Kenali Jenis Emosi dan Kaitannya dengan Gangguan Ledakan Amarah

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Juni 2023

“Marah, kecewa, sedih, takut, dan jijik menjadi jenis emosi yang wajar terjadi pada setiap manusia. Namun, tentunya kamu juga harus mengetahui bagaimana cara mengendalikan emosi sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.”

Kenali Jenis Emosi dan Kaitannya dengan Gangguan Ledakan AmarahKenali Jenis Emosi dan Kaitannya dengan Gangguan Ledakan Amarah

Halodoc, Jakarta – Emosi kerap kali diartikan sebagai sesuatu yang bermakna negatif. Sebab, kamu mungkin sudah terbiasa melihat seseorang menunjukkan emosi ketika sedang marah, sedih, atau kecewa. Namun, tahukah kamu bahwa emosi ternyata lebih dari sekadar perasaan yang negatif?

Dalam kaitannya dengan kejiwaan atau psikologi, emosi adalah pola reaksi yang rumit dan melibatkan berbagai aspek, mulai dari fisiologis, perilaku, dan pengalaman untuk mengatasi suatu masalah. Lebih mudahnya, emosi adalah suatu bentuk respons terhadap peristiwa yang kamu alami. 

Cara Kerja Emosi

Lantas, bagaimana emosi bekerja? Pada otak, terdapat banyak sistem dengan tugasnya masing-masing. Salah satunya adalah sistem limbik yang bertugas untuk mengatur memori, perilaku, dan emosi seseorang. Sistem ini memiliki beberapa bagian dengan fungsi yang berlainan, termasuk amigdala, hipokampus, dan hipotalamus.

Ketika kamu mengalami suatu kejadian, sistem limbik akan mengirimkan impuls ke 3 bagian otak tadi. Impuls tersebut akan melalui sejumlah proses dan membuat kamu melakukan reaksi secara spontan. 

Contohnya, kamu langsung lari ketika mendengar suara aneh pada malam hari. Selain itu, sistem limbik juga dapat memengaruhi respons tubuh atau fisiologis, misalnya jantung menjadi berdebar, muncul keringat dingin, merinding, dan kulit yang berubah menjadi pucat. 

Jenis Emosi

Seorang ahli kejiwaan Paul Ekman mengidentifikasi 6 jenis emosi dasar yang muncul pada manusia secara alami. Jenis tersebut adalah bahagia, sedih, jijik, takut, terkejut, dan marah. 

1. Bahagia

Dari semua jenis emosi yang berbeda, kebahagiaan cenderung menjadi salah satu yang paling diperjuangkan seseorang. Kebahagiaan memiliki arti sebagai keadaan emosional yang menyenangkan yang muncul dengan ciri khas berupa perasaan puas, gembira, senang, dan sejahtera. 

Ciri dari emosi ini bisa kamu lihat ketika orang tertawa, tersenyum, menunjukkan gestur tubuh yang relaks, dan nada bicara yang ceria serta menyenangkan. 

2. Sedih

Kesedihan adalah jenis emosi lain yang memiliki arti sebagai keadaan emosi sementara. Jenis ini sering muncul dengan perasaan kecewa, sedih, putus asa, tidak tertarik, dan suasana hati yang tertekan.

Seperti emosi lainnya, kesedihan adalah sesuatu yang terjadi pada semua orang dari waktu ke waktu. Beberapa kasus menunjukkan, seseorang dapat mengalami periode kesedihan berkepanjangan dan parah yang bisa berubah menjadi depresi. Kesedihan sendiri dapat diekspresikan dengan berbagai cara antara lain:

  • Menangis.
  • Suasana hati yang buruk.
  • Kelesuan.
  • Menjadi lebih pendiam
  • Menarik diri dari orang lain.

Jenis dan tingkat keparahan kesedihan dapat bervariasi tergantung pada akar penyebabnya, dan cara orang mengatasi perasaan tersebut juga dapat berbeda.

3. Takut

Ketakutan adalah jenis emosi yang kuat dan dapat memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup. Saat menghadapi bahaya dan merasa ketakutan, kamu mengalami apa yang selanjutnya populer sebagai respons melawan atau lari.

Otot-otot menjadi tegang, detak jantung dan pernapasan meningkat, serta pikiran menjadi lebih waspada. Semuanya mempersiapkan tubuh untuk lari dari bahaya atau berdiri dan melawan. Ekspresi dari jenis emosi ini dapat meliputi:

  • Ekspresi wajah seperti melebarkan mata dan menarik dagu ke belakang.
  • Reaksi fisiologis berupa napas cepat dan detak jantung meningkat.
  • Bahasa tubuh menunjukkan kesiapan untuk lari sesegera mungkin atau bersembunyi dari ancaman.

Tentu saja, tidak semua orang mengalami rasa takut dengan cara yang sama. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap rasa takut dan situasi atau objek tertentu lebih mungkin memicu emosi ini.

Misalnya, orang-orang dengan gangguan kecemasan sosial yang terjadi karena situasi sosial. Melalui artikel 5 Ciri Alami Gangguan Kecemasan Sosial, kamu bisa mengetahui ciri khas seseorang yang mengalami kelainan kejiwaan tersebut, tidak hanya rasa malu saat berinteraksi dengan orang lain. 

4. Jijik

Kemudian, emosi yang menunjukkan rasa jijik terhadap sesuatu. Ini bisa berupa kondisi atau seseorang. Hal ini bisa muncul dalam beberapa cara, termasuk:

  • Bahasa tubuh yang menunjukkan rasa enggan dan segera berpaling dari objek yang menjadi pemicunya.
  • Reaksi fisik berupa muntah.
  • Ekspresi wajah seperti melengkungkan bibir atas dan mengerutkan hidung. 

Rasa jijik bisa berasal dari beberapa hal, termasuk rasa, penglihatan, atau bau yang tidak enak. Peneliti percaya bahwa emosi ini berkembang sebagai reaksi terhadap makanan yang mungkin berbahaya atau fatal. Saat orang mencium atau merasakan makanan yang sudah tidak enak, rasa jijik adalah reaksi yang khas.

Kebersihan yang buruk, infeksi, darah, pembusukan, dan kematian juga bisa memicu respons jijik. Ini mungkin cara tubuh menghindari hal-hal yang mungkin membawa penyakit menular.

5. Emosi terkejut

Terkejut biasanya cukup singkat dan muncul dengan respons kaget fisiologis setelah sesuatu yang tidak terduga. Jenis emosi ini bisa positif, negatif, atau netral. Kejutan yang tidak menyenangkan, misalnya, mungkin melibatkan seseorang yang melompat dari belakang pohon dan menakuti saat berjalan pada malam hari.

Contoh kejutan yang menyenangkan adalah ketika kamu tiba di rumah dan mengetahui bahwa keluarga telah berkumpul untuk merayakan ulang tahunmu. Kejutan sering ditandai dengan:

  • Ekspresi wajah seperti mengangkat alis, melebarkan mata, dan membuka mulut.
  • Respons fisik melompat mundur.
  • Reaksi verbal berteriak, menjerit, atau terengah-engah.

Selain itu, terkejut juga bisa menjadi jenis emosi lain yang dapat memicu respons melawan atau lari. Saat terkejut, seseorang mungkin mengalami ledakan adrenalin yang membantu mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri.

6. Marah

Kemarahan bisa menjadi emosi yang sangat kuat yang muncul dengan perasaan permusuhan, agitasi, frustrasi, dan antagonisme terhadap orang lain. Seperti rasa takut, kemarahan dapat berperan dalam respons melawan atau lari pada tubuh.

Saat ancaman menimbulkan perasaan marah, kamu mungkin cenderung menangkis bahaya dan melindungi diri sendiri. Kemarahan sering muncul melalui:

  • Ekspresi wajah seperti cemberut atau melotot.
  • Bahasa tubuh mengambil sikap yang kuat atau berpaling.
  • Nada suara kasar atau berteriak.
  • Respons fisiologis, bisa berupa berkeringat atau memerah pada muka.
  • Perilaku agresif, seperti memukul, menendang, atau melempar benda.

Mau tahu cara ampuh mengendalikan amarah? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 7 Cara Ampuh Mengendalikan Emosi Diri saat Marah“.

Sementara kemarahan sering dianggap sebagai emosi negatif, terkadang hal ini bisa menjadi sesuatu yang baik. Sebab, amarah bisa konstruktif dalam membantu mengklarifikasi kebutuhan dalam suatu hubungan, dan dapat menjadi motivasi untuk mengambil tindakan dan menemukan solusi untuk hal-hal yang mengganggu.

Namun, kemarahan bisa menjadi masalah jika berlebihan atau diungkapkan dengan cara yang tidak sehat, berbahaya, atau merugikan orang lain. Kemarahan yang tidak terkendali dapat dengan cepat berubah menjadi agresi, pelecehan, atau kekerasan. Biasanya, ini terjadi karena seseorang kurang tidur, stres dan depresi, dan mengalami kondisi medis tertentu.

Jangan ragu untuk berbicara dengan dokter atau psikolog untuk mengatasi emosi yang sulit terkendali. Akses berbagai layanan kesehatan melalui Halodoc✔️ untuk pelayanan yang lebih praktis dan terpercaya.

Perlu kamu ketahui bahwa marah dapat memiliki konsekuensi mental dan fisik. Kemarahan yang tidak terkendali dapat mempersulit pengambilan keputusan yang rasional dan bahkan dapat berdampak pada kesehatan fisik.

Mengenal Gangguan Ledakan Marah 

Marah yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya gangguan kepribadian, yaitu Gangguan Ledakan Marah atau Intermittent Explosive Disorder (IED). Pengidap IED cenderung mudah marah karena masalah “sepele” dan menunjukkannya dengan cara berlebihan. 

Misalnya, membanting barang, mengumpat, hingga menjerit hanya untuk mengekspresikan amarah. Penyebab IED bisa saja berasal dari kelainan mekanisme otak untuk mengatur produksi serotonin (hormon bahagia) dan kortisol (hormon stres), sehingga memengaruhi tingkat emosi pengidapnya. 

Sementara itu, beberapa faktor lain yang turut menjadi penyebab IED adalah faktor genetik, faktor lingkungan dan kebiasaan memendam amarah. IED sendiri masuk dalam kelompok gangguan kontrol impuls. Kamu bisa membaca artikel Tidak Mampu Mengontrol Amarah Bisa Jadi Gangguan Impuls untuk mengetahui apa saja jenis gangguan kontrol impuls lain yang membuat seseorang rentan merasa marah. 

Cara Mengendalikan Emosi

Emosi negatif tentu perlu kamu kendalikan, sehingga tidak menimbulkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain. Kamu bisa mencobanya dengan melakukan beberapa cara berikut ini. 

1. Selalu berpikir dan bersikap positif

Situasi buruk tidak mungkin kamu cegah datangnya. Namun, kamu bisa mengubah pola pikir dan sudut pandang untuk melihat kondisi tersebut sebagai suatu hal yang baik. Jadi, menyikapi suatu hal negatif tidak harus dengan sikap negatif pula. 

Sebaliknya, tenangkan diri dengan mengambil napas dan jeda. Pikirkan bahwa kamu bisa memberikan respons yang lebih positif untuk membuat keadaan tidak menjadi semakin buruk. 

2. Hindari pemicu emosi

Selain itu, sebisa mungkin, hindari semua hal yang bisa memicu diri merasakan emosi yang negatif. Misalnya, kamu gampang marah jika kurang tidur atau terlambat makan. Kamu bisa mengatasinya dengan membiasakan diri tidur tepat waktu dan makan teratur. 

3. Lakukan kegiatan yang menyenangkan

Semua hal negatif bisa menjadi lebih positif jika kamu tidak terlarut dalam emosi tersebut. Cobalah untuk melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan, misalnya membaca buku, berkebun, memasak, belanja, belajar hal baru, atau sekadar minum kopi di tempat favorit sambil mendengarkan musik. 

Kamu perlu tahu bahwa menjaga kesehatan jiwa tidak kalah pentingnya seperti kamu memastikan bahwa fisik dalam kondisi pria. Pasalnya, kedua hal ini saling berkaitan satu dengan lainnya. Apabila kamu sedang mengalami gangguan emosi, sebaiknya hindari makan secara berlebihan, karena hal tersebut bisa memicu munculnya berbagai masalah kesehatan. 

Referensi:
Verywell Mind. Diakses pada 2023. The 6 Types of Basic Emotions and Their Effect on Human Behavior.
Psychology Today. Diakses pada 2023. 5 Ways to Get Your Unwanted Emotions Under Control.
PsychCentral. Diakses pada 2023. Controlling Emotions: Is It Possible?