Cara Efektif Mencegah Tumor Payudara
Halodoc, Jakarta - Tumor payudara boleh dibilang sebagai salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada wanita. Pasalnya, tumor payudara sering kali menimbulkan rasa nyeri meski terbilang jinak. Pun, tak menutup kemungkinan sel tumor bisa berubah menjadi ganas yang mengacu pada kanker payudara.
Sederhananya, ada dua jenis tumor payudara, yaitu jinak dan ganas. Ulasan ini akan lebih berfokus pada tumor payudara yang bersifat jinak disebut juga dengan fibroadenoma dalam dunia medis.
Baca juga: Bisakah Tumor Jinak Fibroadenoma Sebabkan Kanker Payudara?
Benjolan dalam Jaringan Payudara
Fibroadenoma atau fibroadenoma mammae (FAM) merupakan jenis tumor jinak yang paling umum terjadi di area payudara. Bentuk FAM bulat dengan batas tegas dan memiliki konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Selain itu, ukuran benjolan ini bisa membesar pada masa kehamilan.
Tumor yang umumnya diidap wanita berusia antara 15–35 tahun ini biasanya mudah bergeser saat disentuh. Hal yang perlu dipahami, kondisi medis ini berbeda dengan kanker payudara. Perbedaannya, FAM tak menyebar ke organ lain seiring waktu, tak seperti kanker payudara alias hanya tetap berada dalam jaringan payudara.
Lalu, kembali pada masalah semula, sebenarnya bagaimana cara mencegah tumor payudara?
Pentingnya Mammografi dan SADARI
Bicara tentang cara mencegah tumor payudara rasanya masih hitam-putih. Pasalnya, hingga kini, penyebab tumor payudara seperti fibroadenoma belum diketahui. Inilah yang membuat cara pencegahannya pun masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, setidaknya ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada payudara, yaitu:
- Wanita yang sudah menginjak usia 20 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara setidaknya 1–3 tahun sekali.
- Bila memiliki risiko kanker payudara, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammografi setiap setahun sekali.
- Bagi wanita yang berusia antara 45–74 tahun, lakukan pemeriksaan mammografi 1–2 tahun sekali.
Baca juga: Cara Diagnosis Fibroadenoma, Penyebab Munculnya Benjolan Payudara
Selain pemeriksaan mammografi, ada pula teknik sederhana untuk mengetahui perubahan pada payudara. Metode ini dikenal dengan nama SADARI alias Pemeriksaan Payudara Sendiri. Menurut rilis dari Kementerian Kesehatan, SADARI bisa membantu mengetahui adanya perubahan pada payudara. Lalu, seperti apa tekniknya?
Baca juga: Jangan Tertukar, Ini Pengertian Kista dan Tumor Payudara
Seperti yang dipublikasikan dalam Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit - Direktorat pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara sebagai berikut:
- Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
- Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara, lalu dorong siku ke belakang dan cermati kembali bentuk maupun ukuran payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan atau kontraksikan otot dada.
- Angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara serta cermati seluruh bagian payudara kiri, hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
- Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
- Ambil posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Gunakan ujung jari-jari untuk menekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Menurut ahli dari Yayasan Kanker Indonesia, SADARI sebaiknya dilakukan pada 7–10 hari setelah menstruasi.
Jika kamu ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang tumor atau kanker payudara atau punya keluhan kesehatan, kamu bisa bertanya langsung pada dokter di aplikasi Halodoc. Jadi, jangan sampai kamu belum download aplikasi Halodoc, ya. Kamu bisa tanya dokter, buat janji berobat di rumah sakit, dan beli obat tanpa harus keluar rumah.