Gara-gara Macet, Stres Bisa Meningkat
Halodoc, Jakarta - Kemacetan adalah hal yang lumrah terjadi di kota-kota besar, terutama di Jakarta. Pagi dan sore hari adalah waktu yang identik dengan jam-jam macet. Selain itu, pembelian kendaraan bermotor, seperti motor dan mobil, makin mudah dijangkau dengan kredit, membuat jalanan Jakarta semakin padat.
Lalu, tahukah kamu apabila pengendara mobil di Jakarta dapat menghabiskan waktu sekitar 22 hari selama satu tahun. Penemuan tersebut didapat dari hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan transportasi online yang berasal dari Amerika Sekitar, Uber, tentang kemacetan yang terjadi di Jakarta.
Dari hasil riset tersebut disebutkan bahwa rata-rata pemilik mobil di Jakarta akan mengalami kemacetan selama 68 menit dan menghabiskan waktu 21 menit setiap harinya. Jadi, jika dihitung secara total akan menjadi 22 hari per tahun.
Ternyata kemacetan yang parah bukan hanya terjadi di Jakarta saja. Beberapa kota besar di Asia juga, orang rata-rata menghabiskan waktu dalam kemacetan selama 19 hari per tahun.
Diketahui bahwa kemacetan dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan dan kejiwaan seseorang. Dari segi kejiwaan, seseorang yang kerap terkena kemacetan akan menunjukkan peningkatan pada tingkat stres dan dapat menghasilkan perilaku agresif. Kondisi tersebut bisa terjadi pada siapa saja dan tidak memandang jenis kelamin.
Peningkatan Stres karena Kemacetan
Stres adalah sebuah reaksi dari tubuh ketika terjadi perubahan pada lingkungan sekitar dan sebagai respon perlindungan. Tubuh bereaksi pada stres yang terjadi dengan cara memberikan respon melalui fisik, mental, dan emosional. Tubuh akan mengeluarkan reaksi kimia ketika cedera terjadi. Ketika stres terjadi, denyut jantung akan meningkat, napas lebih cepat, tekanan darah menjadi naik, dan otot menegang. Salah satu hal yang menyebabkan stres terjadi adalah kemacetan.
Stres yang terjadi pada seseorang ternyata juga mempunyai tingkatan. Pada tahapan tersebut akan terlihat gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang mengalaminya. Dengan mengetahui tingkatan ini, cara penanggulangannya akan lebih mudah untuk diketahui.
Gejala-gejala yang dapat timbul untuk mengetahui tingkatan stres yang terjadi adalah:
-
Stres Tingkat I
Stres tingkat ini umumnya dikenal sebagai stres dengan tingkatan paling ringan dan positif. Seseorang yang mengalami stres tingkat ini akan merasakan semangat yang lebih besar, penglihatan lebih tajam, dan mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Maka dari itu, stres tingkat ini terbilang positif.
-
Stres Tingkat II
Stres tingkat ini terbilang berbeda dengan tingkat I. Gejala yang timbul pada stres tingkat II adalah keluhan-keluhan yang disebabkan oleh tenaga yang tidak cukup untuk sehari. Hal-hal tersebut terjadi ketika selalu merasa lelah setiap hari, bahkan ketika bangun tidur. Selain itu, seseorang dengan tingkat stres ini dapat mengalami gangguan sistem pencernaan dan otot-otot punggung pun menjadi tegang.
-
Stres Tingkat III
Pada tingkatan ini, gejala-gejala yang terjadi adalah gangguan sistem pencernaan, gangguan tidur, perasaan tegang yang semakin tinggi, hingga perasaan seperti ingin pingsan. Pada tahap ini, pengidapnya sudah harus bertemu dengan dokter. Stres pada tingkat ini dapat berkurang jika hal-hal yang menyebabkannya dikurangi dan tubuh mendapat waktu untuk beristirahat.
Jadi, kemacetan memang berbanding lurus dengan tingkat stres yang dapat terjadi pada seseorang. Terlebih lagi bagi pengendara mobil yang selalu mengalami kemacetan. Cobalah untuk mengurangi hal-hal yang dapat meningkatkan rasa stres, seperti kemacetan yang dapat terjadi.
Itulah sedikit penjelasan mengenai tingkatan stres dan hubungannya dengan kemacetan. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal tingkatan stres, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat yang sedang dibutuhkan dan pesanan akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download segera di Google Play atau App Store!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan