Cegah Ileus Paralitik dengan Cara Ini
Halodoc, Jakarta – Usus adalah bagian dalam sistem pencernaan yang memiliki fungsi sangat penting, yaitu untuk untuk mencerna makanan dan minuman, sehingga bisa diserap dengan baik oleh tubuh. Jadi, usus akan bergerak mencerna makanan dan minuman yang kita konsumsi dengan gerakan peristaltik. Namun sayangnya, pergerakan usus ini juga bisa mengalami gangguan yang disebut ileus paralitik.
Kondisi ini tentu saja bisa membuat kamu merasakan sejumlah ketidaknyamanan pada perut, bahkan bisa menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani. Nah, kamu tentunya enggak mau kan mengalami gangguan pencernaan yang satu ini? Karena itu, ketahui cara mencegah ileus paralitik di sini.
Ileus paralitik atau pseudo-obstruction adalah kondisi di mana otot usus mengalami kelumpuhan sehingga proses pencernaan makanan dan fungsi lainnya menjadi terganggu. Seperti yang sudah dijelaskan sekilas di atas, makanan dan minuman yang kita konsumsi akan bergerak melalui saluran pencernaan dengan bantuan dari kontraksi otot usus.
Gerakan yang dihasilkan otot usus ini disebut juga gerakan peristaltik. Nah, ileus paralitik terjadi ketika otot usus ini terganggu, sehingga akhirnya pergerakan makanan dan minuman dalam usus mengalami hambatan.
Ileus paralitik merupakan kondisi medis yang serius yang perlu ditangani segera. Sebab, bila tidak, makanan dan minuman yang masuk akan menumpuk dalam usus dan berpotensi menyebabkan kerobekan usus (perforasi) yang bisa membahayakan nyawa pengidapnya.
Baca juga: Ini Kondisi yang Bisa Menyebabkan Terjadinya Ileus Paralitik
Kondisi yang Menjadi Penyebab Ileus Paralitik
Ileus paralitik umumnya terjadi pada seseorang yang baru saja menjalani operasi besar pada usus. Normalnya, usus halus akan kembali beraktivitas dalam beberapa jam setelah operasi, sedangkan usus besar kembali berfungsi normal dalam 3–5 hari pasca operasi.
Namun, obat-obat bius yang diberikan saat tindakan operasi kadang-kadang bisa memperlambat kontraksi usus. Selain obat bius, ada juga beberapa obat lainya yang bisa memicu terjadinya ileus paralitik, seperti morfin, antasida, amitriptyline, oxycodone, dan chlorpromazine.
Baca juga: Ketahui Operasi Laparoskopi untuk Mengangkat Usus Buntu
Selain operasi dan efek samping obat-obatan, beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan ileus paralitik, yaitu:
-
Peradangan dan infeksi saluran pencernaan, seperti penyakit Crohn, gastroenteritis, diverticulitis, dan radang usus buntu;
-
Penyakit Parkinson;
-
Gagal ginjal akut;
-
Sepsis;
-
Pasca trauma tulang iga atau tulang belakang;
-
Hipertiroidisme;
-
Serangan jantung (infark miokard akut);
-
Pasca melahirkan;
-
Gangguan elektrolit atau mineral tubuh, terutama hipokalemia; dan
-
Ketoasidosis diabetes.
Sebenarnya siapa saja berisiko mengalami ileus paralitik, terutama setelah menjalani operasi daerah perut. Namun, para lansia lebih berisiko mengalami kondisi ini. Selain itu, orang yang pernah menjalani radioterapi daerah perut juga berisiko terkena ileus paralitik.
Cara Mencegah Ileus Paralitik
Sayangnya, kebanyakan penyebab paralitik di atas, sulit untuk dicegah. Contohnya, tindakan operasi. Setiap dokter tentunya sudah memiliki indikasi tertentu terhadap suatu gangguan kesehatan saat memutuskan untuk melakukan operasi. Bila ingin mencegah ileus dengan tidak melakukan operasi pada daerah perut, hal tersebut dirasa kurang tepat karena kondisi kesehatan pengidap kemungkinan bisa bertambah buruk bila tidak dilakukan operasi.
Karena itu, cara terbaik untuk mencegah ileus paralitik adalah dengan cepat tanggap terhadap gejala dan tanda-tanda ileus bila kamu memiliki kondisi atau faktor risiko yang bisa mengakibatkan ileus paralitik.
Baca juga: Jaga Kesehatan Usus, Ini Bedanya Radang Usus dan Radang Usus Besar
Kalau kamu mengalami gejala-gejala yang mencurigakan seperti gejala ileus paralitik, segera periksakan diri ke dokter. Kamu juga bisa menceritakan kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui melalui fitur Talk to A Doctor untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan