Ensefalopati Hepatik, Penyakit yang Bisa Disebabkan oleh Sirosis Hati
Halodoc, Jakarta - Ensefalopati Hepatik adalah kondisi saat seseorang mengalami perubahan kepribadian atau kelainan neuropsikiatri akibat kondisi disfungsi hati seperti gagal hati atau bahkan sirosis hati. Sirosis adalah komplikasi atau stadium lanjut dari berbagai penyakit hati. Akibat mengalami sirosis hati, kadar amonia yang dimiliki seseorang menjadi tinggi di dalam aliran darah dan otak sehingga menyebabkan kondisi ensefalopati hepatik. Amonia sendiri diproduksi oleh bakteri di dalam perut dan usus. Pada orang yang sehat, hati akan memecah amonia sehingga membuatnya tidak berbahaya. Namun, orang dengan penyakit hati memiliki lebih banyak amonia karena hati mereka tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya amonia masuk ke dalam darah, menuju otak, dan menyebabkan gejala yang mengganggu fungsi otak.
Ensefalopati hepatik ditandai dengan perubahan kepribadian, gangguan intelektual, dan berbagai tingkat penurunan kesadaran. Gejala utama ensefalopati hepatik antara lain:
-
Bingung dan pikun.
-
Mengantuk.
-
Suasana hati yang berubah-ubah.
-
Lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
Gejala lain yang muncul dari ensefalopati hepatik adalah sakit kuning (akibat sirosis hati), kesulitan berbicara, gemetar, dan mudah marah. Selain itu, orang dengan kondisi ini mungkin juga memiliki gejala penyakit hati yang meliputi adanya cairan di dalam perut dan kaki bengkak.
Baca Juga: Cara Pencegahan Sirosis yang Perlu Dipahami
Tingkatan Gejala Ensefalopati Hepatik
Faktanya, penyakit ensefalopati hepatik memiliki tingkatan gejala. Berikut ini tingkatan gejala penyakit tersebut, mulai dari yang ringan menuju ke komplikasi serius:
-
Tingkat 0 – Disebut sebagai ensefalopati hepatik minimal (ensefalopati hepatik subklinis), Pengidap akan mengalami perubahan minimal yang dapat terdeteksi dalam kepribadian atau perilaku. Perubahan minimal tersebut akan terjadi pada memori, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.
-
Tingkat 1 – Pengidap mengalami penurunan kesadaran dalam menjawab pertanyaan. Rentang perhatian akan mudah beralih. Pengidap juga mulai mengalami hipersomnia atau insomnia. Euforia, depresi atau lekas marah, kebingungan ringan juga akan dialami. Pengidap juga akan mulai mengalami tremor.
-
Tingkat 2 – Pengidap mengalami lesu, apatis, disorientasi, bicara mulai cadel, tremor yang jelas tampak, sulit melakukan pekerjaan, perubahan kepribadian yang jelas, bahkan perilaku yang tidak pantas.
Baca Juga: 3 Gangguan Kepribadian Berdasarkan Perilaku Aneh
-
Tingkat 3 – Pengidap sering mengalami kantuk namun dapat dibangunkan, ia akan mulai tidak dapat melakukan tugas mental, disorientasi tentang waktu dan tempat, kebingungan, amnesia, dan mudah marah.
-
Tingkat 4 – Pengidap mengalami koma dengan atau respon terhadap rangsangan nyeri.
Pengobatan Ensefalopati Hepatik
Ensefalopati hepatik akan membutuhkan pengobatan darurat yang mungkin memerlukan rawat inap. Tujuan dari pengobatan ensefalopati hepatik adalah untuk menemukan dan mengobati penyebab, seperti penggunaan obat-obatan tertentu, perdarahan sistem pencernaan, hingga masalah metabolisme tubuh. Jika penyebab khusus ensefalopati hepatik adalah perdarahan pada sistem pencernaan, maka pasien harus diobati secepatnya. Namun kebanyakan kondisi ini disebabkan oleh sirosis hati, sehingga pengidap menangani sirosis hati yang ia alami.
Obat bernama lactulose mungkin diberikan guna menjadi obat pencahar dan membantu mengosongkan usus, sehingga bakteri tidak dapat membuat amonia. Terkadang, antibiotik bernama neomycin juga digunakan. Obat ini membunuh bakteri di dalam usus sehingga jumlah amonia berkurang dan tidak masuk ke area tubuh yang lain.
Baca Juga: Begini Proses Transplantasi Hati Dilakukan
Karena kebanyakan ensefalopati hepatik disebabkan oleh sirosis hati, maka jika seseorang mengalami sirosis hati ia wajib melakukan penanganan. Penanganan ini bertujuan mencegah terjadinya komplikasi yang membuatnya semakin parah. Kalau ingin mengetahui lebih banyak penyakit ensefalopati hepatik serta komplikasi penyakit lain yang diakibatkannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.