Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Anak Imunisasi Polio
Halodoc, Jakarta - Poliomielitis adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan karena virus. Gejalanya bervariasi mulai dari tahapan yang terbilang ringan, seperti flu hingga fase kronis yaitu kelumpuhan yang mengancam jiwa. Setidaknya, dua hingga lima persen dari total pengidap polio mengalami kematian, sementara sisanya yang berhasil bertahan hidup mengalami kelumpuhan permanen. Gejala nyeri sendi dan otot serta kelelahan dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal polio, yang dikenal dengan sindrom post-polio. Hindari hal ini dengan melakukan imunisasi polio.
Imunisasi polio menjadi satu-satunya pencegahan penularan penyakit polio. Semua anak dan dewasa harus mendapatkan vaksin polio. Tidak melakukan imunisasi dapat meningkatkan risiko penularan penyakit polio, baik melalui makanan, air, atau melalui feses orang yang terinfeksi.
Centers for Disease Control and Prevention menganjurkan dosis vaksin polio pada anak yaitu sebanyak empat dosis. Vaksin ini diberikan masing-masing ketika anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 hingga 18 bulan, dan terakhir adalah pada rentang usia 4 hingga 6 tahun.
Jenis Imunisasi Polio
Setidaknya, ada dua jenis vaksin polio yang perlu kamu ketahui, yaitu:
-
Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV)
IPV atau vaksin virus polio yang dilemahkan diberikan dengan suntikan di bagian kaki atau lengan, bergantung pada usia pasien.
-
Oral Poliovirus Vaccine (OPV)
OPV merupakan pemberian vaksin polio yang dilakukan dengan cara tetes atau oral. Jenis pemberian imunisasi ini lebih sering digunakan untuk anak-anak.
Vaksin polio dinilai telah menyelamatkan nyawa anak-anak dari risiko penularan penyakit polio, hanya jika diberikan dengan dosis yang tepat.
Orang-Orang yang Tidak Harus Mendapatkan Vaksin Polio
Meski wajib diberikan untuk semua orang, baik anak-anak, remaja, dan dewasa, tetap ada orang-orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin polio. Adapun mereka yang tidak harus divaksin jika berada pada kondisi seperti berikut ini.
-
Memiliki alergi kronis dan mengancam nyawa.
-
Apabila setelah mendapatkan vaksin pertama, pasien menunjukkan reaksi alergi yang membahayakan.
-
Kondisi kesehatan pasien sedang tidak stabil.
Efek Samping Pemberian Imunisasi Polio
Setiap jenis obat, termasuk imunisasi, dapat memunculkan efek samping. Namun, efek samping yang berkaitan dengan imunisasi polio ini cenderung ringan dan menghilang dengan sendirinya, meski tidak menutup kemungkinan muncul dampak yang cukup serius.
Bekas suntikan vaksin mungkin terasa sakit selama beberapa waktu. Tetapi, pernah ditemukan kasus pasien mengalami pingsan setelah pemberian vaksin. Pada kondisi yang jarang terjadi, pasien mengalami nyeri bahu yang parah. Meski begitu, jarang sekali ditemukan adanya cedera serius bahkan hingga kematian setelah pemberian vaksin.
Apabila anak demam setelah diberikan vaksin, memberikan minum lebih banyak tetapi tidak berlebihan akan membantu menurunkan panas tubuh. Jika diperlukan, pemberian parasetamol bisa dilakukan. Penggunaan ini bukan untuk jangka panjang dan harus dengan resep dokter.
Itu tadi beberapa hal yang perlu diketahui sebelum memberikan imunisasi polio pada sang buah hati. Selalu tanyakan pada dokter apabila ibu menemui gejala aneh pada anak, atau jika ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai vaksin. Ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Download aplikasinya di Play Store dan App Store. Yuk, gunakan Halodoc dan temukan berbagai manfaatnya!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan