Hal ini yang Terjadi ketika Racun Sianida Dicampurkan dalam Minuman
Halodoc, Jakarta – Istilah sianida mengacu pada bahan kimia apa pun yang mengandung ikatan karbon-nitrogen (CN). Banyak zat yang mengandung sianida, namun tidak semuanya beracun. Sodium sianida (NaCN), kalium sianida (KCN), hidrogen sianida (HCN), dan sianogen klorida (CNCl) mematikan, namun ribuan senyawa yang disebut nitril mengandung gugus sianida yang tidak beracun.
Bahkan, kamu dapat menemukan sianida dalam nitril yang digunakan sebagai obat-obatan, seperti citalopram (Celexa) dan cimetidine (Tagamet). Nitril tidak berbahaya karena tidak mudah melepaskan ion-CN, yang merupakan kelompok yang bertindak sebagai racun metabolisme.
Sianida menjadi beracun ketika sianida mencegah sel menggunakan oksigen untuk membuat molekul energi. Ion sianida, CN-, berikatan dengan atom besi dalam sitokrom C oksidase dalam mitokondria sel. Ini bertindak sebagai inhibitor enzim ireversibel untuk mencegah sitokrom C oksidase dari melakukan tugasnya, yaitu untuk mengangkut elektron ke oksigen dalam rantai transpor elektron dari respirasi seluler aerob.
Baca juga: Sillent Killer, Keracunan Sianida Selalu Berakibat Fatal
Tanpa kemampuan untuk menggunakan oksigen, mitokondria tidak dapat menghasilkan pembawa energi adenosin trifosfat (ATP). Jaringan yang membutuhkan bentuk energi ini, seperti sel otot jantung dan sel saraf, dengan cepat menghabiskan semua energinya dan mulai mati. Ketika sejumlah besar sel kritis mati, kamu juga akan mati.
Ion sianida relatif stabil di lingkungan kecuali jika teroksidasi. Perilaku sianida dalam air akan dikendalikan oleh berbagai parameter termasuk air, di mana ada pH, tingkat jejak logam, serta oksigen terlarut dan suhu.
Paparan sianida dari air minum dalam suatu insiden di mana konsentrasi tinggi sianida yang ada di sumber air bisa jauh lebih signifikan. Gejala keracunan sianida ketika dicampurkan dalam minuman dapat terjadi dalam beberapa detik setelah inhalasi hidrogen sianida atau dalam beberapa menit menelan garam sianida.
Baca juga: Perhatikan Penanganan Pertama pada Orang yang Keracunan Sianida
Dosis oral akut sianida menyebabkan perubahan kardiovaskular, pernapasan, dan neuroelektrik. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa otak adalah organ yang paling sensitif terhadap racun sianida. Kematian dari keracunan sianida diyakini akibat dari depresi sistem saraf pusat setelah penghambatan aktivitas sitokrom oksidase otak.
Paparan racun sianida ketika dicampur dalam minuman memiliki reaksi yang berbeda tergantung kadarnya.
-
20–40 mg/m3 atau 50–60 mg/m3 dapat ditoleransi tanpa efek langsung atau terlambat selama 20 menit hingga 1 jam.
-
120–150 mg/m3 berbahaya bagi kehidupan dan dapat menyebabkan kematian setelah 30 menit hingga 1 jam
-
150 mg/m3 berakibat fatal dalam 30 menit,
-
200 mg/m3 kemungkinan fatal setelah 10 menit
-
300 mg/m3 akan langsung fatal sesegera mungkin
Dalam kebanyakan kasus keracunan, sebagian besar dari sianida yang dicerna tetap berada di saluran pencernaan (dengan demikian, menggunakan dosis tersebut tertelan sebagai indikator mematikan sianida yang salah). Efek dari paparan sianida akut didominasi oleh sistem saraf pusat dan gangguan kardiovaskular.
Baca juga: Ini Gejala Saat Tubuh Keracunan Sianida
Tanda-tanda khas sianida akut keracunan, termasuk takipnea, sakit kepala, vertigo, kurangnya koordinasi motorik, lemah nadi, aritmia jantung, muntah, pingsan, kejang-kejang dan koma. Temuan patologis dapat mencakup kongesti trakea dengan perdarahan, edema serebral dan paru, lambung erosi, serta petekie meninges otak dan perikardium.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai racun sianida serta informasi kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan