Dampak Plasenta Akreta Terhadap Ibu dan Bayi yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Plasenta akreta adalah kondisi kehamilan serius yang terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding uterus. Biasanya, plasenta terlepas dari dinding uterus setelah persalinan, tetapi plasenta akreta adalah kondisi di mana sebagian atau seluruh plasenta tetap menempel terlalu dalam.
Situasi ini dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah setelah melahirkan. Ada juga kemungkinan bagi plasenta untuk menyerang otot-otot rahim (plasenta inkreta) atau tumbuh melalui dinding uterus (plasenta perkreta).
Plasenta akreta dianggap sebagai komplikasi kehamilan berisiko tinggi. Jika kondisi ini didiagnosis selama kehamilan, ibu hamil mungkin akan membutuhkan melakukan bedah caesar lebih awal diikuti dengan operasi pengangkatan rahim.
Seringnya gejala plasenta akreta tidak menimbulkan tanda atau gejala selama kehamilan yang spesifik, meskipun pendarahan pada vagina selama trimester ketiga sangat mungkin terjadi. Pada beberapa situasi, plasenta akreta terdeteksi selama USG rutin. Karena itu, penting untuk ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Apa Penyebabnya?
Plasenta akreta dianggap terkait dengan kelainan di lapisan rahim. Biasanya karena jaringan parut setelah bedah caesar atau operasi uterus lainnya. Bahkan terkadang, plasenta akreta terjadi tanpa riwayat operasi uterus.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko plasenta akreta, seperti:
-
Pembedahan uterus sebelumnya
Risiko peningkatan plasenta akreta dengan jumlah caesar atau operasi uterus yang ibu hamil lakukan.
-
Posisi plasenta
Jika plasenta menutupi sebagian atau keseluruhan serviks ibu (plasenta previa) atau berada di bagian bawah rahim, maka besar kemungkinan ibu berada pada peningkatan risiko plasenta akreta.
-
Usia ibu
Plasenta akreta lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua dari 35 tahun.
-
Persalinan sebelumnya
Risiko plasenta akreta meningkat ketika jumlah kehamilan ibu meningkat pula.
Penyebab spesifik plasenta akreta tidak diketahui, tetapi dapat dikaitkan dengan plasenta previa dan kelahiran sesar sebelumnya. Plasenta akreta hadir dalam 5 persen hingga 10 persen pada wanita dengan plasenta previa.
Operasi caesar meningkatkan kemungkinan plasenta akreta di masa depan di mana semakin banyak bedah caesar, maka semakin besar peningkatannya. 60 persen kasus plasenta akreta ditemukan pada beberapa persalinan caesar.
Komplikasi dan Perawatan
Plasenta akreta dapat menyebabkan komplikasi kesehatan tertentu, mulai dari:
-
Pendarahan vagina berat
Plasenta akreta menimbulkan risiko besar pendarahan vagina yang parah setelah melahirkan. Pendarahan dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang mencegah darah ibu dari pembekuan darah secara normal (disseminated intravascular coagulopathy), serta kegagalan paru (adult respiratory distress syndrome) dan gagal ginjal. Pada kondisi ini, transfusi darah sangat diperlukan.
-
Lahir prematur
Jika plasenta akreta menyebabkan pendarahan selama kehamilan, ibu disarankan untuk melahirkan bayi lebih awal. Tidak ada yang dapat dilakukan ibu hamil untuk mencegah plasenta akreta. Jika ibu hamil telah didiagnosis mengidap plasenta akreta, maka memantau kehamilan bertujuan untuk menjadwalkan jenis persalinan yang tepat untuk menyelamatkan ibu, anak, dan rahim. Sangat penting untuk perawatan dan penanganan kesehatan bila ibu mengharapkan kehamilan lain di masa yang akan datang.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai plasenta akreta serta penanganan yang perlu dilakukan untuk keselamatan ibu dan bayi, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga: