Dampak Kelebihan Sel Darah Putih dalam Tubuh
Halodoc, Jakarta - Leukosit, itulah nama ilmiah untuk memudahkan kamu memahami salah satu sel dalam darah, yaitu sel darah putih. Sel ini berfungsi membantu tubuh melawan infeksi dan beberapa penyakit. Namun, ketika jumlahnya dalam darah lebih tinggi dari kadar normal yang seharusnya, kamu mengalami leukositosis.
Leukositosis umumnya terjadi ketika tubuh kamu sedang terinfeksi atau terserang jenis penyakit tertentu. Namun, terkadang ini dapat menjadi indikasi bahwa tubuh kamu sedang berada pada kondisi stres. Berdasarkan jenis sel darah putih yang mengalami peningkatan, leukositosis terbagi menjadi lima, yaitu:
-
Neutrofilia. Ini adalah peningkatan sel darah putih yang disebut neutrofil. Kelainan darah leukositosis jenis ini paling sering ditemui.
-
Limfositosis. Setidaknya sekitar 20 hingga 40 persen sel darah putih terdiri dari limfosit. Sama halnya dengan neutrofilia, limfositosis juga paling sering terjadi.
-
Monositosis. Kelainan darah ini terjadi ketika terdapat peningkatan jumlah monosit dalam darah. Meski begitu, gangguan darah ini jarang terjadi.
-
Eosinofilia. Ini berarti ada banyak sel yang disebut eosinofil dalam darah. Sel-sel ini membentuk sekitar satu hingga empat persen dari sel darah merah. Jenis ini juga termasuk langka dan jarang terjadi.
-
Basofilia. Kelainan ini terjadi ketika basofil memiliki jumlah berlebih dalam darah. Tidak banyak jumlahnya pada kondisi normal, hanya 0,1 hingga 1 persen dari sel darah merah.
Baca juga: Cara Menurunkan Leukosit Tinggi pada Bayi
Setiap kondisi dari leukositosis tadi cenderung dikaitkan dengan beberapa kondisi medis lainnya, seperti neutrofilia yang dikaitkan dengan infeksi dan peradangan, limfositosis yang dikaitkan dengan infeksi virus dan leukemia, monositosis dikaitkan dengan infeksi dan jenis kanker tertentu, eosinofilia dikaitkan dengan alergi dan parasit, dan basofilia dikaitkan dengan leukemia.
Leukositosis itu bisa memunculkan gejala. Jika jumlah sel darah putih dalam tubuh tinggi, darah sangat kental sehingga tidak bisa mengalir dengan baik. Kondisi ini butuh penanganan segera, karena memicu terjadinya stroke, masalah penglihatan, masalah pernapasan, dan perdarahan dari area yang tertutup mukosa (mulut, perut, dan usus).
Baca juga: Orang Tua Perlu Mengenal Leukemia pada Anak
Gejala leukositosis lainnya terkait dengan kondisi yang menyebabkan jumlah sel darah putih mengalami peningkatan, atau karena dampak dari jenis sel darah putih tertentu. Ini termasuk demam, mudah memar, penurunan berat badan, keringat di malam hari, gatal dan ruam, masalah pernapasan dan mengi sebagai akibat dari reaksi alergi di bagian paru-paru. Jika leukositosis terjadi karena stres atau penggunaan obat, gejala mungkin tidak terjadi.
Pencegahan Leukositosis
Cara terbaik untuk menghindari leukositosis adalah menghindari atau mengurangi semua hal yang memicu tingginya risiko atau penyebabnya. Kamu harus membiasakan hidup sehat, termasuk cuci tangan sampai bersih untuk menghindari infeksi. Kamu juga harus menjauh dari segala hal yang bisa memicu terjadinya reaksi alergi.
Berhentilah merokok untuk menghindari leukositosis yang berhubungan dengan merokok, juga minumlah obat sesuai dengan anjuran dokter. Jika kamu mudah stres, coba untuk menguranginya secara bertahap dengan bercerita pada orang terdekat. Terlalu cemas atau emosional juga bisa menjadi pemicunya.
Baca juga: Alasan Orang Sulit Berhenti Merokok
Leukositosis biasanya merupakan respons terhadap infeksi atau peradangan, jadi kamu tidak perlu terlalu khawatir. Meski begitu, ini bisa juga terjadi karena penyakit serius seperti kanker sel darah putih atau jenis lainnya. Jika berhubungan dengan kehamilan dan olahraga, kamu tidak perlu terlalu risau, karena kondisi ini normal terjadi.
Namun, jika kamu merasa khawatir, kamu bisa bertanya langsung pada dokter agar bisa menemukan penanganan yang tepat dan menghindari terjadi komplikasi. Gunakan aplikasi Halodoc, download langsung di ponselmu. Tanya Dokter, Cek Lab, dan Beli Obat lebih mudah dengan aplikasi Halodoc.