Waspada Dampak Negatif pada Anak Sekolah di Usia Terlalu Dini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Juni 2018
Waspada Dampak Negatif pada Anak Sekolah di Usia Terlalu DiniWaspada Dampak Negatif pada Anak Sekolah di Usia Terlalu Dini

Halodoc, Jakarta – Orangtua mungkin akan merasa gemas dan bangga melihat sang buah hati mulai aktif dan mengerti banyak hal. Tak jarang, hal itu akan mendorong keinginan para orangtua untuk mulai mendaftarkan anak ke sekolah.

Apalagi saat ini semakin banyak sekolah-sekolah yang memang dibuat dan berisi anak-anak yang masih relatif kecil. Mulai dari dua tahun, empat tahun, hingga lima tahun. Namun orangtua ibu harus mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk memasukkan anak sekolah di usia dini, lho. Terburu-buru dalam menyekolahkan anak ternyata bisa memberi dampak yang negatif.

Hal ini terjadi karena pada dasarnya usia sangat memengaruhi tingkat kematangan emosional anak. Masalah umur juga akan menjadi penentu kemampuan menyerap informasi serta daya tangkap anak saat menerima hal baru.  Memaksa Si Kecil sekolah di usia yang terlalu dini dapat memberinya kesulitan dalam menyerap pelajaran, atau kesulitan menjalin pertemanan dengan teman sekelas yang mungkin lebih tua.

Sebuah penelitian menyebut bahwa anak yang “dipaksa” sekolah di usia dini berpotensi mengalami gangguan kejiwaan. Sebab ia harus memasuki dunia yang sebenarnya tidak sesuai dengan usianya. Nyatanya gangguan yang mungkin dialami tak hanya sebatas masalah sosial.

Ada risiko gangguan psikologis yang mungkin dialami anak yang belum cukup umur saat harus sekolah. Yaitu Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) alias sindrom hiperaktif. ADHD merupakan gangguan pada perkembangan otak yang bisa membuat anak hiperaktif, impulsif, dan sulit memusatkan perhatian. Karena perilaku tersebut, beberapa orang menganggap anak ADHD nakal dan sulit diatur.

(Baca juga: Fakta Soal Anak ADHD yang Harus Orangtua Tahu)

Masalah Perilaku

Sebenarnya, kebiasaan memaksa anak untuk melakukan hal yang belum waktunya ia lakukan bisa memicu terjadinya masalah perilaku. Apalagi jika memaksakan anak untuk bersekolah padahal belum masuk usia yang cukup. Itulah mengapa ada beberapa sekolah yang kerap mengatur batas usia murid yang akan diterima.

Anak-anak belum memiliki pengendalian diri yang sempurna. Nah, saat orangtua memaksa anak sekolah di usia dini, bisa terjadi hambatan pada perkembangan kemampuan ini. Hal itu pula yang akhirnya meningkatkan risiko hiperaktif pada anak.

Untuk itu, para orangtua diharapkan untuk berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk menyekolahkan anak di usia dini. Pada tingkat yang lebih parah, anak mungkin akan mengalami berbagai masalah yang membuatnya harus menjalani perawatan medis pada usia yang masih sangat muda.  

(Baca juga: 5 Cara Persiapkan Si Kecil untuk Bersekolah)

Daripada memaksakan anak sekolah dini, orangtua bisa mencoba untuk memfasilitiasi kegiatan belajar anak di rumah. Misalnya, ajak ia untuk melakukan permainan yang mendidik, seperti mewarnai gambar, berhitung. Hal-hal itu nyatanya bisa merangsang otak anak untuk bekerja lebih baik.

Terbiasa membuat Si Kecil belajar bisa menjadi persiapan untuk menghadapi lingkungan sekolah kelak. Tips bagi para orangtua yang ingin menyekolahkan anak adalah pastikan bahwa batas usia sudah terpenuhi. Selain itu, cari tahu terlebih dahulu apakah di dalam kelas ada murid lain yang seusia dengan anak. Jangan biarkan ia menjadi yang termuda seorang diri karena itu juga bisa menghambat hubungan sosialnya.

(Baca juga: Si Buah Hati Terlalu Cerewet? Hati-hati menghadapinya)

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!