Detak Jantung Sangat Cepat, Bisa Jadi Tanda Fibrilasi Atrium

4 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   26 Juni 2023

“Fibrilasi atrium bisa muncul akibat adanya penyakit lain atau pada orang yang sehat tanpa gangguan medis tertentu. Untuk penyebabnya, fibrilasi atrium terjadi akibat adanya gangguan pada penghantaran sinyal listrik jantung.”

Detak Jantung Sangat Cepat, Bisa Jadi Tanda Fibrilasi AtriumDetak Jantung Sangat Cepat, Bisa Jadi Tanda Fibrilasi Atrium

Halodoc, Jakarta – Secara normal, jantung kita berdenyut dengan ritme teratur, memungkinkannya mengalirkan darah dari serambi jantung ke bilik jantung, yang kemudian dipompa ke paru-paru atau ke seluruh tubuh. 

Namun, terkadang dapat terjadi kondisi di mana serambi jantung (atrium) berdenyut dengan cepat dan tidak teratur. Kondisi ini dikenal sebagai fibrilasi atrium. Pada kondisi ini, terjadi gangguan pada hantaran listrik di jantung dan ritme denyut jantung. 

Akibatnya, atrium tidak dapat memompa darah secara efektif ke ventrikel. Jika tidak tertangani dengan cepat, kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah, stroke, dan gagal jantung. 

Penjelasan Mengenai Fibrilasi Atrium 

Fibrilasi atrium bisa muncul akibat adanya penyakit lain atau bisa juga terjadi pada orang yang sehat yang tidak memiliki gangguan medis tertentu. Bila melihat dari rentang waktu terjadinya kondisi ini, fibrilasi atrium bisa dibagi menjadi tiga jenis.

Fibrilasi atrium paroksismal (occasional) untuk menunjukkan kondisi fibrilasi yang muncul hanya sesekali dan berlangsung dalam hitungan menit atau jam, setelah itu dapat kembali normal dengan sendirinya.

Namun, ada juga fibrilasi atrium yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, yaitu lebih dari satu minggu (persistent), lebih dari satu tahun (long standing persistent), bahkan kronis atau menetap (permanent).

Untuk ketiga jenis fibrilasi atrium jangka panjang tersebut, pengidap perlu diberikan obat atau penanganan medis lainnya untuk menormalkan sistem penghantaran listrik jantung.

Walaupun tidak membahayakan nyawa, namun kondisi ini tetap perlu penanganan serius guna mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah. 

Apa Penyebab Fibrilasi Atrium? 

Fibrilasi atrium terjadi akibat adanya gangguan pada penghantaran sinyal listrik jantung, di mana terlalu banyak impuls listrik yang melewati nodus atrioventrikular (AV node). Bagian yang berfungsi sebagai penghubung listrik antara atrium dan ventrikel. 

Akibatnya, denyut jantung meningkat menjadi sekitar 100–175 denyut per menit. Sementara denyut jantung yang normal hanya 60–100 denyut per menit. Ini bisa mengakibatkan kerusakan pada struktur jantung.

Beberapa kondisi medis berikut juga diduga bisa menjadi penyebab kondisi ini:

  • Adanya kelainan jantung bawaan
  • Infeksi virus
  • Penyakit paru-paru, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung koroner
  • Gangguan metabolisme, seperti kelenjar tiroid yang terlalu aktif
  • Konsumsi obat, alkohol, ataupun tembakau
  • Pernah menjalani operasi jantung
  • Gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea)
  • Stres akibat mengidap suatu penyakit atau pasca operasi
  • Mengalami sick sinus syndrome, di mana pencetus impuls listrik jantung tidak bekerja secara normal.

Selain memiliki kondisi medis di atas, beberapa faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena fibrilasi atrium, seperti:

  • Adanya riwayat penyakit fibrilasi atrium dalam keluarga
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
  • Berusia lanjut.

Gejala Fibrilasi Atrium

Detak Jantung Sangat Cepat, Bisa Jadi Tanda Fibrilasi Atrium

Kondisi ini dapat sama sekali tidak menimbulkan gejala (asimptomatik). Namun, pengidap fibrilasi atrium biasanya akan merasakan jantungnya berdebar atau berdetak lebih cepat serta tidak beraturan hingga penurunan kesadaran. Selain itu, gejala lainnya yang juga bisa terjadi, antara lain:

  • Mudah lelah, terutama saat berolahraga.
  • Napas pendek.
  • Pusing.
  • Lemah.
  • Dada terasa nyeri.

Pengobatan Fibrilasi Atrium

Ada beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi kondisi ini, antara lain: 

1. Kontrol Denyut Jantung

Tujuan utama pengobatan fibrilasi atrium adalah mengendalikan denyut jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat. Hal ini dapat melibatkan konsumsi obat tertentu. 

Misalnya seperti beta blocker, calcium channel blocker, atau digoxin untuk memperlambat denyut jantung. Jika obat-obatan tidak efektif, prosedur medis seperti ablasi kateter atau pemasangan alat pacu jantung dapat menjadi pertimbangan.

2. Pencegahan Pembekuan Darah

Fibrilasi atrium meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah, yang dapat menyebabkan stroke. Untuk mencegahnya, pemberian antikoagulan (obat pengencer darah) seperti warfarin atau dabigatran biasanya dokter rekomendasikan. Keputusan penggunaan antikoagulan akan berdasar pada evaluasi risiko individu terhadap pembekuan darah dan perdarahan.

3. Restorasi Rhythm Jantung Normal

Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan tindakan untuk mengembalikan ritme jantung normal. Hal ini dapat dokter lakukan melalui prosedur kardioversi, ketika listrik eksternal atau obat antiaritmia dokter berikan untuk mengembalikan irama jantung yang normal. 

4. Pengelolaan Faktor Risiko

Selain pengobatan langsung untuk fibrilasi atrium, pengelolaan faktor risiko penting dalam mengurangi kemungkinan serangan kembali dan memperbaiki kondisi jantung secara keseluruhan. 

Ini meliputi mengontrol tekanan darah, menjaga kadar kolesterol tetap sehat. Jika kadarnya terlalu tinggi, pastikan untuk mengetahui cara menurunkannya. Baca lebih lanjut caranya pada: Ketahui 7 Cara Alami Menurunkan Kolesterol Tinggi

Itulah penjelasan mengenai fibrilasi atrium yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami gejalanya, segeralah periksakan kondisi ke dokter spesialis jantung. Tujuannya agar penanganan dapat segera dilakukan, sehingga risiko komplikasi fatal dapat berkurang. 

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Atrial fibrillation.
WebMD. Diakses pada 2023. Atrial Fibrillation: Causes, Risk Factors, and Triggers. 
WebMD. Diakses pada 2023. Does Alcohol Cause AFib?
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Atrial Fibrillation Symptoms. 
Healthline. Diakses pada 2023. Sleep Apnea and Atrial Fibrillation: How They’re Connected.