Cegah Corona dengan Cuci Tangan, Perlukah Pakai Sabun Khusus?
“Sejak terdeteksi pertama kali di Wuhan pada akhir tahun 2019 lalu, sampai saat ini virus corona yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 telah menginfeksi jutaan warga di seluruh dunia. Meski vaksin telah diberikan, kamu tetap wajib menjalankan protokol kesehatan, salah satunya adalah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Namun, perlukah menggunakan sabun khusus?”
Halodoc, Jakarta - Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menjadi cara kedua selain memakai masker yang wajib dilakukan saat virus corona masuk dan menyerang di Indonesia. Memang, menggunakan hand sanitizer bisa jadi pilihan lain untuk membersihkan tangan dari kuman. Namun, para ahli menyetujui bahwa menggunakan sabun dan air mengalir tetap harus jadi cara utama yang dilakukan.
Lalu, ada pertanyaan baru yang muncul, apakah sabun yang digunakan adalah sabun khusus, misalnya sabun antibakteri? Atau tetap bisa menggunakan semua jenis sabun cuci tangan? Apakah ada perbedaan antara sabun khusus dengan sabun biasa dalam membantu menjaga kebersihan tangan dari kuman dan bakteri penyebab penyakit?
Baca juga: Tisu atau Pengering Tangan yang Lebih Higienis saat Corona?
Perlukah Cuci Tangan Menggunakan Sabun Khusus?
Semua jenis virus, termasuk corona bisa aktif di luar tubuh manusia selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Virus ini bisa menyebar dengan mudah melalui droplets, seperti saat bersin, batuk, atau berbicara. Disinfektan, cairan hand sanitizer, tisu basah, gel, dan krim yang mengandung alkohol semuanya berguna untuk membunuh virus ini, tetapi ternyata tidak seefektif sabun.
Saat beraktivitas sehari-hari, akan sulit bagi tangan untuk menghindari virus, bakteri, atau kuman. Mata tidak mampu melihat virus secara langsung sehingga mencuci tangan menjadi langkah terbaik untuk menghindari penularan penyakit. Melansir dari Huffington Post, dr. Neha Vyas, dokter keluarga di Cleveland Clinic mengatakan bahwa cuci tangan yang efektif dilakukan minimal selama 20 detik.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa jenis sabun ternyata bukan hal yang penting. Ini karena COVID-19 berasal dari virus, jadi sabun tangan antibakteri tidak akan memberi keunggulan tambahan, dibandingkan dengan jenis sabun yang lain.
Sementara itu, dr. Carl Fichtenbaum, ahli penyakit infeksi di University of Cincinnati College of Medicine juga mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang jelas bahwa sabun antibakteri bekerja lebih baik, daripada sabun lainnya. Ia menambahkan, yang paling penting adalah mencuci tangan selama setidaknya 20 detik dengan teknik yang benar.
Baca juga: Ketahui 11 Fakta Unik tentang Mencuci Tangan
Mengapa Sabun Dianggap Paling Efektif?
Melansir World Economic Forum, Palli Thordarson, profesor di School of Chemistry di University of New South Wales, Australia, juga turun ke Twitter untuk menjelaskan beberapa hal terkait teori kimia molekuler yang membantu menjelaskan mengapa sabun lebih efektif membunuh virus.
Thordarson menjelaskan bahwa virus cenderung terdiri dari tiga hal, yakni genom asam nukleat (bahan genetiknya: DNA atau RNA), protein yang membungkus asam nukleat dan membantu replikasi virus di dalam tubuh inang, dan lapisan luar yang berlemak. Koneksi antara ketiga bagian komponen ini membentuk struktur virus, tetapi koneksi itu lemah karena tidak ada ikatan kovalen yang memberikan struktur yang lebih stabil.
Sebaliknya, kata Thordarson, perakitan virus didasarkan pada interaksi “non-kovalen” yang lemah antara protein, RNA dan lipid. Mereka bersama-sama bertindak seperti perekat sehingga sulit untuk memecah partikel virus yang terbentuk sendiri.
Namun, sangat mungkin untuk memecah partikel dengan sabun yang baik dalam melarutkan lapisan lipid yang mengelilingi virus. Sabun juga menghancurkan semua ikatan lemah lainnya di dalam virus. Setelah itu terjadi, virus secara efektif akan hancur berantakan.
Mencuci tangan dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan dengan sabun karena ia mengandung senyawa seperti lemak yang disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid dan ditemukan dalam membran virus. Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun akan mengikatnya dan membuatnya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit.
Baca juga: Tangan Menjadi Tempat Penyebaran Virus dan Kuman
Saat Air dan Sabun Tidak Tersedia
Tentu saja, tidak semua tempat menyediakan air bersih, sabun, dan wastafel. Oleh karena itu, hand sanitizer juga bisa jadi alternatif. Bawalah selalu botol kecil hand sanitizer dan gunakan setelah bersentuhan dengan orang dan permukaan benda, seperti pegangan di bus atau kereta, gagang pintu, atau benda lain yang rentan disentuh oleh banyak orang.
Pilih produk hand sanitizer yang memiliki kandungan alkohol minimal 60 persen atau lebih. Produk pembersih tangan bebas alkohol saat ini juga dijual di berbagai tempat, tetapi mereka tidak direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention.
CDC merekomendasikan sabun dan air karena prosesnya lebih baik dalam membunuh jenis kuman tertentu, termasuk virus COVID-19. Terlebih jika tangan kamu kotor atau berminyak, hand sanitizer juga tidak akan membersihkannya dengan efektif.
Jadi, pastikan untuk membersihkan tangan dengan sabun sesering mungkin. Waspada juga dengan gejala COVID-19 yang memang sangat mirip dengan flu biasa. Jika kamu mendapati atau merasakan salah satu gejalanya dan semakin memburuk, jangan tunda untuk segera melakukan pemeriksaan medis ke rumah sakit terdekat atau bertanya pada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Kamu bisa download dan pakai aplikasi Halodoc untuk memudahkan chat dengan dokter spesialis kapan dan di mana saja.
Referensi:
Huffington Post. Diakses pada 2021. Does The Type Of Soap Or Hand Sanitizer You Use Matter For Coronavirus?
World Economic Forum. Diakses pada 2021. A Chemistry Professor Explains: Why Soap Is So Good at Killing COVID-19.
The Guardian. Diakses pada 2021. The Science of Soap – Here’s How It Kills the Coronavirus.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan