Cari Tahu Kata Dokter Soal Pusing setelah Gempa
Halodoc, Jakarta – Sesaat setelah diguncang bencana gempa bumi, pusing dan rasa mual bahkan muntah jadi hal yang paling sering dikeluhkan. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Rasa pusing yang muncul setelah gempa bumi disebut sebagai earthquake sickness, biasanya pusing ini hanya akan bertahan beberapa waktu dan menghilang dengan sendirinya. Mengutip situs The Telegraph, dokter menyebut bahwa pusing yang dirasakan setelah gempa terjadi karena tubuh kehilangan keseimbangan.
Efek pusing yang terjadi setelah guncangan gempa bumi disebut memiliki kesamaan dengan pusing yang dirasakan saat sedang mabuk perjalanan. Atau saat seseorang baru turun dari kapal, biasanya akan terasa pusing karena sebelumnya “terbentur” ombak di laut.
(Baca juga: Hindari Lakukan Ini Agar Tak Mabuk Perjalanan)
Hal ini terjadi karena otak berusaha menangkap sinyal yang tiba-tiba dari tubuh yang terguncang, namun beberapa indra seperti telinga dan kulit nyatanya tidak terpengaruh dengan guncangan tersebut. Maka otak akan menjadi bingung, dan pusing muncul sebagai dampak dari kondisi tersebut.
Selain itu rasa pusing biasanya akan semakin parah dengan kepanikan yang dialami saat menghadapi gempa bumi. Karena rasa panik tentunya akan menambah tekanan pada tubuh, sehingga gejala pusing akan terasa semakin parah. Terganggunya saraf vestribular di telinga akibat guncangan menjadi satu hal lain yang juga memicu terjadinya pusing.
Adanya ketidakseimbangan inilah yang kemudian menjadikan seseorang mengalami sensasi pusing dan bergoyang. Bahkan pada beberapa orang, rasa tersebut biasanya masih akan bertahan untuk beberapa saat setelah gempa terjadi.
Mengapa Pusing yang Terjadi Berbeda antara Satu Orang dengan Orang Lain?
Pusing dan perasaan berputar setelah gempa bumi biasanya tidak membutuhkan pengobatan khusus. Karena gejalanya akan berkurang dan hilang setelah beberapa menit.
Namun, pada beberapa orang rasa pusing biasanya bertahan sedikit lebih lama daripada orang lainnya. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
Biasanya perasaan berputar dan bergoyang yang dirasakan bahkan hingga beberapa jam setelah gempa terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya karena pada saat gempa terjadi, orang tersebut melakukan sejumlah gerakan yang menghentak. Misalnya berlari dalam keadaan panik sambil turun dari tangga. Hentakan kaki tersebut nyatanya dapat menyebabkan otot di sekitar leher dan kepala tertarik, dan menimbulkan pusing yang bertahan dalam waktu cukup lama.
Untuk mengurangi serangan pusing, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan merelaksasi tubuh. Cobalah untuk diam sejenak dalam keadaan senyaman mungkin, misalnya duduk. Kemudian pejamkan mata untuk beberapa saat sambil memikirkan hal-hal menyenangkan yang bisa membuat pikiran lebih tenang dan relaks.
Atau kamu juga bisa mencoba untuk merebahkan tubuh untuk beberapa saat, hingga bagian-bagian otot yang sebelumnya terasa tegang akan kembali rileks. Hal ini juga berguna untuk meredakan rasa panik yang menyerang setelah guncangan gempa bumi.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan gerakan memijat yang lembut di area leher dan kepala. Pijat bagian tersebut hingga rasa pusing berangsur berkurang dan kamu bisa melihat serta merasakan normal kembali.
Jika kamu masih mengalami serangan pusing, bahkan jauh setelah gempa bumi terjadi, cobalah untuk melakukan olahraga di luar ruangan. Hal ini disebut mampu membuat tubuh lebih rileks dan berguna untuk mengalihkan perhatian otak dari gempa yang sempat terjadi.
Kalau gejalanya masih tak mau hilang, bahkan bertambah parah, coba diskusikan dan minta saran dari dokter pakai aplikasi Halodoc. Bisa jadi ada hal lain yang menjadi penyebab dari rasa pusing tersebut. Kamu bisa menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Membeli obat pun semakin mudah dan pesanan akan diantar ke rumah dalam satu jam. Halodoc juga bisa digunakan untuk menjadwalkan pemeriksaan laboratorium jika dibutuhkan. Yuk, download segera!