Bukan Penyakit Biasa, Inilah Penyebab Gigantisme
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah gigantisme? Kondisi ini merupakan berlebihnya produksi hormon pertumbuhan pada anak-anak yang memberi dampak pada ukuran tinggi dan berat badan seseorang. Hal ini disebabkan karena di dalam tubuh anak-anak yang mengidap gigantisme terdapat hormon pertumbuhan yang jumlahnya di luar batas wajar.
Kondisi ini tergolong langka dan terjadi sebelum lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan di dalam tulang menutup. Anak yang mengidap kondisi ini tinggi tubuhnya dapat mencapai 2,25-2,40 meter. Meski mengalami pertumbuhan di atas rata-rata, penyakit ini tidak mudah diketahui gejalanya. Hal ini karena anak yang mengidap kondisi ini memiliki fase pertumbuhan anak yang wajar.
Gigantisme sangat jarang terjadi. Hanya sekitar 6 orang per tahun. Kondisi ini disebabkan karena terjadi perkembangan mutasi genetik pada tumor yang telah tumbuh pada kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar penting dalam tubuh yang menangani banyak fungsi, seperti mengarahkan organ lain untuk melakukan pekerjaan mereka.
Apa Penyebab Gigantisme?
Penyebab gigantisme yang paling sering ditemui adalah tumor pada kelenjar hipofisis yang terletak di bawah otak. Ini merupakan tumor yang terletak pada kelenjar pituitary. Kelenjar ini berperan pada perkembangan seksual, produksi urine, pengendalian suhu tubuh, serta metabolisme dan pertumbuhan. Tumbuhnya tumor pada kelenjar ini menyebabkan kelenjar pituitary memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Berikut ini merupakan penyebab gigantisme lainnya, antara lain:
-
Neurofibromatosis, yang merupakan kelainan keturunan yang menyebabkan tumor pada sistem saraf.
-
Sindrom McCune-Albright, yang merupakan suatu kondisi yang memengaruhi jaringan penghasil hormon endokrin. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan tidak wajar pada jaringan tulang, kelainan pada kelenjar, dan munculnya bercak coklat muda pada kulit.
-
Multiple endocrine neoplasia type 1, yang merupakan kelainan keturunan yang menyebabkan tumor pada kelenjar pituitary, kelenjar paratiroid, atau pankreas.
-
Carney complex, yaitu tumbuhnya tumor jinak pada jaringan ikat, tumor jinak atau ganas pada kelenjar endokrin, serta munculnya bintik-bintik yang lebih gelap pada kulit. Kondisi ini merupakan penyakit genetik.
Apa Gejala yang Dialami Pengidap Gigantisme?
Gejala pada gigantisme tergantung dari seberapa besar ukuran tumor pada kelenjar hipofisis. Tumor yang berukuran besar dapat menyebabkan gejala tambahan akibat penekanan saraf pada otak. Pengidap kondisi ini dapat mengalami sakit pada bagian kepala, kelelahan, gangguan penglihatan, mual, kehilangan penglihatan, serta siklus menstruasi yang tidak normal. Gejala gigantisme lainnya dapat berupa:
-
Jari kaki dan tangan terasa menebal.
-
Tangan dan kaki yang berukuran sangat besar.
-
Wajah yang terasa kasar.
-
Dagu dan dahi yang berukuran lebar.
-
Terdapat celah di antara gigi.
-
Gangguan pola tidur.
-
Perkembangan masa puber yang terlambat.
-
Sering sekali berkeringat.
-
Pertumbuhan anak lebih besar dan tinggi dari anak lain seusianya.
-
Dahi dan rahang lebih menonjol.
-
Hidung yang rata.
-
Kepala, bibir, atau lidah yang berukuran besar.
Gejala berikut ini dapat terjadi pada kasus gigantisme yang serius, antara lain:
-
Diabetes melitus, yaitu penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh diatas normal.
-
Tekanan darah tinggi, yaitu kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.
-
Penyakit jantung, yaitu kondisi saat jantung mengalami gangguan.
Nah, itulah gejala-gejala dan penyebab gigantisme yang terjadi pada pertumbuhan anak. Sangat disarankan untuk segera berdiskusi dengan dokter apabila kamu menemui salah satu gejala gigantisme pada anak atau orang-orang terdekatmu. Dengan Halodoc kamu bisa berdiskusi di mana dan kapan pun melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga dapat membeli obat, dan akan diantar ke rumah kamu dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya segera!
Baca juga:
- Ini Perkembangan Ideal Anak dari 1-3 Tahun
- Tahap Pertumbuhan Anak Sesuai Usia 1-3 Tahun
- Tahap Pertumbuhan Anak Sesuai Usia 4-6 Tahun
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan