Hati-Hati, Diare Berkepanjangan Sebabkan Pellagra Sekunder
Halodoc, Jakarta - Pellagra terbagi atas dua jenis, yakni pellagra primer dan pellagra sekunder. Pellagra primer muncul akibat kekurangan niasin (vitamin B3) yang diperlukan untuk segala aktivitas sel. Umumnya, triptofan yang terkandung dalam makanan akan diubah menjadi niasin di dalam tubuh.
Sedangkan pellagra sekunder, terjadi ketika tubuh tidak dapat menyerap niacin. Hal-hal yang dapat mencegah tubuh menyerap niacin adalah diare berkepanjangan, konsumsi alkohol, gangguan makan, penggunaan obat-obatan, mengidap penyakit crohn, kolitis ulserativa, ataupun sirosis hati.
Baca Juga: 2 Penyebab dari Pellagra yang Perlu Diketahui
Pellagra bisa sulit didiagnosis karena menimbulkan berbagai gejala ditambah tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis defisiensi niacin. Untuk itu, dokter biasanya akan memeriksa masalah gastrointestinal, ruam, atau perubahan kondisi mental seseorang, dan menguji urine. Dalam banyak kasus, mendiagnosis pellagra bertujuan untuk melihat apakah gejala merespons terhadap suplemen niacin.
Gejala Pellagra Sekunder
Gejala utama pellagra sekunder adalah diare yang terjadi terus-menerus. Ini karena defisiensi niasin paling terlihat pada bagian tubuh dengan tingkat penggantian sel yang tinggi, seperti saluran pencernaan atau kulit. Selain diare, dermatitis dan demensia juga termasuk kedalam gejala pellagra.
Dermatitis yang berhubungan dengan pellagra biasanya menyebabkan ruam pada wajah, bibir, kaki, atau tangan. Pada beberapa orang, dermatitis terbentuk di leher yang dikenal sebagai kalung Casal. Gejala-gejala dermatitis tambahan termasuk:
-
Kulit memerah dan bersisik
-
Area yang terkena mengalami perubahan warna, mulai dari merah, hingga cokelat.
-
Kulit tebal, kasar, bersisik, atau pecah-pecah.
-
Gatal, kulit terasa terbakar dan bercak.
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda neurologis pellagra muncul sejak dini, tapi sering kali sulit diidentifikasi. Seiring perkembangan penyakit, kemungkinan gejala demensia meliputi:
-
Apati.
-
Depresi.
-
Kebingungan, lekas marah, atau perubahan suasana hati.
-
Sakit kepala.
-
Kegelisahan atau kecemasan.
-
Disorientasi atau delusi.
Baca Juga: Ketahui Prosedur Diagnosis Pellagra yang Tepat
Pengobatan Pellagra
Mengobati pellagra sekunder biasanya berfokus penyebab yang mendasarinya. Namun, beberapa kasus pellagra sekunder juga merespon penggunaan niacin atau nikotinamid, baik secara oral maupun intravena dengan baik. Saat masa pemulihan, penting untuk menjaga agar ruam tidak lembap dan terlindungi dengan tabir surya.
Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan untuk mengurangi gejala pellagra :
-
Penuhi angka kecukupan gizi (AKG) niasin sebanyak 16 miligram per hari bagi pria dan 14 miligram per hari bagi wanita. Sumber makanan yang banyak mengandung niasin, di antaranya daging merah, ikan, daging unggas, serta roti dan sereal kaya akan vitamin B kompleks.
-
Pengidap pellagra mungkin perlu mengonsumsi suplemen niasin dengan dosis 20 miligram. Namun, hal ini perlu mendapat pengawasan dari dokter.
-
Beberapa produk suplemen niacin (vitamin B13) sudah teruji klinis dan teregistrasi di BPOM. Namun, terdapat beberapa efek samping yang mungkin terjadi seperti mual, muntah, biduran, sembelit, kulit memerah, dan enzim liver naik. Maka dari itu, sebaiknya diskusikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.
-
Pengidap asam urat yang mengalami pellagra perlu berhati-hati. Sebab, niasin diketahui dapat meningkatkan asam urat. Diskusi dengan dokter untuk mengetahui jenis perawatan yang tepat.
Baca Juga: Komplikasi dari Penyakit Pellagra yang Perlu Diketahui
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar pellagra sekunder, diskusi saja dengan dokter Halodoc. Pakai fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan