Cegah Toxic Shock Syndrome dengan 7 Kebiasaan Ini
Halodoc, Jakarta - Toxic shock syndrome adalah penyakit langka yang diakibatkan oleh racun bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Racun tersebut masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi darah. Hal yang paling berisiko mengalami penyakit ini adalah kaum wanita, karena wanita mengalami menstruasi setiap bulannya dan hal ini bisa dimanfaatkan oleh bakteri untuk masuk ke dalam tubuh.
Tetapi pada dasarnya, toxic shock syndrome bisa dialami oleh berbagai kalangan serta umur. Jika penyakit ini tidak ditangani dengan cepat maka hal ini dapat mengancam kehidupan seseorang. Namun tidak perlu khawatir karena penyakit ini bisa diatasi bila ditemukan dalam keadaan yang dini dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: 6 Tips Merawat Kebersihan Alat Kelamin Wanita Saat Menstruasi
Bagaimana Gejala Seseorang yang Mengalami Toxic Shock Syndrome?
Gejala karena Staphylococcus aureus bisa berupa demam mendadak, menggigil, nyeri otot, muntah, diare, haus, takikardia, ruam seperti terbakar sinar matahari, kelemahan otot parah, sakit kepala, pusing, dan tekanan darah rendah.
Gejala toxic shock syndrome karena bakteri Streptococcus juga bisa termasuk napas pendek, pusing, lemah, dan detak jantung yang kencang. Infeksi luka mungkin memerah, membengkak, serta terganggunya fungsi ginjal dan hati.
Jangan biarkan gejala penyakit ini, segera periksakan diri ke dokter jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Mudah saja, kamu bisa memilih dokter di rumah sakit pilihan lewat aplikasi Halodoc.
Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Penyakit Ini?
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Staphylococcus aureus. Sindrom ini terkait dengan penggunaan tampon, spons kontraseptif, juga metode kontrasepsi dengan diafragma.
Pada awalnya bakteri ini tumbuh dan kemudian berkembang hingga jumlahnya banyak. Lalu, bakteri memproduksi racun yang dapat menyebabkan masalah pada jaringan tubuh.
Penggunaan tampon diduga kuat menjadi penyebab seorang wanita mengalami toxic shock syndrome, alasannya adalah:
-
Tampon, khususnya yang memiliki daya serap tinggi, bisa memicu pertumbuhan bakteri jika serpihannya tertinggal di vagina dalam waktu yang lama.
-
Tampon yang menempel pada dinding vagina menyebabkan iritasi yang membuat luka. Luka ini dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk tumbuh.
Tidak hanya itu, beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berisiko terkena toxic shock syndrome:
-
Anak yang baru saja dilahirkan.
-
Memiliki luka terbuka.
-
Menggunakan alat kontrasepsi berupa diafragma atau busa yang digunakan seperti tampon.
-
Memiliki luka bakar.
-
Infeksi setelah menjalani operasi.
-
Sedang mengalami infeksi bakteri Staphylococcus atau Streptococcus, seperti radang tenggorokan, impetigo, atau selulitis.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keseimbangan pH Miss V
Ini Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menghindari penyakit ini, antara lain:
-
Jika sedang menstruasi dan menggunakan tampon, maka sering-seringlah mengganti tampon setidaknya 4 hingga 8 jam sekali. Hal ini penting untuk menghindari bakteri tumbuh di sekitar vagina. Begitu pun jika kamu menggunakan pembalut biasa, karena pembalut yang kotor dan tidak diganti selama berjam-jam dapat memicu tumbuhnya bakteri.
-
Buka kemasan pembalut dan tampon hanya jika ingin memakainya. Jangan memakai pembalut yang sudah terbuka sebelumnya.
-
Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan pembalut atau tampon.
-
Jangan menggunakan lebih dari satu tampon dalam waktu yang bersamaan.
-
Jika masa menstruasi sudah selesai, berhentilah menggunakan pembalut maupun tampon.
-
Jaga kebersihan diri, terutama ketika sedang menstruasi.
-
Bila kamu mengalami luka terbuka akibat infeksi, luka bakar, atau luka lainnya, segera rawat luka tersebut dengan baik dan benar, jika perlu lakukanlah perawatan luka dengan bantuan tenaga medis.
Baca Juga: Ini Bahaya Tidak Membersihkan Menstruasi dengan Bersih
Rawat area kewanitaan kamu dengan menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari kondisi toxic shock syndrome. Ingin mendapatkan informasi kesehatan tentang kewanitaan lainnya? Langsung download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play aja, ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan