Trik Menemukan Bakat dalam Diri Si Kecil
Halodoc, Jakarta – Berbeda dari mengukur tingkat kecerdasan, menemukan bakat seorang anak bisa dilakukan hanya dengan mengamati. Hal tersebut karena bakat lebih berhubungan dengan motorik maupun keterampilan yang ditunjukkan oleh seorang anak. Namun, bila bakat yang dimiliki anak tidak terus diasah dan dikembangkan, maka bakat bisa menghilang. Karena itu, penting bagi orangtua untuk mulai mengamati minat dan bakat yang ditunjukkan anak.
Kenali Ciri-ciri Anak Berbakat
Sebelum menggali bakat anak, ibu perlu mengenali ciri-cirinya anak berbakat pada suatu bidang. Biasanya anak akan mulai menunjukkan kesukaan dan keterampilannya sejak umur tiga tahun dan mulai semakin terlihat di usia enam tahun. Berikut hal yang bisa ibu lakukan untuk mengetahui ciri-ciri anak berbakat:
- Jika anak menguasai suatu bidang tertentu dengan sangat cepat, itu bisa menjadi salah satu pertanda bahwa si kecil berbakat di bidang tersebut. Contoh, anak yang berbakat bermain piano, akan lebih mudah mempelajari sebuah lagu dibanding anak-anak lainnya. Ia juga memiliki ketajaman mendengar not, dan sebagainya.
- Anak berbakat mempelajari sesuatu dengan cara yang berbeda. Jika ada suatu masalah atau tantangan yang dialami, anak berbakat cenderung ingin menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Misalnya, jika seorang anak yang berbakat menyanyi menemukan ada nada yang tidak bisa dijangkau, maka ia akan berlatih sendiri atau menemukan alternatif nada lain agar bisa tetap menyanyikan lagu tersebut dengan baik.
- Anak berbakat akan berinisiatif untuk mempelajari hal yang disukainya. Idealnya, bakat yang dimiliki anak sejalan dengan minatnya. Jadi, anak yang menyukai dan berbakat di bidang menari, akan dengan sendirinya berlatih menari dengan senang, walaupun pelatihnya tidak datang.
Jenis-jenis Bakat
Bakat atau kumpulan keterampilan dan kemampuan yang dapat dikembangkan dikelompokkan menjadi 8 jenis, yaitu:
1. Kecerdasan Bahasa
Ciri-ciri anak yang berbakat di bidang bahasa adalah anak dapat memahami dan mempelajari kosa kata baru dengan cepat dan mudah, suka menulis, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
2. Kecerdasan Spasial atau Visual
Contoh anak memiliki kecerdasan spasial atau visual adalah si kecil mudah memahami permainan yang menggunakan peta atau diagram. Biasanya anak yang berbakat di bidang ini gemat menggambar, memiliki imajinasi yang tinggi, dan penyuka film.
3. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan yang melibatkan fisik, seperti berolahraga. Ciri-ciri anak berbakat dalam bidang ini adalah pintar meniru gerakan, menyukai aktivitas fisik, serta memiliki kemampuan motorik yang baik.
4. Kecerdasan Musik
Si kecil sangat suka menyanyi dan mudah mengingat nada? Bisa jadi ia memiliki kecerdasan audio.
5. Kecerdasan Intrapersonal
Coba perhatikan, apakah si kecil lebih pemalu dan sering menarik diri dari permainan berkelompok? Mungkin anak ibu memiliki kecerdasan intrapersonal. Ia akan lebih bisa belajar dengan baik ketika sendirian.
6. Kecerdasan Interpersonal
Terbalik dengan kecerdasan intrapersonal, anak yang memiliki kecerdasan interpersonal suka bersosialisasi dengan temannya, sering menjadi pemimpin saat bermain dan lebih menonjol di antara teman-temannya.
7. Kecerdasan Logika Matematik
Anak yang memiliki tipe kecerdasan yang satu ini lebih suka belajar tentang logika dan angka. Ia menikmati permainan strategi seperti labirin atau puzzle dan lebih memilih permainan berhitung, serta mencari objek yang hilang.
8. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual terlihat jika si kecil tertarik kepada hal-hal spiritual dan suka bertanya, seperti, “Bagaimana manusia tercipta?, Kok di perut ibu bisa ada bayi? Apa artinya meninggal?” dan lain-lain.
Cara Mengetahui Bakat Anak:
Nah, setelah mengetahui jenis-jenis kecerdasan yang ada, ibu selanjutnya dapat mengetahui bakat anak dengan cara-cara berikut:
- Mengamati minat anak dengan cara melihat kegiatan apa saja yang sering dilakukan si kecil? Dan dalam hal-hal apa si kecil lebih berminat?
- Mengikuti setiap perkembangan anak dengan cermat.
- Ibu bisa memberikan stimulus atau rangsangan kepada anak dengan mengenalkannya kepada sejumlah bidang, mulai dari olahraga, kesenian, sampai bahasa, lalu mendukungnya dengan cara memberikan fasilitas atau kursus.
- Mengajak anak melakukan tes bakat atau psikologi untuk melihat kelebihan dan kekurangan anak. Tes ini bisa dilakukan ketika anak berusia 6 tahun atau sudah mulai masuk sekolah.
Pertumbuhan dan perkembangan anak sebaiknya dicermati dengan baik, sehingga ibu tidak melewatkan potensi-potensi yang dimiliki si kecil. Jika ibu mengalami kesulitan mengenali tingkah laku atau minat anak, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Ibu dapat menghubungi dokter dan dengan nyaman berdiskusi melalui Video/Voice Call dan Chat. Selain itu, ibu bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Tinggal order dan pesanan akan diantarkan dalam satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan