Detak Jantung Tidak Teratur, Apa Penyebabnya?
Halodoc, Jakarta - Kondisi detak jantung yang tidak teratur disebut dengan aritmia, yaitu sebuah kondisi detak jantung terlalu cepat atau terlalu lambat. Meski aritmia menjadi pertanda bahwa terjadi sesuatu pada jantung kamu, pada kebanyakan kasus, orang yang mengidapnya tidak mengalami kondisi medis yang serius. Nyatanya, kondisi ini biasa terjadi pada anak muda dan orang dewasa yang sehat. Aritmia yang menandakan penyakit jantung biasanya ditemukan pada seseorang yang sudah lansia.
Normalnya detak jantung sekitar 50 sampai 100 kali denyut per menit. Apabila seseorang memiliki denyut jantung kurang atau lebih dari rentang detak jantung normal, artinya ia sedang mengalami aritmia. Kendati demikian, aritmia tidak selalu berkaitan dengan kondisi jantung yang bermasalah. Orang dengan kondisi yang sehat pun bisa saja mengalaminya. Beberapa penyebab aritmia selain masalah jantung, meliputi:
Baca Juga: Kelainan Katup Jantung Berujung Kematian, Benarkah?
-
Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah. Kadar elektrolit ini meliputi kalium, natrium, kalsium, dan magnesium yang mampu mengganggu konduksi impuls listrik pada jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
-
Konsumsi narkoba. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti amfetamin dan kokain bisa memengaruhi kinerja jantung secara langsung, sehingga meningkatkan risiko untuk terjadinya fibrilasi ventrikel dan jenis-jenis aritmia lain.
-
Efek samping obat-obatan. Beberapa obat seperti obat batuk dan pilek yang dijual bebas di apotek bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami aritmia.
-
Kebanyakan minum alkohol. Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat memengaruhi impuls listrik jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya fibrilasi atrium
-
Kebanyakan mengonsumsi kafein atau nikotin (merokok). Kafein dan nikotin akan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normal, dan bisa berkontribusi terhadap terjadinya aritmia.
-
Gangguan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif mampu meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
-
Sleep apnea obstruktif. Kelainan ini terjasaat pernapasan terganggu pada saat tidur.
-
Diabetes. Selain meningkatkan risiko aritmia, diabetes yang tidak terkontrol juga mampu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
-
Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini menyebabkan dinding bilik kiri jantung menebal dan menjadi kaku, sehingga aliran listrik jantung akan terganggu.
-
Penyakit jantung koroner, gangguan lain pada jantung, atau riwayat operasi jantung. Penyempitan pembuluh darah arteri jantung, serangan jantung, kelainan pada katup jantung, gagal jantung, dan kerusakan jantung lainnya merupakan faktor risiko dari aritmia.
Baca Juga: Inilah Penyebab Penyakit Katup Jantung pada Orang Dewasa
Sementara itu, ada pula beberapa penyebab pada penyakit jantung yang menjadi menjadi penyebab aritmia, seperti:
-
Serangan jantung yang mengakibatkan jaringan parut pada jantung.
-
Gagal jantung kongestif (jantung yang tidak memompa cukup darah ke organ).
-
Adanya perubahan pada otot jantung.
-
Proses penyembuhan setelah operasi jantung.
-
Penyakit arteri koroner (penyempitan arteri koroner karena plak, sehingga menurunkan aliran darah ke jantung).
Baca Juga: Sering Lelah? Bisa Jadi Gejala Penyakit Katup Jantung
Nah, apabila kamu pernah mengalami salah satu atau beberapa penyebab di atas, kemungkinan kamu berpotensi mengalami aritmia. Jika sudah mengalaminya sebaiknya segera periksakan diri kamu pada dokter di rumah sakit. Untuk melakukan pemeriksaan jantung, kini kamu bisa lho langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Mudah bukan? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!