Gejala Ileus Paralitik yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Kelumpuhan adalah kondisi yang kesehatan yang mengganggu. Pasalnya, akibat kelumpuhan ini, aktivitas tidak dapat berjalan normal karena anggota tubuh tidak bisa mendukungnya. Namun, tahukah kamu bahwa kelumpuhan ini bisa terjadi tidak hanya pada kaki? Kondisi kelumpuhan dapat terjadi pada usus sehingga menyebabkan gangguan pencernaan. Dalam dunia medis kondisi ini disebut ileus paralitik.
Beberapa gejala ileus paralitik yang perlu diwaspadai adalah kram perut, nafsu makan menurun, begah, konstipasi, mual, muntah dan mengeluarkan material seperti feses, tidak bisa buang angin, dan perut yang membengkak. Gejala ini muncul karena adanya gangguan pada otot usus. Akibatnya, pergerakan makanan dan minuman dalam usus akan mengalami hambatan.
Baca Juga: Ini Kondisi yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Ileus Paralitik
Apa Saja Penyebab Ileus Paralitik?
Beberapa hal seperti tindakan operasi di area perut, kerap menjadi penyebab utama ileus paralitik. Namun biasanya, aktivitas usus halus dapat kembali dalam beberapa jam pasca operasi, sementara usus besar bisa kembali aktif dalam 3-5 hari usai operasi.
Berhentinya kontraksi usus secara sementara ini terjadi akibat saat pembedahan, dokter memberikan obat-obat bius yang memperlambat kontraksi otot usus. Namun, terdapat kondisi lain yang dapat sebabkan kontraksi otot usus terganggu, yaitu:
-
Penyakit Parkinson;
-
Peradangan dan infeksi pada saluran pencernaan, seperti penyakit Crohn, gastroenteritis, divertikulitis, dan radang usus buntu;
-
Sepsis;
-
Gagal ginjal akut;
-
Pasca trauma tulang iga atau tulang belakang;
-
Hiportirodisme;
-
Stroke;
-
Gangguan otonomik;
-
Cedera tulang belakang;
-
Serangan jantung (infark miokard akut);
-
Pasca melahirkan;
-
Gangguan elektrolit atau mineral dalam tubuh, terutama hipokalemia;
-
Ketoasidosis diabetes.
Semua orang bisa mengalami kondisi ini, namun mereka yang telah melakukan pembedah di perut dan orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi. Jika kamu mengidap salah satu penyakit di atas dan merasakan gejala ileus paralitik seperti yang telah disebutkan, sebaiknya jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter. Kini kamu pun bisa dengan mudah pilih rumah sakit dan buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Penanganan yang dilakukan sejak awal adalah langkah tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Perlu Tahu, 7 Cara Sederhana Cegah Radang Usus
Apa Saja Pengobatan untuk Ileus Paralitik?
Pengobatan ileus paralitik disesuaikan dengan kondisi dan faktor pemicunya. Jika obat-obatan menjadi faktor utama, maka dokter meresepkan obat pengganti atau meminta pengidapnya untuk menghentikan konsumsi obat tersebut. Dokter juga bisa memberikan obat-obatan untuk memberi stimulasi gerakan usus, seperti metoclopramide. Mereka yang mengidap penyakit ini wajib mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sampai kondisinya membaik, pengidapnya wajib diberikan cairan infus.
Jika diperlukan, pemasangan nasogastric tube (NGT) dilakukan untuk mengosongkan isi perut (dekompresi) selama usus belum mampu bekerja dengan optimal. NGT adalah selang yang dimasukan melalui lubang hidung sampai ke lambung. Hal ini membantu mengurangi frekuensi muntah. Biasanya, pengidap ileus paralitik pasca operasi sehat kembali dalam 2 hingga 4 hari. Namun jika tidak, operasi perbaikan akan dilakukan.
Jika Telat Mendapat Pertolongan, Apa Saja Komplikasi Ileus Paralitik?
Ileus paralitik yang tidak diobati atau mendapat pertolongan yang terlambat berpotensi memicu komplikasi, misalnya:
-
Kematian sel atau jaringan (nekrosis) usus;
-
Infeksi pada rongga perut di luar usus (peritonitis), akibat robeknya usus. Kondisi ini dapat memburuk menjadi sepsis dan memicu kegagalan fungsi organ;
-
Kerusakan dinding usus pada bayi baru lahir yang mengalami ileus paralitik (enterokolitis nekrotikan). Kondisi ini berpotensi memicu infeksi paru, infeksi darah, hingga kematian;
-
Gangguan elektrolit dan mineral;
-
Dehidrasi.
Baca Juga: Ini 5 Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan
Bagaimana Mencegah Ileus Paralitik?
Sayangnya penyakit ini sulit untuk dicegah. Langkah utamanya adalah tidak melakukan operasi pada daerah perut, tetapi hal tersebut dirasa kurang tepat karena kondisi kesehatan yang dihadapi pengidapnya mungkin akan membahayakan nyawa jika tidak dilakukan operasi. Oleh karena itu, waspada terhadap gejala dan tanda-tanda ileus dan lakukanlah gaya hidup sehat untuk menjaga sistem pencernaan dalam kondisi optimal.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan