Bukan Pakai Masker, Ini Tips Olahraga Sehat di Jakarta

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 Agustus 2019
Bukan Pakai Masker, Ini Tips Olahraga Sehat di JakartaBukan Pakai Masker, Ini Tips Olahraga Sehat di Jakarta

Halodoc, Jakarta - Polusi masih menjadi masalah besar di ibu kota. Masker menjadi benda penting yang tidak boleh tertinggal, sebagai bentuk pencegahan dari paparan asap dan debu kendaraan yang berlebihan. Polusi semakin tinggi karena kemacetan ibu kota, baik pada pagi, siang, sore, atau malam hari. Secara tidak langsung, hal ini menjadi santapan harian masyarakat. 

Tentu saja, polusi ini mengancam kesehatan. Pasalnya, olahraga bisa terhambat, karena olahraga yang dilakukan di luar ruangan menjadi tidak lagi menyenangkan. Apakah kamu juga merasakannya? Melakukan lari pagi, misalnya, atau olahraga sehat lainnya, dengan asap kendaraan yang menjadi asupan udara? Paru-paru menjadi sesak rasanya, batuk-batuk juga bisa terjadi. 

Pakai Masker Bukan Solusi

Demi tetap bisa berolahraga sehat di pagi hari, tidak sedikit masyarakat Jakarta yang memutuskan untuk mengenakan masker ketika berolahraga. Sedikit aneh terlihat mungkin, tetapi apa lagi yang bisa dilakukan supaya polusi tidak mengganggu dan olahraga tetap menyenangkan? Tentunya, hal ini membuat masyarakat menjadi semakin enggan untuk berolahraga. Bukannya sehat, malah penyakit lain menanti untuk menyerang tubuh. 

Baca juga: Tips, Manfaat, dan Waktu yang Tepat untuk Lari Pagi

Lalu, apakah penggunaan masker ketika melakukan olahraga sehat ini dibolehkan? Sebenarnya, tidak masalah. Namun, kamu juga perlu perhatikan, bahwa saat berolahraga, organ-organ kardio dan paru-paru kamu bekerja lebih keras daripada biasanya. Misalnya saat kamu lari. Pasti napas menjadi ngos-ngosan dan jantung berdegup lebih cepat. Normalnya laju pernapasan 16-20 kali setiap menit, namun akan meningkat saat olahraga dan menjadi 30-40 kali per menit.

Coba bayangkan. Pasti kamu menjadi lebih sulit bernapas dengan normal ketika kamu mengenakan masker bukan? Jika diibaratkan, seperti kamu bernapas tetapi melalui sedotan. Meski napas dilakukan lewat mulut sekalipun, tetap saja tidak nyaman. Jika dibiarkan, dada menjadi sesak dan kamu bisa saja pingsan atau mengalami iskemia. Ini kondisi serius ketika tubuh kekurangan oksigen. 

Baca juga: 5 Manfaat lari Pagi untuk Kesehatan

Bagaimana Sebaiknya?

Lari tanpa menggunakan masker membuat kamu berisiko terkena paparan polusi udara. Namun, hal ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kamu menggunakan masker ketika berlari. Setidaknya, tanpa masker, oksigen yang kamu hirup masih jauh lebih banyak daripada kalau kamu olahraga sehat pakai masker. Solusi lain yang bisa kamu pertimbangkan adalah lokasi larinya. 

Kamu bisa memilih daerah rimbun seperti yang dimiliki Universitas Indonesia cocok untuk suka berolahraga, terutama lari. Banyaknya pepohonan membuat oksigen di kawasan tersebut berlimpah. Udaranya segar, terlebih di pagi hari, sehingga banyak masyarakat Jakarta yang memutuskan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat olahraga yang paling direkomendasikan. 

Kamu juga bisa memilih berolahraga lari di stadion, tempat fitness atau taman sebagai alternatif tempat lainnya yang bisa dipertimbangkan. Sebaiknya kurangi olahraga di tepian jalan raya, karena paparan polusinya akan lebih terasa. Selain memilih lokasi tempatnya, kamu bisa menentukan waktu yang tepat untuk berolahraga, misalkan pada pagi hari sehingga tidak terlalu terpapar polusi udara yang berlebihan. 

Baca juga: Selain Lari, Masih Ada 5 Olahraga Kardio yang Bisa Dicoba

Jangan jadikan isu polusi ini sebagai alasan kamu menjadi semakin malas berolahraga. Tubuh tetap perlu diperhatikan kesehatannya, karena bisa melindungi kamu dari penyakit. Jangan lupa konsumsi vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh. Kamu bisa membelinya lebih mudah melalui aplikasi Halodoc dengan memanfaatkan fitur Beli Obat

Referensi: 
Vice. Diakses pada 2019. That Training Mask Doesn’t Do What You Think It Does. 
Cambridge Mask Co. Diakses pada 2019. Pollution & Exercise: 5 Things You Need to Know.
UPMC Health Beat. Diakses pada 2019. Do Training Mask Really Work?