Hal yang Terjadi pada Tubuh Jika Terkena Cerebral Palsy
Halodoc, Jakarta – Perkembangan anak tentunya selalu menjadi perhatian orangtua. Terdapat beberapa gangguan pada gerak dan koordinasi tubuh anak, salah satunya cerebral palsy.
Penyakit ini disebut juga lumpuh otak yang terjadi akibat gangguan perkembangan otak, bisa terjadi sejak janin di dalam kandungan, proses persalinan, atau dua tahun pertama setelah kelahiran. Lantas, apa yang terjadi pada tubuh ketika terkena cerebral palsy? Ini ulasannya.
Baca Juga: Kenali Berbagai Fakta tentang Cerebral Palsy
Mengenal Jenis Cerebral Palsy
Terdapat tiga jenis cerebral palsy, yaitu spastic, athetoid, dan ataxia. Apa saja perbedaannya?
-
Cerebral palsy spastic, membuat anak pengidapnya kesulitan merilekskan otot.
-
Cerebral palsy athetoid, memengaruhi kemampuan anak untuk mengendalikan otot-otot tubuh, seperti lengan atau kaki.
-
Cerebral palsy ataxia menyebabkan masalah keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Penjelasan lebih mendalam tentang jenis cerebral palsy ini bisa ibu dapatkan lewat aplikasi Halodoc, caranya download di sini.
Baca Juga: Lumpuh Otak Alias Cerebral Palsy Bisa Dikenali Sejak dalam Kandungan
Hal yang Terjadi pada Tubuh Ketika Terkena Cerebral Palsy
Berdasarkan jenisnya, sudah diketahui yang akan terjadi pada pengidap cerebral palsy. Secara umum, cerebral palsy membuat tumbuh kembang anak terhambat (seperti dalam fase belajar duduk atau berjalan), tubuh bayi kaku, postur atau posisi tubuh bayi abnormal, tremor, kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh, keluar banyak air liur, gaya berjalan abnormal, serta kesulitan menghisap, menelan (disfagia), atau berbicara (disartria).
Gejala lain yang menandakan adanya kondisi kelumpuhan otak pada anak adalah, gangguan kecerdasan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, hingga sering kejang. Segera bawa Si Kecil ke rumah sakit jika mengalami tanda dan gejala tersebut. Tanpa harus antre, sekarang kamu bisa membuat janji dengan dokter secara online di rumah sakit pilihan di sini.
Penyebab dan Faktor Risiko Cerebral Palsy
Gejala fisik yang muncul pada anak pengidap cerebral palsy disebabkan karena beberapa faktor. Meski penyebab pasti cerebral palsy belum diketahui secara pasti, para ahli menduga bahwa kondisi lumpuh otak ini disebabkan karena kelainan pada perkembangan dan kerusakan otak yang sedang berkembang. Berikut ini faktor yang diyakini bisa meningkatkan risiko cerebral palsy:
-
Kurangnya suplai oksigen ke otak selama persalinan;
-
Kelahiran prematur;
-
Sakit kuning parah pada bayi;
-
Infeksi yang terjadi selama kehamilan, seperti campak, herpes simpleks Jerman, rubella, dan sifilis;
-
Infeksi otak, seperti ensefalitis dan meningitis;
-
Perdarahan pada otak;
-
Cedera kepala akibat kecelakaan mobil, jatuh, atau pelecehan.
Diagnosis dan Pengobatan Cerebral Palsy
Cerebral palsy didiagnosis melalui tes darah, CT scan, MRI, USG, EMG, dan pemeriksaan lainnya. Setelah diagnosis, dilakukan rangkaian perawatan untuk membantu anak pengidap cerebral palsy tumbuh dengan baik. Berikut pengobatan untuk mengatasi cerebral palsy:
-
Konsumsi obat, untuk meredakan nyeri dan melemaskan otot yang kaku. Misalnya, suntik botox tiap 3 bulan sekali untuk mengatasi kekakuan otot.
-
Terapi, seperti fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi bicara.
-
Operasi, diperlukan jika kekakuan otot menyebabkan kelainan pada tulang. Operasi untuk mengatasi cerebral palsy bisa berupa bedah ortopedi dan selective dorsal rhizotomy (SDR).
Baca Juga: 7 Tindakan Medis yang Bisa Dilakukan untuk Tangani Cerebral Palsy
Itulah yang terjadi pada tubuh ketika terkena cerebral palsy. Kalau Si Kecil menunjukkan tanda dan gejala cerebral palsy, jangan ragu berbicara dengan dokter ahli, ya.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan