Ketahui Gejala Ambiguous Genitalia pada Bayi Perempuan
"Ambiguous genitalia membuat alat kelamin bayi tidak berkembang sempurna. Ini dapat terjadi pada bayi laki-laki ataupun perempuan."
Halodoc, Jakarta - Ambiguous genitalia atau lebih sering dikenal sebagai kelamin ganda adalah masalah kesehatan yang langka. Ambiguous genitalia didefinisikan sebagai sebagai suatu kondisi di mana seorang bayi tidak jelas (ambigu) diketahui jenis kelaminya, apakah laki-laki atau perempuan. Kondisi ini lebih diterima sebagai gangguan perkembangan seks ketimbang sebuah penyakit. Ambiguous genitalia disebabkan karena alat kelamin bayi tidak berkembang sempurna saat kehamilan.
Apa Penyebab Alat Kelamin Bayi Tidak Berkembang Sempurna?
Normalnya, selama masa kandungan alat kelamin bayi laki-laki akan berkembang menjadi penis dan bayi perempuan berkembang membentuk klitoris. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi perkembangan penis maupun klitoris bayi. Pada bayi laki-laki, munculnya hormon seks pria akan mendorong perkembangan penis atau apabila hormon seks pria tidak muncul maka klitoris akan terbentuk. Pada wanita, faktor-faktor ini mungkin berperan sebagai pemicu ambiguous genitalia:
- Hiperplasia adrenal kongenital (CAH) yang menyebabkan kelenjar adrenal menghasilkan kelebihan hormon seks pria (androgen).
- Ibu yang mengonsumsi zat yang mengandung progesteron.
- Ibu hamil yang mengidap tumor yang memproduksi hormon pria
Gejala Ambiguous Genitalia pada Bayi Perempuan
Biasanya bidan atau dokter kandungan bisa langsung mengenali ciri dari ambiguous genitalia setelah kelahiran. Kondisi ini bahkan bisa dicurigai sebelum kelahiran. Tanda dari ambiguous genitalia bisa berbeda-beda pada setiap bayi, tergantung pada tingkat keparahannya, pemicu masalahnya, dan selama masa perkembangan alat kelamin.
Pada bayi perempuan ciri-cirinya dapat berkisar ukuran klitoris yang lebih besar, seperti menyerupai penis, labia yang lebih tertutup atau terdapat benjolan yang mirip testis karena labianya menyatu. Untuk mendiagnosis ambiguous genitalia secara tepat, dokter mungkin memerlukan beberapa tes, seperti:
- Memeriksa fisik bayi;
- Bertanya seputar riwayat medis keluarga dan riwayat kehamilan ibu;
- Pemeriksaan kromosom X- dan Y- untuk menentukan jenis kelamin;
- Tes pencitraan;
- Tes kadar hormon; dan
- Tes urine
Lantas, Apa yang Bisa Orang Tua Lakukan?
Orang tua sebaiknya berfokus untuk menjaga psikologis sang anak dalam jangka panjang. Orang tua juga perlu mendukung perawatan anak yang bertujuan untuk mendapatkan fungsi seksual dan kesuburan secara normal. Pengobatan yang bisa dilakukan dapat berupa:
1. Pemberian Obat-Obatan
Pemberian obat-obatan hormon bertujuan untuk memperbaiki atau mengimbangi ketidakseimbangan hormon. Misalnya, perempuan yang memiliki bentuk klitoris yang lebih besar perlu mengonsumsi obat-obatan hormonal guna mengurangi ukuran kelaminnya. Obat-obatan ini biasanya bisa dikonsumsi saat anak telah mengalami pubertas.
2. Operasi
Operasi pembedahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi seksual anak dan memperbaiki kelamin ke bentuk normalnya. Biasanya, operasi ini dilakukan sampai anak berusia cukup matang dan bisa membuat keputusan terkait jenis kelaminnya. Pada anak perempuan, meski bentuk vaginanya tidak se normal perempuan pada umumnya, tetapi sebagian besar kasus organ seks mereka dapat bekerja secara normal.
Hasil operasi seringkali memuaskan, tetapi operasi mungkin diperlukan beberapa kali untuk benar-benar memperbaiki bentuk kelamin. Namun, operasi juga berisiko gagal yang bisa menimbulkan disfungsi seksual, seperti gangguan kemampuan untuk mencapai orgasme.
Ibu curiga Si Kecil mengalami gangguan medis tertentu? Cobalah bertanya pada dokter di Halodoc untuk mencari tahu apa masalahnya. Yuk, segera download Halodoc di App Store atau Google Play!