Celana Dalam Ketat Bikin Sesulit, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 September 2018
Celana Dalam Ketat Bikin Sesulit, Benarkah?Celana Dalam Ketat Bikin Sesulit, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Sering kali orang kurang memperhatikan ukuran celana dalam yang dikenakan. Asalkan lumayan nyaman untuk dipakai, maka celana itu akan selalu digunakan. Tanpa disadari kamu selalu memakai celana dalam yang ketat dengan alasan lebih kencang atau lebih membentuk badan. Padahal, menurut pakar kesehatan, ada baiknya kita memilih celana atau pakaian dalam yang tidak terlalu ketat sebab ada bahaya celana dalam terlalu ketat. Hal ini dikarenakan celana atau pakaian dalam yang ketat jika sering dikenakan ternyata bisa memicu munculnya selulit. Bagaimana ini bisa terjadi?

Selulit adalah salah satu masalah kulit yang kebanyakan dialami para wanita. Guratan-guratan putih lembut biasanya muncul pada lengan, paha, bokong, bahkan perut. Selulit sering kali membuat wanita jadi tidak percaya diri.

Penyebab Selulit

Selulit umumnya disebabkan karena penumpukan lemak di bawah kulit yang lama-lama muncul ke permukaan kulit. Tumpukan lemak akan membuat kulit terlihat bergelombang, sebab jaringan ikat kamu terdorong ke atas permukaan kulit.

Seorang spesialis kulit dari New York, dr. Chery Kacher, menyatakan bahwa celana dalam yang terlalu ketat bisa menjadi penyebab selulit atau memperparah selulit yang sudah ada di tubuh kamu. Memakai celana dalam ketat, seperti dijelaskan oleh dr. Chery Kacher, akan membuat sirkulasi aliran darah di sekitar paha, perut, dan bokong kamu jadi terhambat.

Kondisi tersebut lah yang kadang membuat selulit muncul. Selain itu, bahaya celana dalam terlalu ketat ini bisa membuat tubuh jadi tidak bekerja maksimal saat membuang racun dalam tubuh lewat darah, karena bisa saja terhambat.

Seorang pakar anti-aging dari klinik Liondale di New York, dr. Lionel Bisson juga membenarkan fakta bahwa penggunaan celana dalam ketat dapat menghambat aliran darah bagian bokong kamu. Ia bahkan mengatakan bahwa ketatnya celana dalam yang dikenakan mungkin membuat sistem limfatik (yang mengalirkan limfa atau kelenjar getah bening) di tubuh jadi tersumbat.

Dr. Bisson mengakui bahwa masalah selulit ini muncul di awal tahun 1970 dan 1980-an. Masa tersebut merupakan masa perubahan makanan, aktivitas sehari-hari, hingga pakaian dalam. Orang-orang jadi tidak terbakar maksimal.

Hal tersebut ditambah dengan penggunaan celana dalam ketat, seperti yang telah di jelaskan di atas yang bisa memicu masalah selulit. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, penggunaan model celana dalam wanita dan pria tidak seketat masa kini. Masyarakat di masa tersebut bahkan memakai pakaian dan celana dalam yang longgar, mirip seperti piyama.

Tidak Mengenakan Celana Dalam Ketat saat Tidur

Mengetahui adanya fakta ini, pakar kesehatan pun menyarankan untuk tidak memakai celana atau pakaian dalam yang ketat, khususnya saat kamu tidur di malam hari. Sebab, pada saat itu proses detoksifikasi tubuh bekerja, dengan cara menyaring sekaligus membuang berbagai racun dari dalam tubuh. Jika kamu tetap menggunakannya, dikhawatirkan racun tidak benar-benar bisa dibuang dari tubuh kita dan akhirnya memicu masalah kesehatan, termasuk selulit.

Dr. Karcher menyebutkan bahwa jika saat kamu melepaskan celana dalam dan terlihat bekas pada kulit, berarti celana atau pakaian dalam yang kamu kenakan terlalu ketat. Bekas yang muncul pada kulit ini juga memiliki risiko tinggi untuk terkena selulit, mengingat hal ini menandakan terhambatnya aliran darah dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh jaringan sel-sel pada tubuh.

Itulah dampak memakai celana dalam terlalu ketat. Apabila kamu mengalami dampak selulit dari penyebab lainnya, jangan ragu untuk bertanya jawab pada dokter di Halodoc. Kamu akan mendapatkan informasi penyebab-penyebab selulit dari dokter tepercaya di Halodoc. Untuk menghubungi dokter, kamu bisa menggunakan fitur Chat atau Voice Call/Video Call. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga: