Ketahui Faktor yang Meningkatkan Risiko Terkena Infeksi Shigella

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Februari 2019
Ketahui Faktor yang Meningkatkan Risiko Terkena Infeksi ShigellaKetahui Faktor yang Meningkatkan Risiko Terkena Infeksi Shigella

Halodoc, Jakarta - Kalau di pikir-pikir memang banyak penyakit yang dapat menyerang saluran cerna. Salah satu contohnya adalah infeksi shigella atau shigellosis. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Shigella, yang bisa menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi ataupun lewat kontak dengan feses.

Bakteri ini akan menggandakan diri di usus kecil dan menyebar ke usus besar, setelah masuk ke dalam mulut. Nah, saat inilah bakteri ini akan melepaskan racun yang membuat usus besar mengalami kram. Yang bikin ngeri, pengidap infeksi shigella akan mengalami diare, bisa terjadi 10–30 kali dalam sehari.

Baca juga: Bukan Demam Biasa, Anak Kena Disentri Jangan Diabaikan

Dalam kebanyakan kasus, shigellosis menyerang anak berusia di antara 2–4 tahun. Penyakit ini sebagian besar tersebar di playgroup, sekolah dasar, dan tempat penitipan anak yang tak higienis. Di samping itu, orang yang tinggal di negara berkembang yang tak memiliki cukup persediaan air bersih, sering kali terserang infeksi shigella yang lebih parah dan sulit sembuh.

Kenali Gejala-Gejalanya

Gejala yang bisa dialami oleh pengidap shigellosis bisa bermacam-macam. Mulai dari diare, demam, hingga nyeri perut atau kram perut. Menyoal diare ini, umumnya feses pengidapnya terdapat darah atau lendir. Gejala ini biasanya muncul 2–3 hari setelah pengidap terpapar bakteri tersebut. Tapi, ada pula pengidapnya yang baru merasakan gejalanya seminggu setelah berkontak dengan bakteri.

Baca juga: 5 Macam Penyakit Perut yang Sering Terjadi

Gejala penyakit ini biasanya berlangsung 2–7 hari. Amat penting bagi pengidapnya menjaga kadar cairan tubuh yang hilang karena diare. Yang perlu diingat, segeralah ke dokter bila diare masih terjadi lebih dari tiga hari. Pasalnya, hal ini bisa menyebabkan dehidrasi.

Nah, berikut gejala-gejala lainnya:

  • Demam, bisa tinggi pada anak-anak.

  • Kram perut terus-menerus.

  • Mual dan muntah.

  • Nyeri dan kelelahan otot.

Hindari Penyebabnya

Bakteri Shigella yang masuk ke mulut merupakan penyebab utama dari infeksi shigella. Nah, hal ini bisa terjadi karena:

  • Berenang. Berenang di air yang telah terkontaminasi bakteri shigella. Pada kondisi ini bisa saja seseorang tak sengaja menelan air yang sudah tercemar.

  • Menyentuh mulut. Kebiasaan ini apalagi tanpa mencuci tangan terlebih dahulu bisa membuat bakteri masuk ke dalam mulut. Terutama bila tangan baru saja mengganti popok anak yang terinfeksi bakteri Shigella.

  • Makanan yang terkontaminasi. Mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri Shigella juga bisa menjadi penyebabnya.

Baca juga: 4 Cara Sederhana Cegah Disentri

Selain ketiga hal di atas, ada pula beberapa faktor risiko lain yang bisa meningkatkan seseorang terserang infeksi shigella, yaitu:

  • Sanitasi yang Buruk. Penduduk di negara berkembang yang kurang memperhatikan sanitasi rentan terserang infeksi shigella. Demikian juga dengan orang-orang yang bepergian ke negara tersebut.

  • Usia Balita. Infeksi ini amat umum terjadi pada anak di usia 2–4 tahun.

  • Hubungan Intim. Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui seks oral atau seks anal.

  • Tinggal Berkelompok. Wabah shigella rentan menyebar di tempat-tempat umum, seperti penitipan anak, kolam renang umum, panti jompo, barak militer, hingga penjara.
    Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!