Cystitis Sudah Diobati, Dapatkah Kambuh Kembali?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Agustus 2023
Cystitis Sudah Diobati, Dapatkah Kambuh Kembali?Cystitis Sudah Diobati, Dapatkah Kambuh Kembali?

"Meskipun sudah diobati, cystitis dapat kambuh kembali atau kronik dan cukup sulit untuk disembuhkan. Sebab, kondisi ini menyerang orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah seperti pengidap HIV/AIDS."

Halodoc, Jakarta – Cystitis atau penyakit infeksi kandung kemih merupakan kondisi pada kandung kemih dan bagian uretra meradang. Penyebab infeksi kandung kemih dapat disebabkan infeksi bakteri Escherichia Coli atau E.Coli. Kondisi ini mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan jika tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi pada bagian organ tubuh lainnya seperti ginjal.


Cystitis Merupakan Penyakit Kronik atau Kambuhan

Infeksi kandung kemih umumnya disebabkan oleh bakteri dari luar yang masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra dan berkembang biak. Kondisi cystitis merupakan kondisi yang cukup sering terjadi, khususnya pada wanita. Hal ini dikarenakan uretra pada wanita lebih dekat dengan anus dibandingkan para pria. Namun, bukan berarti para pria tidak dapat mengalami kondisi ini.

Meskipun sudah diobati, cystitis dapat kambuh kembali atau kronik dan cukup sulit untuk disembuhkan.

Hal ini karena cystitis menyerang orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah seperti pengidap diabetes, pengidap HIV/AIDS dan orang yang kurang memerhatikan kebersihan organ intim.

Tidak ada salahnya untuk menghindari beberapa faktor yang meningkatkan seseorang mengalami infeksi kandung kemih atau cystitis, seperti:

1. Hubungan Intim

Bakteri penyebab cystitis dapat menyebar melalui hubungan intim. Hindari berganti-ganti pasangan ketika berhubungan intim. Selain itu, penggunaan kondom bisa digunakan untuk mencegah kondisi cystitis.

2. Penggunaan Kateter

Penggunaan kateter dalam waktu yang cukup lama menyebabkan seseorang mengalami infeksi kandung kemih. Ada sejumlah kondisi yang membutuhkan penggunaan kateter. Yuk, simak informasinya dalam artikel: 5 Kondisi Medis yang Memerlukan Pemasangan Kateter.

3. Penggunaan Pembersih Organ Intim

Menjaga kebersihan organ intim memang diperlukan. Gunakan bahan-bahan alami ketika akan menjaga kebersihan organ intim. Penggunaan bahan-bahan kimia seperti pembersih kewanitaan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan infeksi kandung kemih.

4. Jarang Membersihkan Organ Intim

Sebaiknya kamu rutin membersihkan area intim. Perhatikan juga cara membersihkan organ intim dengan benar. Bersihkan organ intim dari arah depan ke belakang (anus). Jangan lakukan sebaliknya karena dapat meningkatkan perpindahan bakteri dari anus ke organ intim. Ketahui tips tepat membersihkan organ intim pada artikel: Pria dan Wanita, Ini Tips Jaga Kebersihan Alat Kelamin.

Gejala Cystitis

Sebaiknya ketahui gejala yang ditimbulkan dari kondisi infeksi kandung kemih untuk penanganan yang lebih dini. Namun perlu diketahui, gejala cystitis pada orang dewasa dan anak-anak berbeda.

Orang dewasa yang mengalami infeksi kandung kemih mengalami rasa nyeri ketika buang air kecil, tidak hanya itu, biasanya kondisi ini diikuti dengan tubuh yang demam dan lemas. Selain itu, frekuensi buang air kecil meningkat daripada biasanya, namun urine yang dikeluarkan hanya sedikit. Meskipun urine yang dikeluarkan sedikit, pengidap cystitis mengalami urine yang berwarna pekat serta beraroma khas yang cukup tajam. Terkadang, urine juga bercampur dengan darah atau hematuria.

Sedangkan pada anak-anak, selain merasakan nyeri ketika buang air kecil, anak lebih sering mengompol meskipun siang hari. Nafsu makan berkurang, muntah dan tubuh yang lemas juga menjadi gejala infeksi kandung kemih pada anak-anak.

Itulah penjelasan mengenai pertanyaan apakah cystitis yang sudah diobati bisa kambuh kembali. Sebaiknya hindari menunda buang air kecil dan menggunakan pakaian dalam yang berbahan katun untuk mencegah penyakit infeksi kandung kemih atau cystitis. Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar kondisi ini, tidak ada salahnya untuk bertanya langsung kepada dokter. Cek rekomendasi dokter terbaik untuk konsultasi dari aplikasi Halodoc.