Bukan Karena Kasmaran, Ini 6 Faktor Penyebab Jantung Berdebar-debar
Halodoc, Jakarta - Enggak percaya kalau kasmaran bisa membuat deg-degan? Kondisi ini membuat tubuh memicu produksi hormon adrenalin, norepinefrin, dan dopamin. Nah, ‘pertempuran’ ketiga hormon itu yang memunculkan euforia atau perasaan gembira dan antusias yang berlebihan.
Enggak cuma itu, gabungan ketiganya bisa menimbulkan reaksi lain pada tubuh. Misalnya gelisah, stres, tegang, gugup setengah mati, hingga jantung berdebar-debar. Jantung berdebar-debar karena kasmaran sih enggak ada salahnya, bahkan menyenangkan, bukan? Namun, apa jadinya bila jantung berdebar disebabkan oleh hal lain, seperti masalah kesehatan contohnya?
Satu ini pasti bikin semua orang cemas. Pikiran langsung tertuju pada satu kondisi banyak kondisi, salah satunya penyakit jantung. Tunggu dulu, enggak semua penyebab jantung berdebar karena jatuh cinta atau penyakit jantung.
Baca juga: Ketahui 7 Ciri Gejala Awal Sakit Jantung
Detak yang Bervariasi
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, tidak ada salahnya mengenal lebih dekat dengan detak jantung. Sudah tahu detak jantung normal? Untuk orang dewasa, detak jantung yang normal berkisar 60-100 detak permenit. Jumlah ini dipengaruhi banyak faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, dan aktivitas seseorang.
Contohnya, seseorang yang tengah berolahraga memiliki detak jantung yang berbeda dengan mereka yang sedang beristirahat. Tubuh memerlukan lebih banyak oksigen saat berolahraga, maka jantung memompa darah lebih cepat. Hal ini yang menyebabkan jantung berdebar tidak beraturan.
Namun, ada pula kondisi ketika jantung tiba-tiba saja berdegup dengan cepat dan kencang tanpa alasan. Bahkan, sensasi debarannya ini bisa terasa sampai area tenggorokan dan leher. Di dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai jantung berdebar atau palpitasi.
Baca juga: Hindari Kebiasaan Ini Demi Jantung Sehat!
Gaya Hidup sampai Faktor Psikologi
Banyak faktor pendorong yang bisa menyebabkan jantung berdebar-debar. Nah, berikut penjelasan lengkap seperti yang diulas dalam National Institutes of Health - MedlinePlus dan National Heart, Lung, and Blood Institute, di antaranya:
1. Gaya Hidup yang Keliru
Mengadopsi gaya hidup yang keliru atau bahkan tidak sehat? Jangan heran bila muncul beragam keluhan pada tubuh seperti jantung berdebar-debar. Ingat, gaya hidup di bawah ini bisa memicu jantung berdebar, yaitu:
-
Kebiasaan merokok;
-
Sering mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman berenergi;
-
Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti ekstasi, kokain, ganja, ataupun amfetamin;
-
Gemar mengasup makanan pedas;
-
Kurang istirahat atau tidur;
-
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol;
-
Berolahraga dengan porsi yang berat atau intens.
2. Penyakit Jantung
Jantung berdebar-debar yang tidak kunjung membaik bisa menandai adanya penyakit jantung, seperti:
-
Kardiomiopati;
-
Penyakit jantung bawaan;
-
Penyakit katup jantung;
3. Dipicu Faktor Psikologi
Selain faktor fisik, penyebab jantung berdebar bisa dipicu faktor psikologi. Singkat kata, suasana hati yang sedang dirasakan bisa membuat jantung berdetak abnormal.
-
Serangan panik;
-
Cemas atau ketakutan;
-
Stres atau gelisah.
Baca juga: 3 Cara Jitu Menjaga Kesehatan Jantung
4. Penyakit atau Kondisi Tertentu
Penyebab jantung berdebar bisa terjadi karena penyakit atau kondisi tertentu, seperti:
-
Hipotensi ortostatik;
-
Kadar gula darah rendah (hipoglikemia);
-
Demam di atas 38 derajat Celcius;
-
Penyakit tiroid seperti hipertiroidisme;
-
Anemia.
5. Konsumsi Obat-obatan
Beberapa obat-obatan berikut ini menimbulkan efek samping berupa jantung berdebar-debar. Contohnya:
-
Obat tekanan darah tinggi;
-
Obat asma;
-
Antibiotik;
-
Anti-jamur;
-
Antidepresan;
-
Antihistamin.
6. Gangguan Irama Jantung
Penyebab jantung berdebar-debar bisa dipicu oleh aritmia atau gangguan irama jantung, contohnya:
-
Fibrilasi atrium;
-
Takikardia ventrikular;
-
Takikardia supraventrikular.
Ingat, andaikan jantung sering berdebar-debar tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berdetak normal, segeralah temui dokter. Kamu bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan, hanya melalui aplikasi Halodoc.