Diare Hingga Kram Perut, Waspada Gejala Terkena Intoleransi Laktosa
Halodoc, Jakarta - Untuk mengetahui gejala alergi makanan tertentu sebenarnya cukup mudah. Misalnya, ketika suatu makanan masuk ke dalam mulut, lalu timbul gejala, seperti mulut atau kulit terasa gatal, bahkan mungkin bengkak, maka bisa saja hal tersebut jadi pertandanya.
Akan tetapi, untuk kasus intoleransi laktosa lain ceritanya. Cara mendeteksi keluhan medis ini tak semudah itu. Intoleransi laktosa sendiri merupakan masalah pencernaan yang terjadi saat tubuh tak dapat mencerna laktosa. Laktosa di sini berupa gula yang terdapat pada susu dan produk olahannya.
Baca juga: Intoleransi Laktosa pada Bayi, Ibu Harus Apa?
Dalam keadaan normal, laktosa akan dicerna menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Penyerapan ini akan digunakan sebagai sumber energi. Tapi, orang yang mengidap intoleransi laktosa tak menghasilkan laktase yang cukup.
Alhasil, laktosa yang tak tercerna ini masuk ke usus besar lalu terfermentasi oleh bakteri. Nah, kondisi inilah yang menimbulkan berbagai gejala kesehatan.
Lalu, seperti apa sih gejala intoleransi laktosa?
Kenali Gejala-Gejalanya
Gejala intoleransi laktosa ini bisa terjadi dalam 30 menit hingga dua jam setelah seseorang mengasup makanan/minuman yang mengandung laktosa. Nah, berikut gejala intoleransi laktosa yang bisa timbul.
Baca juga: Alasan Bayi Bisa Kena Intoleransi Laktosa
-
Diare.
-
Kram perut.
-
Mual.
-
Sering buang angin.
-
Suara menggemuruh di perut.
-
Perut kembung.
Untuk anak-anak gejala intoleransi laktosa bisa berupa:
-
Ruam gatal.
-
Kadang-kadang muntah.
-
Diare berbuih.
-
Pertumbuhan dan perkembangan yang melambat.
Berbeda dengan Alergi Susu
Ada sebagian orang yang sering menyamakan intoleransi laktosa dengan alergi susu. Padahal, kedua hal tersebut sangatlah berbeda. Alergi susu terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi pada protein yang ada pada susu, sehingga tak menimbulkan keluhan saluran pencernaan. Tapi, alergi susu bisa menimbulkan alergi yang umum, seperti ruam kulit kemerahan yang terasa gatal atau sesak akibat penyempitan saluran napas.
Baca juga: Ini Bedanya Intoleransi dan Alergi Makanan
Lalu, apa akibatnya bila seseorang yang mengidap intoleransi laktosa tetap mengonsumsi susu? Bila tetap nekat mengonsumsinya mungkin akan ada konsekuensi jangka panjang. Tapi, hal ini tak pasti 100 persen terjadi. Untuk sebagian kasus, mungkin saja pengidapnya mengalami kerusakan mikrovili permanen ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.
Mikrovili sendiri merupakan bagian usus halus yang berfungsi menyerap nutrisi dan menyalurkannya ke darah. Nah, andaikan organ ini rusak, maka seseorang bisa saja berisiko untuk mengalami malnutrisi.
Tips Menangani Intoleransi Laktosa
Sayangnya, sampai saat ini belum ada pengobatan untuk intoleransi laktosa atau cara untuk meningkatkan produksi laktase. Alternatifnya, pengidapnya bisa menghindari munculnya keluhan dengan mengubah pola diet. Contohnya, membatasi konsumsi makanan yang mengandung laktosa atau hanya mengasup makanan bebas laktosa.
Nah, berikut beberapa makanan yang perlu dibatasi atau dihindari karena menjadi sumber laktosa.
-
Susu, seperti susu sapi atau kambing.
-
Produk Olahan Susu, contohnya mentega, es krim, yoghurt, ataupun keju.
-
Makanan Lainnya, misalnya cokelat, permen, daging olahan, bumbu salad, kue, kentang goreng siap saji, ataupun sereal yang terkadang mengandung laktosa.
Mau tahu cara untuk menangani intoleransi laktosa lainnya? Atau ingin bertanya mengenai masalah kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan