Bukan Diasingkan, Ini Cara Mengobati Kusta
Halodoc, Jakarta - Tahukah kamu menurut data dari tahun 2015 disebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga, setelah India dan Brasil, dalam kejadian kasus kusta. Penyakit ini memiliki stigma yang terlanjur negatif dari masyarakat. Bahkan ada juga yang menganggap bahwa pengidapnya tidak akan sembuh dan harus diasingkan ke daerah yang jauh. Padahal faktanya penyakit ini bisa diobati. Akibat stigma negatif yang terlanjur berkembang luas, pengobatan jadi tertunda dan pengidapnya semakin sulit untuk bisa sembuh.
Baca juga: Disebut Penyakit Mematikan, Inilah Awal Mula Penyakit Kusta
Kenali Kusta Lebih Dalam
Kusta adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Kusta bisa sebabkan seseorang alami gejala seperti luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa.
Penyebab dari kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini tidak langsung menyebabkan infeksi, ia membutuhkan 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh manusia. Tanda dan gejala kusta dapat terjadi 1 hingga 20 tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh pengidapnya. Beberapa gejala yang terjadi saat mengalami kusta, yaitu:
- Mati rasa, baik sensasi terhadap perubahan suhu, sentuhan, tekanan ataupun rasa sakit;
- Muncul lesi pucat dan menebal pada kulit;
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit;
- Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut;
- Kelemahan otot sampai kelumpuhan, terutama otot kaki dan tangan;
- Kehilangan alis dan bulu mata;
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat menimbulkan kebutaan;
- Hilangnya jari jemari;
- Kerusakan pada hidung yang menimbulkan mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung.
Untuk informasi lebih jauh, coba chat dengan dokter di aplikasi Halodoc. Dokter di Halodoc memberikan informasi yang kamu butuhkan tentang penyakit ini sehingga kamu paham kapan seharusnya menemui dokter untuk mengobatinya.
Baca juga: Alasan Kusta Bisa Jadi Penyakit Epidemik
Bagaimana Cara Mengatasi Kusta?
Pengobatan kusta ditujukan untuk memutuskan mata rantai penularan, menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan pengidap, serta mencegah terjadinya kecacatan. Supaya pengidapnya bisa sembuh dan mencegah terjadinya resistensi, pengobatan kusta menggunakan kombinasi beberapa antibiotik yang disebut dengan multi drug treatment (MDT). Pengidap kusta bisa diberikan kombinasi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Jenis antibiotik, dosis, dan durasi penggunaannya ditentukan berdasarkan jenis kusta. Penanganan kusta sebenarnya tidak cuma melalui obat-obatan, namun juga bisa melalui tindakan pembedahan. Tujuan prosedur pembedahan bagi pengidap kusta, yaitu:
- Menormalkan fungsi saraf yang rusak;
- Memperbaiki bentuk tubuh pengidap yang cacat;
- Mengembalikan fungsi anggota tubuh.
Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyembuhkan Kusta?
Kenali Berbagai Komplikasi dari Kusta
Penting untuk diketahui bahwa kusta yang tidak ditangani dengan cepat dan efektif bisa menimbulkan komplikasi, yaitu:
- Kebutaan atau glaukoma;
- Disfigurasi wajah, termasuk pembengkakan permanen dan benjolan;
- Gagal ginjal;
- Kelemahan otot yang mengarah ke tangan;
- Ketidakmampuan melenturkan kaki;
- Kerusakan permanen pada saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang;
- Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.
Selain itu, komplikasi dari kusta sendiri bisa mengakibatkan cacat progresif atau kerusakan permanen pada bagian hidung, alis, atau jari kaki.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Leprosy Overview.
WebMD. Diakses pada 2019. What are the complications of leprosy?