Hati-Hati, Bahaya Air Ketuban Bocor
Halodoc, Jakarta – Dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kehamilan, masalah air ketuban menjadi yang paling sering terjadi pada ibu hamil, entah itu merembes, bocor, atau bahkan pecah sebelum waktunya. Ironisnya, sebagian besar ibu hamil tidak menyadari kondisi ini, padahal masalah kehamilan yang berkaitan dengan air ketuban memiliki risiko tinggi yang bisa mengancam nyawa sang janin. Inilah mengapa ibu perlu mengetahui bahaya ketuban bocor.
Air ketuban sendiri merupakan cairan yang berfungsi sebagai pelindung janin selama ibu mengandungnya. Tak hanya itu, cairan ini juga memungkinkan sang janin bisa bergerak bebas di dalam rahim, juga mengontrol suhu di dalam rahim agar janin selalu merasa nyaman.
Menginjak usia kehamilan 36 minggu, air ketuban di dalam rahim akan mulai berkurang, karena tubuh ibu sedang dalam tahap persiapan untuk melahirkan sang buah hati. Meski begitu, jika air ketuban yang merembes terjadi secara terus-menerus dan dalam jumlah yang banyak, tentu ini akan membahayakan janin.
Tanda-Tanda Air Ketuban Bocor
Saat hamil, ibu akan mengeluarkan banyak cairan dari area kewanitaan. Tak mengherankan jika ibu tidak bisa membedakan apakah cairan yang merembes adalah air ketuban atau urine. Inilah mengapa banyak ibu hamil yang tidak menyadari saat air ketubannya merembes, atau bahkan telah pecah.
(Baca juga: Ini Dampak Kekurangan dan Kelebihan Air Ketuban Bagi Bayi)
Oleh karena itu, penting untuk ibu mengetahui tanda-tanda air ketuban yang rembes atau bocor. Berikut beberapa di antaranya:
Kenali Ciri Khas Air Ketuban
Air ketuban tentu berbeda dengan urine. Cairan ini berwarna bening hingga kekuningan, dan ketika merembes ke celana dalam akan meninggalkan bintik putih. Biasanya, air ketuban yang merembes atau bocor terkadang diikuti dengan keluarnya lendir, bahkan darah. Meski begitu, air ketuban tidak memiliki bau. Berbeda dengan urine yang memiliki bau khas urea.
Keluar Secara Terus-Menerus
Air ketuban keluar melalui Miss V. Ibu bisa saja merasakan gejalanya saat merembes, tetapi ibu tidak bisa menahannya. Bahkan, air ketuban yang merembes biasanya terjadi terus-menerus dengan volume yang beragam, tergantung seberapa parah kebocoran yang ibu alami. Jika ibu mengalami kebocoran dalam jumlah yang banyak, segera kunjungi bidan atau dokter kandungan untuk melakukan pengecekan.
Munculnya Tekanan di Perut Bagian Bawah
Tanda bocornya air ketuban yang paling terasa adalah munculnya tekanan pada perut bagian bawah. Pada beberapa kasus, kondisi ini juga disertai dengan timbulnya kontraksi yang cukup menyakitkan di bagian perut dan punggung. Ini bisa saja menjadi tanda-tanda bahwa si kecil ingin segera keluar dari perut ibu.
(Baca juga: Air Ketuban Berlebih, Apakah Berbahaya?)
Bahaya Air Ketuban Bocor
Air ketuban yang merembes pada Miss V dalam jumlah yang sedikit bukan menjadi masalah yang serius. Meski begitu, ibu harus waspada jika ternyata air ketuban mengalami kebocoran dalam jumlah banyak. Tak hanya bagi ibu, bahaya ketuban bocor juga mengancam sang janin di dalam rahim.
Pada usia kehamilan trimester pertama hingga kedua, kondisi ini akan membuat janin lahir prematur, mengalami kecacatan ketika dilahirkan, hingga keguguran dan kematian janin. Sementara itu, apabila bocornya air ketuban ibu alami pada usia kehamilan menginjak trimester ketiga, ibu akan mengalami risiko kesulitan persalinan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya air ketuban dalam rahim akan membuat tali pusar teremas. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya asupan oksigen pada janin. Pada akhirnya, ibu akan melakukan persalinan secara Caesar.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu berhati-hati dalam menjaga kandungannya agar air ketuban tidak pecah. Jika ibu mengalami kondisi yang tidak biasa selama kehamilan, segera tanyakan pada pakar kandungan lewat aplikasi Halodoc. Para ahli kandungan akan membantu ibu mendapatkan solusi terbaik dari masalah kehamilan yang ibu alami. Aplikasi Halodoc bisa ibu donwload dari Android maupun iOS.