Ini Gejala Seseorang Terkena Kolera yang Harus Diketahui
Halodoc, Jakarta – Kolera adalah penyakit menular yang menyebabkan diare berair yang parah yang dapat memicu dehidrasi, bahkan kematian jika tidak diobati. Ini disebabkan oleh makan makanan atau minum air yang terkontaminasi dengan bakteri Vibrio cholerae.
Penyakit ini paling umum di tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk. Lokasi umum termasuk bagian Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin. Penyebab kolera adalah Vibrio cholerae, bakteri yang biasanya ditemukan dalam makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran dari seseorang yang terinfeksi. Sumber umum meliputi:
-
Persediaan air massal
-
Es yang terbuat dari air yang tidak terjaga kebersihannya
-
Makanan dan minuman dijual oleh pedagang kaki lima
-
Sayuran ditanam dengan air yang mengandung limbah manusia
-
Ikan dan makanan laut mentah atau setengah matang yang ditangkap di perairan tercemar limbah
Ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, maka bakteri melepaskan racun di usus yang menghasilkan diare parah. Kemungkinan besar kamu tidak akan tertular kolera hanya dari kontak biasa dengan orang yang terinfeksi.
Baca juga: Bahayanya Kolera yang Bisa Berakibat Fatal
Gejala kolera dapat dimulai segera setelah beberapa jam atau selama lima hari setelah infeksi. Seringkali gejalanya ringan, namun terkadang bisa sangat serius. Sekitar satu dari 20 orang yang terinfeksi mengalami diare berair yang parah disertai dengan muntah yang dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi. Meskipun banyak orang yang terinfeksi mungkin memiliki gejala minimal atau tidak sama sekali, namun mereka masih dapat berkontribusi terhadap penyebaran infeksi.
Tanda dan gejala dehidrasi meliputi:
-
Detak jantung yang cepat
-
Kehilangan elastisitas kulit (kemampuan untuk kembali ke posisi semula dengan cepat jika terjepit)
-
Selaput lendir kering, termasuk bagian dalam mulut, tenggorokan, hidung, dan kelopak mata
-
Tekanan darah rendah
-
Haus
-
Kram otot
Jika tidak diobati, dehidrasi dapat menyebabkan syok dan kematian dalam hitungan jam.
Baca juga: BAB Cair Belum Tentu Diare Biasa
Mual dan muntah juga menjadi gejala seseorang mengidap kolera. Kondisi ini bisa berlangsung berjam-jam. Tanda dan gejala dehidrasi kolera, antara lain lekas marah, lesu, mata cekung, mulut kering, haus ekstrem, kulit kering dan layu yang lambat memantul kembali ketika terjepit dalam lipatan, sedikit atau tidak ada produksi urine, tekanan darah rendah, serta detak jantung tidak teratur (aritmia).
Secara umum, anak-anak dengan kolera memiliki tanda dan gejala yang sama dengan orang dewasa, namun mereka sangat rentan terhadap gula darah rendah (hipoglikemia) karena kehilangan cairan yang dapat menyebabkan:
-
Kondisi kesadaran yang berubah
-
Kejang
-
Koma
Setiap orang rentan terhadap kolera, kecuali bayi yang mendapatkan kekebalan dari ibu menyusui yang sebelumnya menderita kolera. Tapi, faktor-faktor tertentu dapat membuat kamu lebih rentan terhadap penyakit atau lebih mungkin mengalami tanda dan gejala yang parah.
Faktor risiko kolera meliputi:
-
Kondisi Sanitasi Buruk
Kolera lebih mungkin berkembang dalam situasi di mana lingkungan sanitasi, termasuk persediaan air yang aman sulit dipertahankan. Kondisi seperti itu biasa terjadi di kamp-kamp pengungsi, negara-negara miskin, dan daerah-daerah yang hancur karena kelaparan, perang, ataupun bencana alam.
Baca juga: Ini Perbedaan Diare dan Muntaber
Asam lambung yang berkurang atau tidak ada (hypochlorhydria atau achlorhydria) bakteri kolera tidak dapat bertahan dalam lingkungan asam. Sebab, asam lambung biasa sering berfungsi sebagai pertahanan lini pertama melawan infeksi. Tapi, orang-orang dengan kadar asam lambung yang rendah, seperti anak-anak, orang tua, dan orang-orang yang menggunakan antasida, penghambat H-2 atau penghambat pompa proton tidak memiliki perlindungan ini, sehingga mereka berisiko lebih besar terkena kolera.
-
Paparan Rumah Tangga
Kamu berisiko tinggi terkena kolera jika kamu hidup dengan seseorang yang mengidap penyakit tersebut.
-
Golongan Darah O
Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, orang-orang dengan golongan darah O dua kali lebih mungkin mengembangkan kolera dibandingkan dengan orang-orang dengan golongan darah lain.
-
Kerang Mentah atau Setengah Matang
Meskipun wabah kolera skala besar tidak lagi terjadi di negara-negara industri, memakan kerang-kerangan dari perairan yang diketahui mengandung bakteri sangat meningkatkan risiko.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab kolera serta penanganan dan pencegahannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan