangat wajar bila kamu merasa haus. Rasa haus merupakan sinyal dari tubuh untuk memberitahu kamu bahwa tubuh sedang kekurangan cairan, sehingga kamu perlu memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang banyak. Namun, bagaimana bila rasa haus ini tidak kunjung hilang, walaupun kamu sudah minum banyak? Hati-hati, bisa jadi itu adalah gejala dari diabetes insipidus. Masalah kesehatan yang satu ini perlu segera ditangani, karena bisa menyebabkan komplikasi berikut.
Walaupun sama-sama bernama diabetes, nyatanya diabetes insipidus tidak sama dengan diabetes melitus. Diabetes insipidus sama sekali tidak berhubungan dengan kadar gula dalam darah, melainkan kaitannya adalah dengan jenis hormon yang mengatur jumlah cairan tubuh. Itulah sebabnya penyakit ini bisa dikenali dari gejalanya yang sangat khas, yaitu rasa haus yang sangat berlebihan dan pada saat yang sama, muncul hasrat ingin buang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak dan frekuensinya cukup sering. Bahkan bila kondisinya sudah parah, pengidap bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari.
Baca juga: Sering Buang Air Kecil Tengah Malam, Ini Masalah Kesehatannya
Diabetes insipidus sebenarnya merupakan kondisi yang cukup langka. Namun bila terjadi, diabetes insipidus lebih sering dialami oleh pria daripada wanita dari segala usia, bahkan termasuk anak-anak.
Penyebab Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena adanya gangguan pada hormon antidiuretik (antidiuretic hormone/ADH) yang berperan dalam mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Hormon tersebut membantu mempertahankan air di dalam tubuh dengan cara memberitahu ginjal untuk menahan air yang membuat urine kamu lebih pekat. Ginjal kemudian akan mengeluarkan cairan yang berlebih dalam bentuk urine yang disimpan sementara dalam kandung kemih.
Namun pada kasus diabetes insipidus, produksi hormon antidiuretik berkurang atau ginjal tidak bisa memberi respon terhadap hormon antidiuretik seperti biasanya. Akibatnya, bukannya menahan air, ginjal malah membuang terlalu banyak cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat. Orang yang mengalami kondisi ini akan senantiasa merasa kehausan dan cenderung minum lebih banyak air, karena diperlukan untuk menggantikan banyaknya cairan yang hilang.
Baca juga: Terlalu Sering Haus Bisa Jadi Tanda Penyakit?
Jenis Diabetes Insipidus
Ada dua jenis diabetes insipidus yang utama, yaitu:
-
Diabetes Insipidus Kranial. Ini adalah jenis diabetes insipidus yang paling umum terjadi. Diabetes insipidus kranial disebabkan karena hipotalamus, yaitu jaringan khusus di otak, tidak menghasilkan jumlah hormon antidiuretik yang cukup. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar pituitari, yaitu tempat di mana hormone antidiuretic disimpan setelah dihasilkan oleh hipotalamus. Sementara hal-hal yang bisa menyebabkan kerusakan tersebut adalah cedera otak, tumor otak, pasca menjalani operasi, dan adanya infeksi.
-
Diabetes Insipidus Nefrogenik. Sedangkan jenis diabetes insipidus ini, terjadi karena organ ginjal tidak mampu merespons hormon antidiuretik sebagaimana mestinya. Kondisi ini bisa terjadi karena rusaknya fungsi organ ginjal atau karena faktor keturunan. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit mental juga bisa menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik.
Komplikasi Diabetes Insipidus
Pengidap diabetes insipidus perlu berhati-hati akan adanya kemungkinan terjadi komplikasi berupa dehidrasi. Pasalnya, penyakit tersebut membuat ginjal tidak bisa menahan air dan membuang banyak cairan, sehingga akhirnya tubuh kekurangan cairan. Bila dehidrasi yang terjadi cukup ringan, maka kamu bisa minum oralit untuk mengatasinya. Namun, bila dehidrasi sudah cukup parah, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
Baca juga: Awas, Ini 5 Tanda Tubuh Sudah Dehidrasi
Pengobatan Diabetes Insipidus
Pengobatan untuk tiap pengidap diabetes insipidus bisa berbeda-beda, tergantung jenis yang diidapnya. Pada diabetes insipidus kranial yang masih dalam tahap ringan, pengobatan mungkin tidak perlu dilakukan. Namun, pengidap perlu mengonsumsi air lebih banyak untuk menggantikan cairan yang terbuang. Jika diperlukan, pengidap bisa mengonsumsi obat bernama desmopressin yang bisa menggantikan peran hormon antidiuretik.
Sedangkan pengidap diabetes insipidus nefrogenik, bisa mengonsumsi obat bernama thiazide diuretik yang bermanfaat untuk menurunkan jumlah urine yang dihasilkan oleh ginjal.
Beli obat yang kamu butuhkan di Halodoc saja. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.