Enggak Mau Dengar Kritik, Ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah bertemu dengan seseorang, atau orang tersebut adalah teman kerja, yang tidak pernah mengerti kebutuhan orang lain, selalu merasa dirinya lebih baik, dan tidak mau mendengarkan nasihat atau kritik dari yang lain? Jika iya, berarti kamu sudah bertemu orang dengan gangguan kepribadian narsistik.
Ciri utama dari kepribadian ini adalah kurangnya empati terhadap orang lain dan haus kekaguman dari orang lain. Kondisi ini sering digambarkan sebagai orang yang sombong, egois, manipulatif, dan penuntut. Bahkan, mereka merasa dirinya pantas untuk mendapatkan perlakukan khusus.
Tidak hanya itu, pengidap gangguan kepribadian narsistik atau sering disebut narsis percaya bahwa diri mereka lebih istimewa, sehingga pergaulannya terbatas pada orang-orang yang dirasa berbakat atau sepadan dengan dirinya. Individu seperti ini mencari perhatian yang berlebihan hanya untuk mengetahui bahwa ia selalu dipikirkan atau dibicarakan oleh orang lain. Mereka tidak dapat menoleransi kritik atau kekalahan, sehingga ketika mendapatkan kritik keras atau bahkan penolakan, mereka sering kali ditinggalkan atau tidak diperdulikan.
Baca juga: Jangan Nikahi Pasangan Jika Ia Lakukan 4 Hal Berikut
Sebenarnya, Apa Penyebab Seseorang Mengalami Gangguan Kepribadian Narsistik?
Faktanya, tidak diketahui pasti penyebab seseorang memiliki gangguan kepribadian narsistik. Sama halnya dengan gangguan kepribadian atau masalah kejiwaan lainnya, penyebab gangguan ini juga terbilang kompleks. Namun, perilaku narsis ini sering dikaitkan dengan masalah berikut:
-
Lingkungan, yang berhubungan dengan ketidaksesuaian dalam hubungan orangtua dan anak dengan kritik berlebihan yang kurang sesuai dengan pengalaman anak.
-
Genetika, kondisi ini berkaitan dengan faktor keturunan.
-
Neurobiologi, ada hubungan antara otak dengan perilaku atau pola pikir seseorang.
Gangguan kepribadian narsistik sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dan sering bermula pada usia remaja akhir atau dewasa awal. Perlu diingat, kala anak menunjukkan tanda-tandanya, bukan berarti ia terus mengembangkan gangguan ini ketika ia dewasa.
Baca juga: Tak Bisa Hidup Mandiri, Kenali Gejala Gangguan Kepribadian Dependen
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, gangguan kepribadian ini memicu komplikasi, seperti sulit membina hubungan baik dengan orang lain, sering mengalami masalah di tempat kerja, depresi dan rasa cemas berlebihan yang berujung pada penyalahgunaan narkoba, alkohol, atau keinginan untuk bunuh diri.
Lalu, Bagaimana Menghadapinya?
Menghadapi pengidap gangguan kepribadian narsistik menjadi tantangan tersendiri, karena tidak sedikit pengidap bersifat defensif yang membuat mereka sulit untuk mengakui kesalahan.
Jangan beradu argumen dengan orang-orang narsis ini, karena mereka tidak mengenal sifat mengalah. Jika terjadi perbedaan pendapat yang berujung pada perdebatan, beri tahu saja bahwa kamu tidak setuju dan menyingkir, jangan diperpanjang.
Orang narsistik mungkin akan menghina dan mengejekmu. Namun, kamu yang paling mengetahui dirimu lebih dari orang lain, termasuk kelebihan dan kelemahan. Ketika mereka menghina atau mengajukan kritik kepadamu, keluarkan penolakan jika dibutuhkan, dan ingat, hindari perdebatan.
Baca juga: Apakah Olahraga Dapat Meminimalisir Gangguan Kepribadian?
Nah, itu tadi ulasan singkat mengenai gangguan kepribadian narsistik. Kalau kamu ingin mengetahui lebih banyak lagi informasi seputar kesehatan, kamu bisa download aplikasi Halodoc, karena ada banyak informasi baru setiap harinya. Kamu juga bisa pakai aplikasi ini untuk bertanya pada dokter, membeli obat, vitamin, atau cek lab rutin. Yuk, pakai Halodoc!