Gaya Hidup Sehat bagi Pengidap Skleroderma
Halodoc, Jakarta - Sebagai salah satu penyakit kulit, skleroderma adalah sekelompok penyakit langka yang menyebabkan pengidapnya mengalami pengerasan serta pengencangan kulit dan jaringan penghubung. Pada beberapa orang, skleroderma hanya memengaruhi kulit. Namun, pada banyak orang lainnya, skleroderma juga membahayakan struktur selain kulit, seperti misalnya pembuluh darah, organ tubuh dalam, dan saluran pencernaan.
Scleroderma lebih sering memengaruhi wanita daripada pria dan paling umum muncul antara umur 30 dan 50 tahun. Tanda dan gejala skleroderma pun bervariasi, tergantung bagian tubuh mana yang terlibat. Beberapa gejala umumnya adalah:
-
Pengerasan atau penebalan kulit yang tampak bersinar dan mulus, paling umum terjadi pada tangan dan wajah.
-
Jari tangan atau jari kaki dingin yang menjadi merah, putih, atau biru, atau disebut fenomena Raynaud.
-
Bisul atau rasa sakit pada ujung jari.
-
Bintik merah kecil pada wajah dan dada, yang merupakan pembuluh darah yang terbuka yang disebut telangiectasia.
-
Jari tangan dan/atau jari kaki membengkak atau terasa sakit.
-
Sendi nyeri atau membengkak.
-
Lemah otot.
-
Mata atau mulut kering (disebut sindrom Sjogren).
-
Pembengkakan. Kebanyakan pada tangan dan jari tangan. Dokter mungkin menyebutnya edema.
-
Napas pendek.
-
Nyeri ulu hati.
-
Diare.
-
Penurunan berat badan.
Baca juga: Apakah Penyakit Skleroderma Itu Menular?
Pengobatan untuk Skleroderma
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang bisa menangani skleroderma sepenuhnya. Penanganan terhadap penyakit ini dilakukan untuk mengurangi gejalanya, dengan memberikan obat-obatan seperti:
-
NSAID (obat antiradang non-steroid macam ibuprofen atau aspirin). Mereka dapat membantu mengurangi bengkak dan nyeri.
-
Steroid dan obat-obatan lainnya untuk mengendalikan respon imun. Obat ini dapat membantu mengurangi masalah otot, sendi, atau organ tubuh dalam.
-
Obat-obatan yang meningkatkan aliran darah menuju jari tangan.
-
Obat tekanan darah.
-
Obat yang membuka pembuluh darah di dalam paru-paru atau mencegah jaringan meninggalkan bekas luka.
-
Obat nyeri ulu hati.
Baca juga: Jarang Terjadi, Benarkah Skleroderma Dapat Menyerang Anak-Anak?
Gaya Hidup Sehat yang Bisa Diterapkan
Selain mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, pengidap skleroderma juga bisa membantu mengatasi gejala yang muncul dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
-
Tetap aktif. Olahraga menjaga tubuh tetap fleksibel, meningkatkan peredaran darah, dan meredakan kekakuan. Olahraga range-of-motion mampu membantu kulit dan sendi tetap fleksibel.
-
Jangan merokok. Nikotin menyebabkan pembuluh darah untuk berkontraksi, memperparah penyakit Raynaud. Merokok juga bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah permanen.
-
Mengatasi nyeri ulu hati, dengan cara menghindari makanan yang menyebabkan nyeri ulu hati atau gas, serta makan di tengah malam. Naikkan kepala di atas ranjang untuk menjaga asam perut dari mengalir kembali ke dalam esofagus (refluks asam lambung) selagi tidur.
-
Lindungi diri sendiri dari dingin. Kenakan sarung tangan hangat sebagai pelindung setiap tangan terpapar udara dingin, tutupi wajah dan kepala dan kenakan beberapa lapis pakaian hangat.
Baca juga: Daya Tahan Tubuh Lemah Bisa Sebabkan Skleroderma
Itulah sedikit penjelasan tentang skleroderma dan gaya hidup yang dapat diterapkan pengidapnya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan