Cegah Kematian Akibat Penularan Penyakit Rabies ke Manusia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Januari 2019
Cegah Kematian Akibat Penularan Penyakit Rabies ke ManusiaCegah Kematian Akibat Penularan Penyakit Rabies ke Manusia

Halodoc, Jakarta - Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Dalam kasusnya pada manusia, virus rabies umumnya ditularkan oleh hewan, seperti anjing atau kucing, baik liar maupun peliharaan, melalui air liur dari gigitan maupun cakaran. Penyakit ini sering berakibat fatal, bahkan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kematian, setelah timbul gejala klinis. Mengenali gejala dan penanganan sesegera mungkin adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah rabies berkembang menjadi kondisi yang fatal.

Kenali Gejalanya

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi rabies menjadi kondisi yang berbahaya adalah mengenali gejala-gejalanya. Masa inkubasi (periode antara gigitan hingga timbulnya gejala) dalam kasus rabies cukup lama, yaitu 4 hingga 12 minggu. Meski pada beberapa kasus, masa inkubasi juga dapat berlangsung cepat, yaitu sekitar beberapa hari setelah tergigit.

Baca juga: Tak Hanya karena Anjing, Gigitan Hewan Ini Juga Bisa Sebabkan Rabies

Lebih lanjut, onset awal rabies biasanya dimulai dengan gejala yang menyerupai penyakit flu, yaitu:

  • Demam.

  • Kelemahan otot.

  • Perasaan geli.

  • Rasa terbakar di lokasi gigitan.

Kemudian, jika virus terus menyerang sistem saraf pusat, ada dua jenis penyakit yang dapat berkembang, yaitu:

1. Furious Rabies

Orang yang mengalami furious rabies biasanya akan menjadi hiperaktif, bersemangat, dan menunjukkan perilaku yang tidak menentu. Gejala lain yang mungkin dialami pengidap furious rabies adalah:

  • Insomnia.

  • Gelisah.

  • Kebingungan.

  • Agitasi.

  • Halusinasi.

  • Air liur berlebih.

  • Gangguan menelan (disfagia).

  • Takut air.

2. Paralytic Rabies (Rabies Lumpuh)

Rabies jenis ini biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk memunculkan gejala, tetapi efeknya sama parahnya dengan furious rabies. Ketika mengalami paralytic rabies, orang yang terinfeksi perlahan-lahan akan menjadi lumpuh, koma, kemudian tak jarang berujung pada kematian.

Baca juga: 4 Fakta tentang Rabies pada Manusia

Lakukan Penanganan Medis Sesegera Mungkin

Setelah mengenali gejala-gejala rabies yang tadi telah dijelaskan, kamu perlu meminta bantuan medis sesegera mungkin adalah langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Setelah didiagnosis terinfeksi rabies, dokter biasanya akan melakukan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi agar tidak masuk. Salah satu suntikan yang diberikan adalah vaksin imunoglobulin rabies, yaitu sejenis antibodi rabies yang membantu melawan dan sekaligus mencegah virus menginfeksi lebih lanjut.

Vaksin ini sebenarnya bisa diberikan sesegera mungkin, setelah tergigit hewan, dalam serangkaian 5 suntikan dalam waktu 14 hari. Mendapatkan vaksinasi rabies sesegera mungkin setelah tergigit adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi. Sebelum memberi suntikan, dokter juga biasanya akan melakukan perawatan luka dengan mencucinya setidaknya selama 15 menit dengan sabun dan air. Prosedur ini dikenal dengan sebutan ‘profilaksis pasca pajanan’.

Baca juga: Hoax atau Bukan, Tembakau dapat Obati Penyakit Rabies

Itulah sedikit penjelasan tentang rabies, gejala, dan penanganan medis yang dapat dilakukan untuk mencegah kelanjutan infeksi. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!