Gangguan Mental Parah, Ini Gejala Delirium yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Delirium merupakan sebuah kondisi yang cukup sering ditemui, terutama pada orang-orang dengan usia lanjut. Delirium adalah suatu kondisi gangguan mental serius yang dapat menyebabkan kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran pada lingkungan sekitar.
Kondisi tersebut disebabkan oleh perubahan yang cepat pada fungsi otak dan terjadi bersamaan dengan penyakit mental atau fisik. Akibatnya, pengidap delirium akan mengalami kesulitan berpikir, mengingat, dan berkonsentrasi. Berbagai keadaan atau penyakit dapat menyebabkan delirium. Orang-orang dengan usia lanjut rentan terhadap delirium, karena otaknya telah mengalami gangguan.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan otak mengalami gangguan dan berakhir terjadinya delirium. Salah satu penyebab delirium yaitu mengonsumsi obat-obatan tertentu atau keracunan obat. Jenis obat yang dapat mengakibatkan penumpukan zat di otak, seperti obat pereda nyeri, obat tidur, obat asma, obat Parkinson, dan obat untuk gangguan mood. Selain itu, kecanduan alkohol, keracunan, malnutrisi atau dehidrasi, gangguan tidur, dan gangguan elektrolit dapat menyebabkan terjadinya kondisi itu.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk seseorang mengidap delirium yaitu memiliki kelainan pada otak, telah berusia lanjut atau diatas usia 65 tahun, pernah mengalami delirium, dan menderita kombinasi beberapa penyakit. Lalu, gejala-gejala apa saja yang dapat ditimbulkan ketika seseorang mengidap delirium? Ini penjelasan lengkapnya!
1. Berkurangnya Kesadaran pada Lingkungan
Salah satu gejala ketika seseorang mengidap delirium adalah berkurangnya kesadaran pada lingkungan sekitarnya. Hal tersebut terlihat dari sulit fokus pada topik, mudah mengganti topik pembicaraan, suka melamun, mudah teralihkan dengan berbagai hal, dan tidak bereaksi ketika ada suatu kejadian di sekitarnya.
2. Gangguan Emosional
Gangguan emosional dapat menjadi salah satu ciri-ciri pengidap delirium. Seseorang yang mengidap kondisi tersebut akan menjadi gelisah, paranoid, mudah depresi, mudah tersinggung, menjadi apatis, mood swing, dan krisis kepribadian.
3. Gangguan Kognitif
Gangguan kognitif atau kemampuan berpikir yang lemah adalah tanda-tanda ketika seseorang mengidap delirium. Dapat ditandai dengan buruknya daya ingat, terutama untuk jangka pendek, disorientasi, kesulitan berbicara, bicara lambat, dan sulit memahami pembicaraan, bacaan, dan tulisan.
4. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku yang sering mungkin juga menjadi salah satu ciri seseorang mengalami delirium. Orang lain mungkin akan melihat pengidap kondisi ini mengalami halusinasi, gelisah, agresif, mengerang, menjadi pendiam, menutup diri, gerakannya melambat, dan terganggunya kebiasaan tidur. Terkadang, gejalanya dapat lebih buruk ketika malam hari ketika suasana sekitar menjadi gelap dan kondisinya terlihat asing.
Lalu berdasarkan gejalanya, delirium dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Delirium hiperaktif. Pengidap kondisi tersebut akan terlihat gelisah, suasana hatinya berubah-ubah, respon terhadap lingkungan berubah, dan berhalusinasi. Dari semua pengidap delirium, tipe ini ditemukan sekitar 30 persen dan cenderung lebih mudah terdeteksi.
2. Delirium hipoaktif. Pengidap delirium akan terlihat lamban, lesu, mengantuk, dan tampak linglung. Kategori ini agak sulit terdeteksi, meski sedang menjalani rawat inap. Sulit dideteksi karena pengidapnya bersikap tidak aktif, sangat tenang, mengurangi aktivitas, dan sering mengantuk. Dari total yang telah dideteksi, kategori ini ada sekitar 30 persen.
3. Delirium campuran. Untuk yang ini, pengidapnya akan sering menunjukkan perubahan gejala dari delirium hiperaktif ke delirium hipoaktif atau kebalikannya. Terkadang ia bersikap hiperaktif, tidak lama berubah menjadi hipoaktif.
Berikut adalah gejala-gejala delirium yang harus diketahui. Jika kamu atau orang di sekitar kamu merasakan gejala seperti itu, tim dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya mudah, hanya dengan download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Play Store.
Baca juga: