Gangguan Jiwa Dapat Terlihat Sejak Anak-Anak, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Sebagian besar masyarakat beranggapan gangguan jiwa atau masalah kejiwaan baru bisa teridentifikasi ketika seseorang sudah remaja atau beranjak dewasa. Namun, bisakah ini teridentifikasi sejak masa anak-anak? Ternyata, jawabannya bisa. Ada beberapa gejala yang bisa teridentifikasi ketika seseorang masih bayi.
Hal ini dapat dipengaruhi dari pola tidur yang kurang tepat dan suasana hati yang sering berubah, misalnya anak yang sering sekali menangis sejak masih bayi. Jangan dilupakan, cara orangtua memperlakukan anak pun turut berpengaruh. Bahkan, ini menjadi penyebab yang lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya.
Namun, mengidentifikasi gangguan jiwa pada anak bukan menjadi hal yang mudah. Pasalnya, anak berbeda dari orang dewasa, dalam hal perubahan fisik, mental, dan emosional dari perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi secara alami. Mereka sedang dalam proses belajar cara beradaptasi, mengatasi, dan bersosialisasi dengan orang lain di lingkungan sekitar.
Baca juga: 4 Gangguan Mental yang Terjadi Tanpa Disadari
Tanda Gangguan Jiwa pada Anak
Masalah kejiwaan pada sang buah hati sering ditandai dengan munculnya masalah perilaku dan emosi. Beberapa di antaranya seperti tidak mau sekolah, pemarah, tantrum, cengeng, sering mengompol, sering mimpi buruk, sulit belajar, gangguan berkomunikasi, muncul tanda keterbelakangan mental, hingga disleksia atau kesulitan membaca. Ini yang perlu dikenali sejak dini oleh orangtua.
Sebenarnya, tak sedikit orangtua yang menyadari adanya perubahan tersebut pada anak, bahkan sejak ia masih belia. Sayangnya, mereka baru membawa sang buah hati untuk terapi setelah ia menunjukkan perilaku atau gejala yang mengganggu, misalnya, membanting benda, lebih mudah marah, hingga ringan tangan.
Baca juga: Semakin Cerdas, Seseorang Rentan Kena Gangguan Mental?
Gangguan Jiwa yang Sering Terjadi pada Anak
Ada beberapa jenis gangguan jiwa yang bisa menyerang anak, yaitu.
- Gangguan kecemasan. Anak dengan gangguan jiwa ini merespons hal atau situasi tertentu dengan ketakutan dan kecemasan yang berlebihan. Biasanya, terjadi peningkatan detak jantung dan sering berkeringat.
- Gangguan perilaku. Anak dengan masalah ini cenderung menentang aturan dan menimbulkan gangguan, seperti misalnya kenakalan di sekolah.
- Gangguan belajar dan komunikasi. Anak dengan gangguan ini memiliki masalah dalam menyimpan dan memroses informasi yang ia terima, serta menghubungkan ide dan pemikiran yang dimiliki.
- Gangguan afektif yang berkaitan dengan suasana hati. Gangguan ini melibatkan perasaan sedih berkelanjutan atau suasana hati yang berubah dengan cepat. Ini termasuk depresi dan bipolar. Diagnosis yang lebih baru disebut gangguan disregulasi suasana hati, kondisi masa anak-anak dan remaja yang melibatkan iritabilitas kronis atau persisten dan sering menunjukkan kemarahan yang meledak-ledak.
Tanpa adanya perawatan, banyak gangguan mental berlanjut hingga dewasa dan menyebabkan masalah di semua aspek kehidupan. Mereka yang hidup dengan gangguan jiwa yang tidak segera diatasi berisiko tinggi mengalami berbagai hal yang cenderung membahayakan nyawa, seperti penyalahgunaan narkoba dan alkohol, perilaku kekerasan, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup alias bunuh diri.
Baca juga: Perhatikan, 5 Gejala Awal Anak Mengalami Penyakit Mental
Inilah mengapa orangtua harus mengerti tanda gangguan jiwa pada anak sedini mungkin. Jangan takut untuk membawanya melakukan terapi, karena penanganan dini bisa mencegah terjadinya dampak negatif, sehingga pengobatan pun bisa lebih mudah dilakukan. Sekarang, ibu bisa lebih mudah membuat janji dengan dokter ahli kejiwaan, di rumah sakit mana saja yang ibu inginkan. Simak caranya di sini, ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan