Bumil Golongan Darah O Berisiko Picu Kernikterus pada Bayi?
Halodoc, Jakarta - Kernikterus adalah jenis kerusakan otak yang rentan menyerang bayi baru lahir akibat penumpukan bilirubin pada otak. Bilirubin adalah produk limbah yang diproduksi hati ketika memecah sel darah merah yang sudah tua. Tingginya kadar bilirubin yang tinggi pada bayi sebenarnya wajar karena tubuh mereka belum bisa mengeluarkan bilirubin sebagaimana mestinya.
Meskipun begitu, kadar bilirubin yang terlalu tinggi tidak boleh diabaikan karena berisiko mengembangkan kondisi yang lebih serius seperti kernikterus. Ada anggapan bahwa ibu yang memiliki golongan darah O berpeluang memicu kernikterus pada bayinya kelak. Benarkah demikian? Simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Benarkah Bayi Lahir Prematur Berisiko Alami Kernikterus?
Benarkah Ibu Golongan Darah O Berisiko Picu Kernikterus?
Penyebab utama terjadi kernikterus karena tingginya tingkat bilirubin dalam darah bayi, yang apabila tidak segera diatasi bisa menyebabkan kerusakan otak. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, kadang-kadang kernikterus juga bisa terjadi karena inkompatibilitas rhesus atau ABO antara ibu dan bayi.
Namun, inkompatibilitas ABO, yang disebabkan oleh golongan darah O, juga jarang menyebabkan kernikterus. Hal ini bisa saja benar, namun pada kasus yang jarang terjadi. Biasanya, hal yang lebih parah terjadi pada inkompatibilitas rhesus. Terjadinya inkompatibilitas rhesus (Rh) atau ABO pun tidak hanya berfokus pada ibu dengan golongan darah O saja, tetapi diperlukan ayah dengan golongan darah A, B, AB atau dengan Rh-positif.
Jika seorang ibu memiliki Rh-negatif, artinya sel darah merahnya tidak memiliki jenis protein tertentu yang melekat padanya. Apabila Si Kecil memiliki Rh-positif, berarti janin memiliki protein yang melekat pada sel darah, sehingga dikenal sebagai ketidakcocokan Rh.
Ketika ibu dan janin mengalami ketidakcocokan Rh, beberapa sel darah merah janin dapat melintasi plasenta dan masuk ke aliran darah ibu. Sistem kekebalan ibu mengenali sel-sel ini sebagai sel asing. Hasilnya, imun tubuh sang ibu menghasilkan protein yang disebut antibodi yang menyerang sel darah merah bayi. Antibodi ibu bisa masuk ke tubuh bayi melalui plasenta dan menghancurkan sel darah merah bayi.
Saat sel-sel darah ini dihancurkan, kadar bilirubin bayi akan naik. Nah, penumpukan bilirubin ini kemudian akan terakumulasi sampai bayi lahir, sehingga memicu terjadinya kernikterus. Apabila ibu memiliki golongan darah O atau Rh-negatif, kernikterus hampir selalu dapat dicegah dengan pemantauan yang tepat dan perawatan dini selama kehamilan.
Baca juga: Begini Prosedur Terapi Sinar untuk Tangani Kernikterus
Gejala Kernikterus yang Perlu Ibu Waspadai
Gejala utama kernikterus adalah jaundice atau penyakit kuning pada bayi. Tanda-tanda penyakit kuning biasanya akan segera muncul dalam beberapa hari setelah kelahiran Si Kecil. Penyakit kuning menyebabkan kulit bayi dan putih mata berubah warna kekuningan. Namun, gejalanya mungkin lebih parah saat Si Kecil mengalami kernikterus.
Selain mengalami jaundice, Si Kecil yang mengalami kernikterus cenderung lesu dan selalu mengantuk. Bayi pada umumnya memang banyak tidur, tetapi bayi yang mengidap kernikterus biasanya lebih lesu bahkan lebih sering tidur daripada biasanya dan sangat sulit dibangunkan. Ketika dibangunkan pun seringkali langsung kembali tidur. Gejala lain dari kernikterus meliputi:
- Menangis dengan nada tinggi;
- Nafsu makan berkurang;
- Tubuh lemas;
- Hilang refleks;
- Kepala dan tumit melengkung ke belakang, seperti busur;
- Gerakan tak terkendali;
- Muntah;
- Gerakan mata yang tidak biasa;
- Jarang BAK dan BAB;
- Demam;
- Kejang.
Baca juga: 3 Tindakan untuk Mencegah Kernikterus pada Bayi
Apabila ibu melihat gejala-gejala ini, segera temui dokter atau bawa Si Kecil ke rumah sakit. Kalau ibu punya pertanyaan lain mengenai kernikterus, tanyakan saja pada dokter Halodoc. Lewat aplikasi, ibu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.