Terlalu Banyak Berdebat Politik Bisa Sebabkan Stres
Halodoc, Jakarta – Pilpres 2019 yang sebentar lagi akan “ketok palu” membawa masyarakat Indonesia pada perdebatan yang berkepanjangan. Bukan hanya calon presiden dan wakil presiden serta tim sukses saja yang sibuk dengan perdebatan mengenai politik, bahkan masyarakat umum juga terlibat dalam diskusi politik.
Menurut Alan J. Lipman, PhD, seorang psikolog klinis yang berspesialisasi dalam psikologi perilaku politik, mengatakan musim kampanye menghadirkan tantangan berat pada kesehatan mental. Paparan informasi tertentu yang menyebabkan ketakutan politis, baik yang diperdengarkan maupun terlibat dalam diskusi secara langsung dapat membuat orang-orang mengidap gangguan kecemasan.
Gangguan ini bila sampai pada tahap tertentu dapat mengurangi rasa stabilitas dan keamanan pada diri seseorang. Ini juga termasuk rentetan iklan politik dan pertikaian yang konstan terjadi dapat meningkatkan kecemasan yang terlibat maupun orang yang hanya melihat/mendengarkan.
Baca juga: Kenali Tandanya, Ini 4 Cara Mudah Atasi Stres
Hampir tidak mungkin untuk menghindari drama politik dalam media saat ini. Apalagi semua orang rata-rata memiliki satu atau dua sosial media. Sehingga, sedikit banyak membuat orang mendapatkan update mengenai situasi politik dan terlibat dalam percakapan ataupun debat tersebut.
Kenapa Orang Suka Membahas Politik?
Anehnya, meskipun orang-orang cenderung mengalami tekanan ataupun stres saat membahas politik dan berdebat mengenainya, namun masih menurut penelitian Alan J. Lipman, dalam diri manusia mendambakan ledakan adrenalin yang memicu saraf simpatik dan meningkatkan berbagai sensasi perasaan.
Sensasi perasaan ini mulai dari rasa percaya diri, gairah, keinginan untuk mengekspresikan pendapat, kemarahan, dan peluang untuk mengungkapkan sesuatu. Berdebat mengenai politik adalah salah satu upaya seseorang mengekspresikan nilai-nilai dalam dirinya.
Baca juga: 5 Olahraga yang Efektif Redakan Stres
Perasaan bahwa dirinya berjuang melawan sesuatu yang tidak adil dan tak bermoral akan membangun rasa kebenaran dan memberikan rasa aman dalam jangka pendek. Sensasi yang lebih positif juga semakin berkembang ketika seseorang menemukan kumpulan lain yang memiliki pendapat yang sama. Akan ada rasa kepemilikan dan perasaan sepenanggungan dan keinginan untuk berbagi dan membela kelompoknya yang sama.
Bagaimana Stres Muncul Akibat Perdebatan
Ketika perasaan positif muncul saat bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan, berbanding terbalik dengan situasi tersebut, maka stres muncul ketika obrolan tidak sejalan. Apalagi kalau perdebatannya sampai memanas dan menyebabkan melontarkan kata-kata kasar berupa makian ke calon politisi yang dijagokan ataupun ke diri sendiri.
Apalagi namanya sosial media, di mana kamu tidak bisa mengontrol komentar-komentar orang-orang yang datang dari mana saja. Salah satu cara untuk meredakan pertengkaran politik di Facebook atau Twitter adalah dengan memerhatikan komunikasi sendiri. Ingatlah bahwa lawan bicara online tersebut adalah manusia yang sama denganmu.
Baca juga: 5 Tips Tingkatkan Kesehatan Mental di 2019
Komentar-komentar yang berbau sinis tidak hanya memperkeruh suasana, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan. Membatasi penggunaan sosial media dan gadget ataupun juga berpikir sebelum mengatakan sesuatu adalah upaya untuk membatasi diri pada pembahasan-pembahasan yang dapat menaikkan tekanan darah.
Sejatinya kesehatan tidak hanya fisik saja, tetapi juga kesehatan pikiran. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pola hidup sehat dan diet sehat, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan