Deteksi Kusta Sejak Dini Bisa Cegah Kecacatan
Halodoc, Jakarta – Tidak sedikit orang yang salah mengira jika kusta adalah penyakit kulit yang mirip seperti kurap atau kudis. Anggapan ini sudah pasti perlu diluruskan. Pasalnya, kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius jika dibiarkan tanpa penanganan. Alasan kusta perlu diwaspadai karena penyakit ini bukan hanya menyerang kulit saja.
Ketika kondisinya semakin berkembang, kusta mampu memengaruhi, lapisan hidung, pernapasan sampai ginjal. Jika terus dibiarkan, kusta bisa menimbulkan kecacatan pada pengidapnya. Mengingat kusta berpotensi menimbulkan komplikasi serius, maka mendeteksi kusta wajib dilakukan sedini mungkin.
Baca Juga: Tidak Hanya Kulit, Mata Juga Dapat Terserang Kusta
Deteksi Kusta Sejak Dini Untuk Cegah Kecacatan
Ketika kusta dideteksi sedini mungkin, maka perawatan pun bisa dilakukan. Melansir dari Healthline, perawatan dini membantu untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut, menghentikan penyebaran penyakit, dan mencegah komplikasi kesehatan yang serius. Perawatan lebih sulit dilakukan ketika kusta diagnosis terjadi pada tahap yang lebih lanjut, bahkan setelah seseorang mengalami kecacatan.
Pada pengidap yang mengalami kecacatan, bukan berarti perawatan bisa dihentikan. Perawatan harus terus dilakukan untuk mencegah kerusakan tubuh lebih lanjut dan mencegah penyebaran penyakit ke orang lain. Walaupun pengobatan antibiotik berhasil mengusir bakteri, namun tidak tersedia pengobatan untuk mengembalikan kecacatan.
Meskipun begitu, dokter akan memberikan perawatan yang tepat untuk membantu pengidap mengatasi dan mengelola kondisi yang telah ada. Kalau kamu punya pertanyaan lain terkait kusta, kamu dapat mendiskusikannya bersama dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.
Baca Juga: Kenali Tahapan Perkembangan Penyakit Kusta dalam Tubuh
Gejala Kusta yang Wajib Diketahui
Mengingat kusta perlu dideteksi sejak dini, penting untuk kita mengetahui tanda dan gejala sebagai upaya pencegahan. Dikutip dari WebMD, gejala awal kusta ditandai dengan munculnya lesi, benjolan atau nodul pada kulit. Hal yang membedakan dengan penyakit kulit lainnya adalah benjolan kusta berwarna pucat dan tidak hilang selama berminggu bahkan berbulan-bulan. Jika muncul tanda-tanda tersebut, segera periksakan ke dokter untuk dipastikan lebih lanjut.
Kalau kamu ingin memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Namun, ketika gejala awal dibiarkan tanpa penanganan, lama-kelamaan kusta memengaruhi saraf dan menyebabkan beberapa gejala berikut mati rasa pada lengan dan kaki serta kelemahan otot.
Biasanya diperlukan sekitar 3 hingga 5 tahun untuk gejala muncul setelah bersentuhan dengan bakteri penyebab kusta. Bahkan, beberapa orang tidak mengalami gejala sampai 20 tahun kemudian. Waktu antara kontak dengan bakteri dan munculnya gejala disebut periode inkubasi. Masa inkubasi kusta yang panjang terkadang membuat dokter kesulitan untuk menentukan kapan dan di mana orang tersebut terinfeksi bakteri kusta.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini Akibat Kusta yang Tidak Diobati
Dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda dan gejala penyakit. Selain itu, dokter juga melakukan biopsi dengan mengangkat sepotong kecil kulit atau saraf dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut. Dokter mungkin melakukan tes kulit lepromin untuk menentukan bentuk kusta.
Tindakan ini dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah kecil bakteri penyebab kusta yang telah dinonaktifkan, ke kulit, biasanya di lengan atas. Nah, itulah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kecacatan ketika mengalami penyakit kusta.
Referensi:
Medicinet. Diakses pada 2020. Leprosy (Hansen's Disease).
Healthline. Diakses pada 2020. Leprosy. What’s the long-term outlook?.
WebMD. Diakses pada 2020. Leprosy. Treatment.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan